15. Hai London, this is Aiza

26 1 0
                                    

Bandara Soekarno Hatta

"Udah ga ada barang yang ketinggalan lagi kan, dek? Aman kan?"

Untuk kesekian kalinya Reynan bertanya sambil sesekali memeriksa barang bawaan Aiza.

"Udah abaaang, tenang aja. Aiza ga akan teledor kok. Kali ini hehehehe." jawab Aiza mantap — meski di akhiri kekehan khas nya.

"Jangan bandel di sana yah za, kalau ada yang bikin ga nyaman kabarin kita aja. Siapa tau kita bisa bantu." Nathan tersenyum sembari mengusap lengan Aiza hangat.

Padahal kalau di ingat-ingat Nathan adalah salah satu sohib sparta yang menatap Aiza dengan tatapan tajam saat pertama kali cewek itu menyapa di bandara. 2 tahun yang lalu. Tapi kini, dia jadi sangat hangat. Yah meski tidak terlalu sering bermain dengan Aiza lantaran anaknya memang mageran, tapi Nathan selalu punya cara tersendiri untuk meluangkan waktu untuk Aiza.

"Aman bang, makasih yah. Abang-abang semua juga harus jaga kesehatan yah. Selama 3 bulan kedepan ga papa yah gak makan masakan Aiza dulu. Hehehee. Masak masing-masing biar mandiri." Aiza memberikan wejangan nya.

"Hmmm bakalan kangen sama masakan elo deh Ai." celetuk Jian yang sedari tadi hanya diam saja. Melihat abang-abang nya kini lebih memperhatikan Aiza daripada dirinya. Tidak seperti dulu. Apa barusan Jian cemburu? Cemburu karna apa dulu? Karna Aiza merebut perhatian sohib Sparta dari dia atau karna dia yang tidak bisa memberikan perhatian kepada Aiza? Hmm bisa jadi.

"Masak sendiri bisa kali Ji. Atau ntar abang masakin deh." jawab Hansel. Jian menggeleng cepat. "ngak ah, ntar kayak sosis kemaren." tolak nya.

"Kenapa emang sosisnya Ji?" tanya Joshua penasaran. Jiwa-jiwa keponya jadi muncul kan.

"Itu, masa bang Hansel bakar sosis nya langsung di atas kompor gas nya. Ya kebakar lah sosisnya semua. Gosong!" Jian memperagakan gerakan gerakan yang di lakukan Hansel saat itu. Lagian Hansel, gimana gak gosong? Bukan nya menggunakan alat pemanggang malah langsung dari api nya.

"Sosisnya cosplay di bakar di neraka 🤣😭" tukas Reynan yang sontak membuat ke-6 nya tertawa terpingkal-pingkal.

"Kepada mahasiswa bahasa Inggris, segera merapat. Kita akan segera masuk ke ruang tunggu!"

Itu suara teriakan salah satu panitia pertukaran mahasiswa UI. Berteriak keras menggunakan toa. Menunggu 50 mahasiswa yang sedang berpamitan dengan keluarga masing-masing untuk segera merapat.

"Udah gih, semangat yah. Jaga diri di sana." ucap Jonathan sembari mengusap rambut Aiza. Aiza mengangguk.

"Salam sama Chandra yah. Suruh teratur terapi nya. Ai balik udah harus sehat dia." pesan Aiza. Kelimanya mengangguk patuh. Lantas Aiza memeluk Reyna erat.

"Adek gua udah gedek ternyata. Udah bisa keluar negri sendiri ga di kawanin abangnya." lirih Reynan terharu sembari terus mengusap punggung dan rambut Aiza. Kemudian keduanya melepaskan pelukan Itu.

"Udah jangan nangis. Fokus aja belajar di sana yah." pesan Hansel yang kini sudah melebarkan tangannya. Siap memeluk Aiza. Lantas dengan senyuman haru nya, Aiza masuk kedalam pelukan itu. Pelukan yang akhir-akhir ini menjadi tempat favorit nya.

"AIZAAAA AYOKK!" teriak Ananta sembari berlari mendekat. Pelukan Aiza terlepas kemudian mengangguk.

"Wait, nama Lo siapa?" tanya Jonathan pada Ananta.

"Ananta kak 😁"

"Oh, yaudah gue cuman mau bilang, titip Aiza yah. Saling jaga kalian di sana." Joshua memberi pesan dan Ananta mengangguk mantap.

"Siap kak!"

Maka setelah bersalaman dengan yang lainnya, kedua gadis itu segera berlari menuju panitia sebab keduanya menjadi yang terakhir masuk ke ruang tunggu.

Sebiru Angkasa, sehangat ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang