5. Sekilas kenangan di masa lalu

42 1 2
                                    

Jakarta, 2015

Suara peluit terdengar memenuhi setiap sudut lapangan SMA Panca karya yang di penuhi murid-murid baru. Dengan di pandu seorang cowok yang bergelar ketua OSIS, semua berbaris dengan rapi dan tanpa keributan yang berlebihan. Bahkan seorang Hansel yang biasanya petakilan kali ini ikut tertib hanya karna ingin melihat betapa keren nya ketua mereka di atas podium itu. Siapa lagi kalau bukan Mahendra Angkasa Ghazanvar. Ketua OSIS terganteng dan terkeren yang pernah panca karya miliki. Itu menurut Hansel sih.

"Gue Angkasa, ketua OSIS angkatan 2014/2015. Ga tau kalau tahun depan masih di pilih atau nggak. Yang jelas gue minta kerja sama nya selama kita ngejalanin masa MOS di sekolah ini. Gue ga mau sampai ada yang cidera ataupun pingsan cuma karna ulah panitia pelaksana Masa orientasi siswa hari ini. Kalau ada yang ga faham boleh nanya langsung. Makasih."

"Huuuuu..." Di ketuai Hansel pada barisan paling depan, semua bersorak dan bertepuk tangan. Bahkan Hansel menyenggol-nyenggol lengan Nathan yang hanya bisa ikut tersenyum di sebelahnya.

"Keren banget Abang kita." bisik Hansel masih dengan tatapan paling kagum yang pernah dia miliki. Di tambah sinar matahari yang menyorot rambut gondrong Angkasa, cowok kelahiran 1999 itu semakin tampak menawan.

Dan di sinilah mereka, Angkasa sendiri sengaja menyatukan empat antek-antek nya di dalam satu grup yang di ketuai oleh dia sendiri. Bukan apa-apa, Angkasa hanya tidak ingin Sohib sparta merusak masa jabatan nya hanya karna penasaran dengan hal-hal yang tidak penting.

Di tambah beberapa murid lainnya, mereka membuat setengah lingkaran dengan posisi masih berdiri. Angkasa sendiri berdiri di depan dengan kedua tangan ke belakang, seperti posisi istirahat di tempat.

"Selamat pagi semuanya. Udah kenal sama gue kan?"

"Udah dong. Ya gak?" Sembari tertawa, Hansel menjawab pertanyaan Angkasa dengan semangat. Tentu saja di sambut oleh Reynan dan Joshua. Sedangkan Nathan masih sama seperti biasa, hanya senyam-senyum.

"Kak Angkasa ganteng banget sih..." Reynan berteriak menggoda. Cosplay jadi cewek-cewek yang menggoda Angkasa.

"Kak Angkasa bagi nomor hp nya dong..." Hansel ikut menimpali.

"Suuiit suiitt..." Josua hanya ikut bersiul meledek. Sedangkan yang di ledeki saat ini tengah menahan malu dengan wajah yang sudah semerah tomat. Awas kalian yah, sampai rumah gue habisin! Mungkin begitulah kira-kira isi hati Angkasa saat ini.

"Oke semuanya gue minta keseriusan nya. Hal pertama yang harus kalian lakuin cukup mudah. Dapetin 3 tanda tangan senior cewek yang kalian temui. Setelah dapet, temui gue di sini. Waktu kalian setengah jam dari sekarang."

Maka dengan begitu, semua bergegas meraih kertas dan pulpen di tas masing-masing. Lalu berlari ntah kemana. Sedangkan Angkasa, dia harus kebingungan mendapati Hansel, Joshua, Reynan dan Nathan masih berdiri di depannya dengan santai. Dengan langkah malas, mau tidak mau, Angkasa mendekat.

"Kok ga jalan?" tanya Angkasa mencoba seprofesional mungkin.

"Ngapain ribet nyari kalau ada Lo bang. Bantuin kita yah?"

Kan betul feelingnya, jawaban Joshua sudah tertanam di fikiran Angkasa sejak 5 detik yang lalu.

"Ngak ngak, ga bisa. Kali ini gue ga bisa bantu kalian. Kalian harus cari sendiri." tolak Angkasa kemudian berbalik hendak melangkah, namun keempatnya langsung bergerak dan berdiri di depannya. Menghalangi langkahnya.

"Bang, please! Abang kan tau kita ga pinter godain cewek." Reynan memelas dan angkasa masih menggeleng.

"Bang, kita kan udah sepakat kemaren. Kalau ada apa-apa Lo bakalan bantuin kita. Nah sekarang nih waktunya." Hansel masih mencoba membujuk dan di dukung oleh anggukan ketiga bocah lainnya.

Sebiru Angkasa, sehangat ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang