• 04

165 23 0
                                    

Rain. D
.
.

Tepat di lorong sekolah ada seorang lelaki berjalan sendirian menatapi keempat orang berbeda jenisnya sedang asyik mengobrol ataupun berbicara satu sama lain

Hobin sedikit iri terhadap anak-anak yang gaul, bisa berkomunikasi, bersosialisasi. Hal tersebut tentu sangat penting untuk mencari teman di lingkungan baru terutama lingkungan sekolah.

"Jujur saja aku dulu iri pada anak-anak yang gaul. Aku penakut dan berbadan kecil.. tidak bisa olahraga dan tidak pintar.."

"Hobin!" Teriak seseorang dari belakang. Tapi Hobin tak kunjung menoleh kebelakang ataupun membalas teriakan tersebut.

"Juga tidak kaya. semua itu membuatku rendah diri. Aku ingin setidaknya-- huh?"

BRUK

"Hehe, Hai Hobin! kau mengenalku tidak?" Seorang gadis lebih tinggi darinya memeluk leher Hobin dari belakang. [Name] lah yang sedari tadi memanggil Hobin bahkan memeluk Hobin. Sampai yang dipeluk menahan agar tidak terjatuh

"[Name]?" Kedua manik hitam Hobin melirik kebelakang tepat ke [Name]. Gadis itu masih sama masih memakai kacamatanya.

"Minggir sialan!" Pakgo tiba tiba muncul didepan mereka berdua. [Name] menatap Pakgo malas tapi masih memeluk Hobin dari belakang.

"Jalan luas ya botak? lu punya mata kaga? JALAN LUAS noh liat! kami berdua aja jalan udah di pinggir kalian bertiga aja yang menghalangi jalan" Sama-sama tak mau kalah, Pakgo maupun [Name] mengeluarkan wajah nyolot

"Hah? aku baru tau gadis jelek sepertimu berani melawan omonganku? Hey Hobin! kau bayar berapa dia sampai be--"

PLAK!

"Cocot mu pengen ku jual huh?? mau aku banting lagi kayak kemarin?"

[Name] sudah tidak lagi memeluk Hobin melainkan saat ini dia mengcengkram kerah jaket kuning yang sedang digunakan oleh Pakgo sendiri. Hobin panik ia menahan baju [Name] agar tidak berurusan lebih lanjut sama orang ini

Suasana seketika berubah. Kedua lelaki di belakang Pakgo sedikit berkeringat melihat Pakgo ditampar lalu di cengkram kerah jaket kuningnya.

Pakgo tak mau kalah juga dia ikut mengcengkram kerah seragam [Name]. Jadi tu bedua sama sama pegang kerah satu sama lain.

"Begitu caramu memperlakukan lawan? boti amat." [Name] berucap nada tajam. Wajahnya terlihat sangat kesal. Pakgo pun juga begitu.

"Cewek brengsek."

"[Name].. sudah ayo jangan mengurus orang gila ini" Hobin berusaha menenangkan temannya yang sudah tersulut emosi gara gara Pakgo. Pakgo yang mendengar pun menatap tajam Hobin yang dibelakang [Name]

"Siapa yang kau sebut orang gila bocah sialan!?"

[Name] menggoyangkan tubuh Pakgo untuk perhatian dari lelaki itu terus ke dirinya, "Diam! aku disini bukan dibelakang goblok!" umpat kasar dari [Name].

"Kalian berdua."

"Apa!?" Jawab keduanya dari panggilan seseorang. Ternyata yang memanggil adalah Moonsung sedang membawa keranjang berisi beberapa barbel gym. Tatapan Moonsung mengintimidasi untuk mereka berdua.

Namun hanya Pakgo yang takut sedangkan [Name] menatap malas.

Akhirnya pergelutan sementara selesai kecuali Pakgo yang menempelkan kepala ke tembok.

[Name] dan Hobin pergi meninggalkan Pakgo sendiri. Sebelum jauh dari Pakgo kepala [Name] menoleh kebelakang bersamaan ia melet meledeki Pakgo. Pakgo yang melihat tersulut emosi.

𝐇𝐎𝐖 𝐓𝐎 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang