• 03

451 66 3
                                    

Pagi pagi gini tuh masih tidur. Tapi kalo salah satu siswa berantem dan menimbulkan kericuhan gimana?

"Mulai lagi dah bangsat." Umpat seorang gadis melihat Pakgo cari masalah lagi ke Hobin. Dendaman banget botak. Muka lu merah noh.

Bosan ga sih liat itu terus? kalo liat saling bunuh kan seru tuh. Ntar [Name] sawer deh sekalian.

SYUUNG

Hobin menghindar dari pukulan Pakgo.

"Menurut ku sih, kalo emosi meluap pukulan makin melemah.." Batin [Name] Masih memperhatikan Hobin dan Pakgo. Kagum sama Hobin, dia menghindar dengan cepat.

Tapi nyatanya Hobin ga ngehindar.

"Sialan! menghindar, ya?!" Pekik Pakgo marah. Senyuman sombong [Name] pun keluar

"Pukulan mu saja yang tidak kena tolol." Ucap [Name]. Pandangan semua orang kearah gadis di belakang sedang duduk anteng sambil mengulas senyumannya

"Semakin kau emosi, semakin kau berhalusinasi. Paham kan maksudnya, Pakgo?" Wink! Mata kiri [Name] kedipkan genit. Pakgo tidak terima pun ia berjalan kebelakang, ke bangku [Name] dengan wajah memerah karna kesal.

BRAK

"Gadis jelek nggak usah ikut campur. Mau ku pukul juga biar wajah jelek mu makin jelek hm?" Ujar Pakgo. [Name] biasa biasa aja. Ga tersinggung sih. Kedua tangan Pakgo terulur ke kerah baju [Name] sampai dia berdiri dari bangkunya

"Anjing. Kalo kesel juga ngapain gituin gua ampe berdiri tai. Kan lagi pw."

Hobin menyadari bahwa Pakgo ke belakang dan mencengkram kerah seorang gadis. Ia seperti mengenali gadis itu.. ah iya waktu di rumah sakit.

"Masalah kita jangan di bawa ke orang! biarkan kita ber.. dua.. aja.." Kedua manik Hobin tersentak ketika Pakgo di banting ke bawah sama [Name] dengan sangat mudahnya.

"Memb-membanting dengan mudah?!"

Tunggu, ada yang terpukau sepertinya disini.

Tak sempat bangun lagi satu pukulan mendarat di samping kepala sampai lantai tersebut hancur. Sial, Pakgo agak ciut ketika matanya melirik lantai di samping Kepala hancur. Dia membayangkan apa yang terjadi jika kepala botak nya hancur.

"Kurus, gendut, jelek, hitam, pendek dan tinggi itu adalah wajar." Ujar [Name] bangun lagi dan melihat Pakgo santai. Hobin heran gadis itu tidak kebas sama sekali.

"Yang tidak wajar adalah ketika orang selalu menghina fisik dan dia tidak melihat diri sendiri bahwa dirinya lebih rendah dari pada yang ia hina." Ucap [Name] masih senyum sambil membenarkan kacamata lalu kerah baju. Baru tau aku, lu pake kacamata.

Terlebih lagi Jjiksae sudah memegang kamera nya dari tadi. Yang paling ia sorot [Name] dan saat membanting Pakgo pun terkena. Ah gapapa sih.

Komen di live streaming pun ramai. Views juga meningkat adanya kejadian barusan.

"Bus bus apa yang keren? buset itu mah gua!"
Batin [Name] bangga akan diri sendiri. Idih geer amat

Sampai kapanpun, Pakgo tidak akan lagi cari masalah sama gadis itu.

Dibilang, lembek lembek gini jangan cari masalah.
.
.

"Taehoon, aku bosen. Kau main game terus. Mata mu lama lama rabun loh" Ucap [Name] melihat Taehoon sangat asik dengan layar berisikan permainan yang ia mainkan. Taehoon melirik kesamping tepat ke [Name] lalu menatap kembali layarnya

"mau jalan-jalan? bentar, aku selesain dulu." Kata Taehoon lanjut memainkannya. Kedua manik kelam [Name] memutar malas ketika mendengar kataan dari Taehoon.

𝐇𝐎𝐖 𝐓𝐎 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang