Korban Kodok?

2.3K 90 5
                                    

"Arrrgghh."

"Eh eh eh...ngape lu, Ren? Kesurupan?" Pria berkacamata yang sedari tadi setia menemaniku menikmati wifi gratis di salah satu kafe langganan kami berdua segera memasang wajah lebay bin menyebalkannya demi mendengar teriakanku tadi.

"Ck, tantemu nih. Nyebelin banget! Apa maksudnya coba komen di foto jadulku sama mantanku si Ali? Dan komennya sumpah deh, bikin gedek." ucapku kesal.

"Emang si Tan komen apa? Coba liat." Dan tanpa meminta persetujuanku, pria berkacamata yang juga sepupuku itu segera membalikkan laptopku menghadapnya dan segera membaca apa yang kumaksud tadi.

Dan tidak usah menunggu lama saat terdengar tawa membahana dari Zaky, sepupu menyebalkanku, "Bwahahaaa...si Tan kereeeenn. Hahahaaa..."

"Diem nggak lu, Zak!" teriakku ketus. Sengaja, supaya Zaky takut mendengar teriakanku dan akhirnya menghentikan tawanya. Tapi bukan Zaky Nur Ilham namanya kalau hanya karena teriakanku dia akan takut. Bahkan justru karena teriakan kesalku dia semakin keras tertawa. Zaky menyebalkan!

"Gue suka banget bagian 'Mama nggak ngelahirin kamu cuma buat dapet cowok jelek kek gitu ya'. Sumpah Ren, gue demen banget tu quotes. Tante gue gokiiiiiilll. Hahahaaa..." tambahnya lagi membuatku semakin kesal. Dan semakin keraslah tawanya. Sampai-sampai membuat beberapa pengunjung kafe memperhatikan kami.

Kulempar tissue kotor yang teronggok di hadapanku ke wajahnya, "Berenti ketawa nggak? Kalo nggak, mending gue pulang aja!" ucapku sembari pura-pura merajuk dan meraih tasku lalu beranjak dari kursi yang kududuki saat ini.

"Weits weits weits...sante dong mbak bro. Iya gue diem gue diem!" ucapnya menghentikan tawa. Tetapi justru menghasilkan cengiran mengejek ala Zaky.

"Nggak usah ngejek deh, Zak. Nyesel gue nunjukkinnya sama lu. Gue lupa lu sama mama kan komplotan nying-nying. Ck!"

"Hahahahaaa. Salahmu sendiri, punya pacar unik-unik begitu." ucapnya menekankan pada kata 'unik'. Sialan Zaky! Entah kenapa kata 'unik' jika terucap dari mulut si nying-nying Zaky terasa sangat horror. Bahkan lebih horror dari kata 'jelek'.

"Haish! Gue kena kutuk gara-gara nginjek kodok makanya mantan pacar-pacar gue jelek. PUAS lu?" ucapku sangat-sangat kesal.

"Bwahahaaa. Mata lu yang salah, jangan nyalah-nyalahin kodok juga kali." ucapnya dibalut senyum mengejeknya.

"Udah ah, gue mau flirting dulu sama ABG-ABG haus belaian." tambahnya. Dan tanpa menunggu lama dia sudah sibuk dengan laptopnya sendiri. Meninggalkanku dengan kekesalan memuncak pada mama yang dengan seenaknya komen pada medsosku dengan kalimat selugas itu. Menyebalkan!

Malas sudah aku menatap laptopku sendiri yang sedari tadi masih menampilkan halaman di mana komen mama masih terpampang jelas di sana. Ck, lebih baik mengganggu Zaky saja. Siapa tahu dengan mengganggunya aku bisa memperbaiki moodku. Hahaa, ide bagus Renata!

"Zak!" panggilku demi berniat mengganggunya.

"Heum." jawabnya cuek. Ck, dia pasti sedang sibuk chatting dengan ABG-ABG koleksinya. Dan kalau sudah seperti ini, dia pasti tidak bisa diganggu gugat. Kecuali...

"Zak, pacaran aja yok!" ucapku dengan senyum licik. Lagipula setelah kupikir-pikir Zaky tidak jelek, bahkan dia termasuk dalam golongan ganteng. Jadi kalau memang mama menginginkan pacar yang ganteng untukku, kenapa tidak menumbalkan keponakan tersayangnya ini padaku. Daripada capek-capek protes dan mengejek mantan pacar-pacarku yang berwajah limited edition alias terbatas itu.

"Heeehh. Ogah!" jawabnya langsung tanpa perlu menunggu lama.

"Ya elah, Zak. Nggak kasian lu sama gue. Gue kena kutuk gara-gara nginjek kodok nih, jadi seumur idup gue bakalan dapet pacar jelek. Kalau bukan lu, siapa lagi coba cowok ganteng yang mau sama gue?" ucapku memasang wajah sememelas mungkin.

"Masa iya seumur idup gue musti kena ejek mama cuma gara-gara pacar gue nggak ganteng sih, Zak." tambahku lagi masih memelas.

"Sekaliiiiii aja. Gue pengen punya pacar ganteng." ucapku lagi karena Zaky sama sekali tidak meresponku.

"Derita lu!" jawabnya cuek tanpa memandangku. Masih sibuk dengan laptop di hadapannya.

"Zaaaaaakkk. Pliiiissss. Gue musti gimana dong biar dapet pacar ganteng?"

"Ck, oke. Kalau emang lu maksa, gue ada ide." ucapnya lebay dengan tidak lupa melepas kacamatanya.

"Lu nggak bisa dapet pacar ganteng gara-gara lu nginjek kodok kan?" tanyanya yang membuatku menganggukkan kepala menjawabnya.

"Jadiiii. Kalau lu emang pengen pacar yang ganteng. Lu kudu cari cowok yang nginjek kodok. Oke." ucapnya lagi dan segera menghadap laptopnya lagi setelah sebelumnya memakai kacamatanya. Mengabaikanku yang melongo memikirkan kata-katanya. Aku harus mencari pria yang menginjak kodok supaya aku mendapatkan pacar ganteng? Jadi maksudnya...

"Zakyyyy! Sialan lu!" Dengan kesal kupukuli Zaky dengan tasku setelah tersadar apa maksud idenya tadi.

-The End-

My Lonely PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang