Boneka Berhantu?

1.2K 93 7
                                    

Bwahahahaa...saya gila...tengah malem publish beginian...maafkan saya, karena tetiba kangen pasangan labil saya dan ide yang ngendon dari dulu ide ini tp baru terealisasikan...ini ide disponsori oleh seorang kawan yang saya absurdkan dengan otak saya yang menggila...terima kasih cinta atas idenya...

---------------------------------------

“Yank … Yank ….” Bersamaan dengan goncangan yang kurasakan di tubuhku, kudengar juga suara memanggil-manggilku. Argh! Ngantuk! Ngapain sih udah tengah malem begini masih ribut aja.

“Ngantuk.” Gumamku masih dengan memejamkan mataku rapat. Mataku sudah sangat lengket, susah untuk dibuka. Dan badanku sudah sangat lelah karena harus mengurusi dua bocah krucil dan satu raja krucil. Tidak bolehkah aku beristirahat dengan aman dan nyaman selagi sempat?

“Yank … bangun sih.” Lagi-lagi goncangan dan panggilan kurasakan juga kudengar. Duh!

“Yank … tidur sih.” Balasku seenaknya.

“Yaaaaaaank ….” Akhirnya keluarlah rengekan menyebalkannya yang membuatku memposisikan tubuhku yang awalnya sedang tengkurap nikmat menjadi telentang kurang nikmat. Tapi mataku tidak mau bekerja sama. Rasanya sangat berat untuk membuka kelopak mata, padahal aku berniat sepenuh hati memelototi si raja krucil menyebalkan yang mengganggu kenikmatan tidurku.

“Apa sih?” tanyaku masih dengan mata terpejam. Aku berkata jujur kalau mataku susah terbuka. Jadi jangan salahkan aku kalau tidak sopan bertanya dengan mata terpejam begini.

“Melek sih.” Jawabnya yang segera saja membuka paksa mataku dengan jari-jarinya.

“Perih ih!” ucapku sembari menepis tangannya yang masih saja mencoba membuka mataku paksa. Mainnya kasar nih.

“Lagian ngomong aja kenapa? Ada apa? Aku dengerin.” Tambahku kesal.

“Melek dulu.”

Fiyuuuhh. Sabar Diraaaaa … sabaaaarrr … orang sabar disayang Dito sama Nia.

Akhirnya kubuka satu mataku dengan setengah hati. Bayang-bayang wajah suami mesumku terlihat samar-samar. Namun kulihat dia tidak melihat ke arahku. Pandangannya terpaku pada sesuatu di sebelah kananku. Tempat aku meletakkan rak panjang yang kugunakan untuk menyimpan buku-bukuku. Kenapa lagi orang ini?

“Ngeliatin apaan?” tanyaku masih dengan satu mata terpejam dan satu mata terbuka.

“I-tu, Yank … Bonekanya nakutin.” Jawabnya yang segera saja membuatku menengok ke arah yang dimaksud Angga. Boneka nakutin apaan? Kulihat di atas rak tersebut memang berjejer boneka-bonekaku dulu, beserta beberapa frame foto-fotoku dan keluarga. Termasuk keluarga kecilku sekarang.

Memang saat ini aku dan Angga sedang tidur di kamar yang kupakai sejak aku kecil hingga sebelum menikah. Biasalah, nenek dan kakek yang menagih jadwal kunjungan cucu-cucunya memaksa mereka menginap di rumah. Jadilah Dito dan Nia tidur bersama nenek dan kakek di kamar, sedangkan aku dan Angga tidur di kamarku dulu.

Seharusnya ini saat yang menyenangkan untukku. Aku terbebas dari tugas untuk mendengarkan kerewelan dua bocah krucil sebelum dan sesudah tidur. Tapi ternyata aku melupakan si raja krucil yang juga sama rewelnya.

“Nakutin apaan sih? Kamu itu lebih nakutin.”

“Lihat deh, Yank. Itu boneka yang paling gede dari tadi ngelihatin aku terus. Aku geser ke kiri, dia juga ngelihatin ke kiri. Aku geser ke kanan juga gitu. Bahkan tadi aku coba jalan ke pintu kamar, bonekanya juga ngelihatin pintu. Kan ngeri, Yank.”

Hah? Berasa bonekaku kaya chucky atau anabelle ngelihatin orang. Lagian boneka juga kalau mau ngelihatin orang pilih-pilih orangnya juga kali ah. Ngapain juga ngelihatin ni raja krucil tukang ganggu coba. Mending juga ngelihatin para personil boyband yang ganteng-ganteng. Ck.

My Lonely PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang