Hampir 5k kata, bacanya pelan-pelan aja okeh? Ini belum NC, tipis-tipis doang, tapi ya ratenya 21+
60% dari 100% jadi ya lumayan. Ini bahaya buat yang masi di bawah umur🙏 jadi, scroll aja nanti adik-adik, mohon mengerti🙏
"Xatta.. apa kau tidak punya pakaian lain? Argh.. ini terlalu cantik!" Puttha menggeram kesal, melihat pantulan dirinya pada cermin besar di kamar milik Xattana. Blouse putih, lengan panjang, dengan ornamen bunga mawar kecil, di bagian tengah. Dan celana casual bahan hitam. Dengan postur tubuhnya yang ramping dan tatanan rambutnya yang lurus, sebatas tengkuk, memiliki poni depan yang menutupi dahi putihnya yang lebar.
"Hanya itu pakaian milik Ixa yang pantas untukmu, kau tahu semua pakaian kami seperti apa, dan pakaianku terlalu besar untukmu." Xattana, pria manis bergelar Putra Mahkota Kekaisaran Kittisawad. Memiliki nama lain Nattawin, yang adalah sahabat dari Puttha. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Puttha berkunjung, ke kediaman Xattana, dan keluarganya. Menurutnya, karena mereka bersahabat, tak patut jika salah satu dari mereka menyembunyikan identitas asli, atau yang lainnya. Sekalipun kenyataan tersebut tidak masuk di akal, dan sulit dipercaya.
Xattana memiliki adik laki-laki, bernama Ixara, ia juga seorang Pangeran ke-2. Tubuh Ixara hampir sepadan dengan tubuh Puttha, hanya saja Puttha lebih tinggi, sedangkan, Xattana memiliki tubuh sedikit lebih kekar, namun ramping, dan tinggi.
"Ngomong-ngomong tentang Ixa.. kemana perginya dia? Bagaimana keadaannya?" Si pemilik pakaian feminim itu, Ixara. Mengingat Pangeran kecil itu, yang baru saja kemarin petang, mengalami hal buruk. Bagaimana sang Pangeran Dominannya, tidak menginginkan janin yang masih tak berbentuk, dalam rahim Ixara. Kabarnya, pagi ini, adalah hari di mana Ixara akan dibawakan ramuan pacu untuk menggugurkan janinnya, namun sang tabib Kekaisaran sedang tidak memiliki bahan yang diperlukan. Hingga akhirnya, Satur, sang Pangeran Dominan, memutuskan untuk membawa Ixara kembali ke kota, dan meminta obt pada Dokter kandungan di sana.
"Aku juga tidak tahu. Satur belum memberi kabar, mereka kembali ke kota, untuk pergi ke Doker. Selain itu, Ixara juga masih harus menyelesaikan ujian esainya. Dan Satur harus menemani. Kau tahu betapa posesif Satur, dan Ixara yang ramah pada semua dominan." Ujar Xattana, sedikit lesu. Jujur saja, mereka tidak tahu kenapa harus menjalani hidup di dua kehidupan. Mereka harus wara-wiri, pulang-pergi, minimal satu pekan 2 kali. Untuk melanjutkan kehidupan, yang mereka jalani di sana, lalu kembali lagi kemari, melanjutkan hidup mereka, sebagai seorang bangsawan, menjadi seorang Pangeran.
"Ya, aku tahu. Tinn sangat cantik, dan imut, banyak dominan kampus yang mengincarnya, 'kan?" Tinnasit, itu nama lain, atau samaran milik Ixara, jika berada di perkotaan. Xattana mengangguk lemah. "Tapi, Xattana. Bagaimana bisa laki-laki mengandung? Dan, apa itu artinya, kau jga bisa?" Puttha tahu, Xattana seorang Pangeran, ia juga tahu, tempat tinggal Xattana, dan bagaimana mereka menjalankan hidup. Phutta hanya tahu, 'Xattana', adalah ini, dan seperti ini, atau seperti itu, hanya seputar 'Xattana'.
"Sebenarnya, hubungan sesama jenis, atau Pangeran-Pangeran, tidak diperkenankan. Hanya saja, orang tuaku, dengan orang tua Kak Anakin, tidak ingin mengatur hidup kami, atau ikut campur tentang apa yang kami sukai, atau ingin lakukan, selama itu tidak merugikan kami, dan Kekaisaran. Jadi, aku dengan Kak Anakin, Ixara dengan Satur, Adik dari Kak Anakin. Tentang Ixara bisa mengandung. Ya itu benar, aku bahkan juga bisa, Phutta. Entah itu laki-laki, atau bahkan permpuan yang tidak memiliki rahim, mareka akan bisa hamil, jika melakukan ritual itu, dan meminum ramuan benih milik mereka. Maksudku, milik keturunan Kekaisaran Theerapanyakun." Xattana menjelaskan dengan perlahan, dan berusaha menggunakan kata-kata yang semoga mudah dipahami oleh Phutta, yang masih minim pengetahuan tentang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of the Night [BibleBuild]
Fantasi"Apa kamu ingat Biu? Kita pernah melakukan sebuah ritual di bawah sinar bulan purnama biru saat itu. Kamu pasti tahu, ramuan apa yang kamu minum saat itu. Aku tahu, hubungan ini tidak sepatutnya. Aku, Putra Mahkota. Lalu kau, cucu dari penyihir terh...