TOILET WANITA

2.5K 26 2
                                    

Pagi itu cuaca sedikit mendung berawan, kondisi tersebut cukup menguntungkan karena bedak yang aku pakai tidak terlalu luntur karena keringat. Ya minimal aku tidak perlu memperbaiki dandananku. Aku berjalan kaki sambil menikmati suasana bali di pagi hari. Sesekali aku bersua foto, dan pelan-pelan kini aku mulai terbiasa dan pede menjadi sosok Siska.
Tak terasa aku sudah sampai di Mall XXX tersebut. Suasana saat itu masih tergolong sepi karena baru buka sekitar jam 9. Outletnya pun pasti masih banyak yang belum buka. Kukancingkan jaket cardiganku jaga-jaga kalo nanti ditegur oleh satpam.

Tiba-tiba aku agak kebelet pipis. Aku teringat penisku sedang kutucking sehingga pasti nanti butuh waktu untuk melepaskan selotip. Akhirnya kuputuskan segera jalan ke toilet terdekat. Karena saking lupanya Aku hampir salah masuk ke toilet cowok dengan masih berdandan sebagai perempuan.

Tiba-tiba aku ditegur sama ibu petugas cleaning servisnya "dek.... dek.... toilet perempuan ada di sebelah kiri". Sambil jarinya menunjuk, akupun berjalan sambil tertunduk malu.
Benar-benar dalam kondisi darurat dan terpaksa. Saat itu suasana dalam toilet masih tergolong sepi, Hanya ada mbak-mbak SPG yang lagi dandan di wastafel. Aku Angkat rokku keatas kemudian ku epas celana dalamku. Sialnya saat itu sedikit susah payah ketika melepasakan selotipnya, aku sedikit menahan sakit saat selotip dicabut dari kulit. Ya untungnya masih keburu. lalu aku pipis sambil duduk. Ahhhhhhhh lega sekali rasanya.

Ketika selesai pipis dan aku hendak mentucking penisku kembali sialnya tiba-tiba penisku tegang. " Duh gak bisa kalo gini... " kataku dalam hati

Aku benar-benar panik saat itu. terpaksa aku harus bermastrubasi agar penis kembali lemas.
Kutarik nafasku sejenak, Kuambil Hpku dari dalam tas. Kulihat kembali foto si puspa yang tadi sempat aku ambil ketika berada dalam Bus. Dalam Bayangkanku Siska dan Puspa berhubungan layaknya lesbian di dalam bilik toilet yang sempit. Kedua lututku gemetar. Kubayangkan bibir Puspa menempel erat dan melumat bibirku. Puspa lebih mendominasi sedangkan aku (Siska) lebih tampak sebagai objek pemuas. Payudara Puspa menghimpit mukaku dan tangannya dengan begitu rakus dan liar menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Kedua pasang tangan yang halus dan lentik itu mengerayangi badan dan lidahnya memainkan puting dadaku. Lalu desahan nafas kami saling berbalas dan menggebu-gebu.

Kubayangkan tubuhku dalam posisi berlutut. Kepalaku tepat berada di antara paha milik Puspa yang kadang-kadang menutup mengejang menahan geli ketika vaginanya kujilati. Wajah Puspa yang sangat "ekspresif" menterjemahkan tiap kenikmatan yang dirasakannya. Matanya yang sayu terbius kenikmatan kadang terbuka dan kadang terpejam dalam waktu lama seiring gelombang kenikmatan yang datang menerpanya bagaikan ombak memecah pantai silih berganti.

Kedua telapak tangannya yang halus itupun seperti mengikuti irama yang sama dengan ekspresi wajahnya menjelajahi tiap bagian dadanya sendiri. Terkadang tangannya membelai, kadang seperti mencengkaram dan memelintir kedua ujung payudaranya sendiri. Dia menikmati itu semua di ruangan yang sempit ini saat keringat kami saling mentes dan bercampur. Kurasakan detak jantungku kian berdentang kencang dan nafasku kian berat.
fantasi liar terus menerus memenuhi dan seakan meracuni otakku.

Sekarang Puspa merogoh kedalam tas dan mengeluarkan benda panjang lonjong yaitu dildo!!! Sementara aku hanya bisa pasrah. Kini giliran Puspa yang gencar mencumbui leherku yang tampak mengkilat bersimbah peluh. Puspa menggengam dildo ditangannya, dia menyingkap rok sekolahku. Kemudian ruangan toilet itu dipenuhi suara nafas dan lenguh kenikmatan tatkala sepasang lesbian mulai menggunakan "dildo" sesuai kegunaannya.

Kakiku mulai terasa letih sambil melenguh pelan dalam hati ahhhhh ahhhh...

Jelas terlihat guratan kenikmatan memenuhi ekspresiku sedangkan wajah Puspa terlihat mulai blushing, merah padam. Sedetik kemudian tubuh kami mengejang dan mengelinjang menahan derasnya orgasme yang jelas terlihat menyelimuti getaran tubuh kami.Seakan-akan bagai hendak menghujamkan dildo itu sampai tertelan semuanya dalam area kewanitaan dan tangan yang saling menggenggam erat. Begitu eratnya sehingga baru terlepas perlahan sesaat setelah desahan nafas kenikmatan terakhir berlalu.
Aku Membayangkan fantasi bercinta dengan Puspa tersebut. sambil ku kocok-kocok batang penisku. tak beberapa lama kemudian aku ejakulasi.

" Crotttt " cairan seperma putih kental muncrat hingga membasahi dinding toilet perempuan itu.

Segera kubersihkan ceceran spermaku dengan tissue. Biasanya setelah keluar aku juga akan segera melepaskan dandanan perempuan ini, namun dalam situasi ini tentu saja aku harus menunggu sampai pulang ke losmen. Kembali aku tucking penisku kemudian aku merapikan lagi kemeja dan rok seragam yang aku kenakan. lalu aku langsung mencuci tangan, membetulkan make up aku sambil bercermin.

Setelah hampir menjang siang aku langsung pulang menuju ke losmen. Aku sangat puas menikmati hariku sebagai Siska. Hingga akhirnya liburanpun habis dan aku harus kembali ke kota asalku.

** Hey cantikkk... Datang ke Kosku tapi dandan sebagai cewek ya aku tunggu, awas kalo sampai ga dateng aku sebarin foto-fotomu hehe !!! Kata Tia dengan nada yang mengancam **

Tiara atau lebih sering dipanggil Tia adalah teman dekatku semenjak dari era masih SMA. Dia cewek yang tomboy dan open minded, malah dia terang-terangan pernah bilang dan mengaku bahwa dia adalah seorang lesbian.

Saat itu dia minta copyan film, namun dengan cerobohnya aku malah memberikan flashdisk yang didalamnya ternyata masih terdapat foto-fotoku ketika sedang crossdressing menjadi Siska di Bali, yang waktu itu belum sempat ku hapus. Badanku lemas pikiranku pusing tak karuan karena aibku terbongkar oleh teman dekatku sendiri. Sekarang aku hanya bisa pasrah dan mau tidak mau harus menuruti kemauan Tia.



PUTIH ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang