0.1

539 73 6
                                    

"Arka! Ayo berangkat!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arka! Ayo berangkat!!"

"Bentar!!"

"Hadeh anak itu, siap-siap aja udah kaya cewek! Cepetan keburu telat!"

Tampak sosok pria berjas hitam yang ditunggu akhirnya menuruni tangga dengan tangan yang sibuk mengenakan arlojinya dipergelangan tangannya yang lainnya.

Sosok wanita paruh baya itu pun tersenyum melihat ketampanan putranya yang berpenampilan formal itu.

"Akhirnya yang ditunggu turun juga, anak perawan Mama."

"Sembarangan dibilang anak perawan. Udah ayo kita berangkat."

Arka membiarkan ibunya memeluk lengannya kemudian mereka pergi keluar rumah dan berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan sana.

+×+

"Bubu, Nata gak mau dijodohin...kan masih ada Darren sama Reno yang belum nikah tapi kok Nata malah disuruh nikah duluan?"

Keluhan dan rengekan yang keluar dari bibir sosok manis itu selalu hanya menjadi sebuah angin lalu bagi mereka membuat yang mengeluh hanya bisa menekuk bibirnya.

"Kalo manggil yang lebih tua yang sopan dong, cil."

"Maklumin, Bang. Bocil masih bau minyak telon."

"Enak aja kalo ngomong! Bubu, liat tuh mereka ngomongin Nata..." Si manis akhirnya mengadu ke orang tuanya yang dihadiahi helaan napas darinya.

"Reno, Darren..."

Mendengar itu membuat kedua orang tersebut memutar mata dan menatap malas pria manis di hadapan mereka, "Cih, ngaduan."

"Udah-udah jangan ribut terus! Gak di rumah gak di luar, ribut terus kerjaannya." tengah sang kepala keluarga membuat yang lain langsung bungkam.

"Omong-omong orangnya mana, Dad? Kok gak dateng-dateng?" tanya si sulung yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mereka.

Yang ditanya menunjukkan layar handphone yang menampilkan ruang obrolan dengan orang yang akan ditemuinya, "Udah di depan, Daddy udah suruh mereka ke sini."

Mendengar itu membuat sosok si bungsu semakin menekuk bibirnya.

Sebuah ketukan pintu menyapa indra pendengaran mereka, tak lama muncullah sesosok wanita cantik dari balik pintu tersebut.

"Permisi..."

"Ah akhirnya sampai juga, mari masuk."

Berjabat tangan sebagai tanda penyambutan lalu memberikan tempat duduk kepada tamu yang baru saja tiba.

"Sebelum memulai pembahasan, lebih baik kita makan dulu. Silahkan dimakan..."

Akhirnya mereka sempatkan diri untuk makan malam bersama lebih dulu diiringi canda tawa dari orang tua, berbeda dengan anak-anak mereka yang hanya diam dan menyimak.

AFTER MARRIED (TAEGYU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang