• 07

141 22 0
                                    

one month. G
.
.

"Jadi begitu ya? kau mengajak Taehoon berduel ditempat yang licin supaya tidak memakai teknik Balchagi dan Dwichagi?" [Name] berbicara seraya ia mengerutkan kedua alisnya. Hobin duduk sila di lantai di hadapan [Name] yang duduk satu kaki ia naikkan

Hobin mengangguk angguk sambil tertawa renyah. lelaki itu menggaruk garuk tengkuk tak gatal. [Name] membetulkan kacamata yang bertengger di batang hidung, memperhatikan Hobin lekat dari gerak gerik nya dibalik lensa kacamata

"Bocah ini pintar juga memilih tempat yang licin biar Taehoon tidak bisa menggunakan kedua jurus utama nya. Bocah ini ada peluang besar walau Taehoon pro sekalipun.." Batin [Name] memperhetikan Hobin lekat dari gerak gerik nya dibalik kacamatanya

"Dia tau kelemahan seorang pro taekwondo? apa gara gara channel itu?"

Hobin berkeringat dingin di tatap oleh [Name] terus terusan seperti itu. menelan ludah kasar kedua tangan mengepal kuat, kepalanya menunduk kebawah

[Name] menatap wajah Hobin, "Lalu, tujuanmu kesini mau apa?" Tanya [Name] memiringkan kepalanya. Hobin langsung menaikkan kepalanya dan kedua netra hitam tersebut menatap [Name] sorot yakin

"Aku ingin [Name] menjadi pelatihku selama sebulan untuk mengalahlan Sung Taehoon!" Jawab Hobin sorot penuh yakin dan penuh harap pada gadis yang terdiam dan tersentak mendengar jawaban dari lelaki berponi tersebut

Hening melanda mereka berdua. Mulut [Name] terbuka sedikit mendengar itu lalu mengulas senyuman kebawah tidak percaya bagaimana bisa bocah ini meminta diajarkan ke [Name] terbilang tidak bisa bela diri?

"Bagaimana ini Jjiksae? aku takut sekali di tolak!" batin Hobin rasa takut melanda di dirinya.

Seringai muncul di bibir tipis dan tidak terlalu tebal itu. Satu tangan menuju ke dagunya berlagak berfikir keras untuk mengiyakan atau tidaknya dalam mengajari Hobin dalam satu bulan

menarik.

"Berdiri," [Name] memyimpan kedua tangannya di kantung baju piyama ia pakai sekarang dan berujar sambil menyuruh Hobin untuk berdiri dari duduknya. Hobin lantas bingung apa yang di titahkan oleh gadis tersebut. Mau ga mau ia harus menurut berdiri

[Name] membenarkan kacamatanya mengebelangkangkan anak rambut ke belakang telinga, "Coba lawan aku menggunakan jurus yang kau sering pakai sekarang hingga kacamataku terbelah menjadi dua,"

Hobin terkejut mendengar itu. Rasa keraguan besar melanda didirinya sekarang. Mana mungkin ia merusak kacamata milik seseorang? Hobin tersenyum tidak enak

"Kurasa itu tidak bisa.. aku tidak bisa merusak barang orang lain apalagi milik perempu-" Perkataan Hobin terhenti saat melihat telapak kaki didepan wajahnya. Terlintas ingatan kemarin saat ia melihat telapak sepatu didepan wajahnya waktu itu

"Kau ingat dia seperti ini?" Tanya [Name] tersenyum miring. Hobin menelan ludah kasar saat ujung kaki tersebut bergerak ke rahang nya dan menyuruh ia mendongakkan kepalanya

"Taehoon selalu seperti ini untuk memojokan musuhnya kemudian laki laki itu langsung menendang rahang si musuh hingga terpental," [Name] menyentuh sedikit rahang Hobin kemudian ia menurunkan kakinya, "Seperti itu cara nya Taehoon"

Sok tau

"Ataupun seperti ini,"

DUAG!

Hobin tertendang pada rahang saat [Name] menendang menggunakan kaki kiri yang lumayan tidak ada damage ke orang lain. Gadis itu satu kaki kanan menendang angin kemudian langsung mengganti kaki kiri menendang keatas tepat ke area rahang hobin

𝐇𝐎𝐖 𝐓𝐎 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang