Desain baju yang aku buat semuanya di jahit oleh penjahit profesional yang dipekerjakan oleh Kainan, semua pakaian yang aku letakkan di butikku adalah desainku sendiri. Melihat semua baju yang berjejer di toko aku merasa senang, semua persiapan untuk membuka butik sudah selesai dan tinggal acara pembukaannya saja. Tapi, aku sama sekali tidak tau siapa yang akan aku undang, aku tidak punya teman, aku merasa takut mengundang keluargaku dan tidak mungkin aku mengundang Iston, tidak sudi!
"Kai, aku tidak tau siapa yang akan aku undang di acara pembukaan butikku. Bagaimana ini?" Kainan yang sedang memindahkan Maneken menoleh ke arahku, dia meletakkan Maneken di depan kaca etalase agar nanti bisa memperlihatkan model baju utama yang akan di jual di butikku, dia kemudian berjalan ke arahku dan duduk di kursi yang ada di depanku. Kursi ini sengaja di bawanya agar aku bisa duduk.
"Aku sudah menelepon semua keluarga dan temanmu, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan, aku juga sudah menelepon orang-orang penting yang mungkin akan menjadi rekan bisnis ataupun pelanggan mu di masa depan" aku menatapnya haru, Kainan sangat pengertian dan Peka, dia melakukan hal yang seharusnya tidak perlu dia lakukan.
"Terima kasih Kai, aku tidak tau apa jadinya jika tidak ada kamu" Kainan menyentil dahiku membuatnya terasa sedikit sakit, SEDIKIT ya. Sentilan sayang dari Kainan hanya akan terasa sedikit sakit karena dia sama sekali tidak menyentil ku dengan kuat.
"Jangan mengucapkan terima kasih padaku. Kamu harus segera berbaikan dengan orang tuamu, mereka sangat menyayangimu, Ra. Mereka bertanya padaku saat tau bahwa kamu sudah kabur dari rumah tanpa memberitahu mereka"
Aku jadi merasa bersalah ketika mendengar perkataan Kai, aku memang pergi tanpa memberitahu orang tuaku, tidak ingin menyusahkan mereka lagi. Rasa Maluku karena sudah meninggalkan mereka demi seseorang yang bahkan sama sekali tidak menginginkan diriku sekarang. Sangat bodoh! Entah bagaimana bisa aku termakan bujuk rayu Iston sehingga mau menikah dengannya.
Aku sama sekali tidak terlalu menyalahkan Syila karena menggoda Iston, jika saja pria itu setia dan benar-benar mencintai diriku, tidak mungkin dia akan termakan bujuk rayu dari nenek lampir Syila. Lagi pula Iston sangat tidak bersyukur! Sudah dapat istri cantik sepertiku, memiliki pendidikan tinggi, pintar mendesain pakaian dan bisa memasak, tapi malah memilih Syila yang suka memboros. Dasar bodoh!
Bukan kerugian sama sekali jika aku bercerai dengan Iston, ini adalah sebuah jalan menuju kebebasan! Aku tidak perlu diam di rumah lagi menuruti perkataan suami yang tidak ingin istrinya bekerja, aku juga tidak perlu mendengarkan ucapan Iston yang patriarki yang terus mengatakan bahwa wanita tidak boleh memiliki pendidikan dan penghasilan yang melebihi pria. Aku bebas dari penjara pengekang!
Setelah berhasil mendekorasi toko, aku pulang ke rumah diantar oleh Kainan. Dia pulang setelah mengantarku, tidak mungkin dia menginap di sini karena kami bukan sepasang suami istri. Meskipun orang-orang di daerah sini orang sibuk semua dan tidak mempunyai waktu untuk mengurusi urusan orang lain, tapi tetap saja aku tidak mau Kainan tinggal di sini. Kai juga sepertinya memikirkan hal yang sama, dia langsung pamit pulang setelah mengantarku sampai ke tujuan.
Di rumah sepi, sangat terasa bahwa tidak ada siapapun di sekitarku. Di saat-saat seperti ini adalah saat dimana aku menyadari bahwa aku telah meninggalkan segalanya demi seorang Iston dan aku sangat menyesali hal itu. Dulu, aku dikelilingi banyak orang yang menyayangiku, orang tuaku, sahabatku, teman-teman dan sepupuku. Sekarang mereka semua sudah aku tinggalkan. Terlalu malu jika aku ingin kembali lagi setelah mencampakkan mereka demi seonggok sampah Iston.
"Mama akan melindungimu sayang, jangan khawatir, kamu tidak akan bertemu dengan papamu yang tidak bertanggung jawab itu. Mama akan mencarikan Papa baru untukmu"
Setelah mengatakan itu aku tertidur lelap, memimpikan hal indah yang seharusnya terjadi jika aku tidak mengenal Iston.
***
Keesokan harinya adalah hari pembukaan butikku, di sini sudah ramai orang bahkan ada beberapa teman-temanku dulu yang hadir ke pembukaan butikku. Kebanyakan dari mereka tidak aku kenal yang sepertinya adalah rekan bisnis yang Kainan katakan, orang tuaku belum ada, para sepupu dan sahabatku juga tidak ada. Aku menghela nafas, mana mungkin mereka mau datang.
Pikiran itu seketika berubah karena kedatangan mereka lima menit sebelum acara dimulai, orang tuaku tersenyum ketika melihatku, mereka menghampiriku dan memelukku. Mama menangis terharu dan terus mengucapkan kata-kata manis padaku, dia bilang bahwa dia bangga padaku. Papa juga menyemangati ku, tidak lupa sepupuku Tio yang datang dan memberikan selamat padaku.
Dan terakhir, "Selamat Ra, kamu akhirnya bisa membuka butik sesuai dengan impianmu dulu. Aku turut senang untukmu, kamu akhirnya memutuskan untuk mengejar mimpimu tanpa ada yang menghalangi lagi" sahabatku Clea. Dia orang yang sangat tidak menyukai Iston bahkan sebelum kami berpacaran, dia sudah tau bagaimana buruknya Iston dan terus menyuruhku untuk menjauh dari pria itu. Tapi, ibarat manusia yang diberikan cokelat kesukaan. Cinta buta yang kurasakan pada Iston membuatku tuli dengan perkataan dan nasihat yang diberikan Clea padaku.
Aku bersyukur bisa melihatnya di sini lagi, aku kira dia tidak akan mau bertemu denganku lagi. Aku memeluknya dengan erat, ingin menangis tapi dihalangi olehnya karena acara pembukaan akan segera dimulai.
Setelah aku memotong pita yang menandakan butikku telah resmi dibuka, barulah aku mengadakan reuni dadakan bersama keluarga, sahabat dan teman-temanku. Rasanya menyenangkan, rasanya aku menjadi hidup kembali. Berbeda saat aku bersama dengan Iston, semua telah dia tentukan, sama sekali tidak ada kebebasan untukku. Seharusnya seperti inilah kehidupanku jika saja Iston tidak masuk ke dalamnya.
"Selamat sayangku, papa bangga padamu. Seharusnya sedari awal kamu ceraikan pria itu. Papa sangat kecewa ketika kamu ingin meninggalkan cita-cita yang selama ini kamu impikan demi seorang pria yang bahkan tidak bisa mendukung impianmu" papa memelukku dan mengusap kepalaku lembut, meskipun sedikit malu karena diperlakukan seperti anak kecil ketika keadaanku sedang berperut besar, tapi aku tetap menyukai kelembutan dan perhatian yang papa berikan.
Papa benar, betapa bodohnya aku ketika memutuskan semua hal yang membuat hidupku hancur dua kali. Aku tidak tau apa yang terjadi jika aku tidak diberikan kesempatan kedua ini dan dihidupkan tiga kali, mungkin sudah jadi hantu gentayangan karena rasa dendam ku pada Iston.
Seharusnya aku sadar bahwa Iston adalah pria egois karena dia memaksaku untuk menyerah pada impianku, seharusnya jika dia benar-benar mencintaiku, dia akan mendukung impianku dan menjadi sukses bersama. Aku sangat bodoh! Sampai-sampai ingin bersembunyi karena kebodohanku sendiri. Bagaimana bisa aku menyerahkan semuanya hanya demi Iston.
"Benar pa, aku sangat bersyukur bisa mempunyai kesempatan seperti ini. Aku minta maaf karena telah dengan bodohnya meninggalkan semua orang yang menyayangiku hanya untuk bersama Iston. Bodohnya aku karena melakukan hal seperti itu" mama menatapku haru, aku bisa membayangkan betapa sakitnya hati mama ketika aku mengambil keputusan yang salah. Aku bisa membayangkan jika anakku mengambil keputusan sepertiku dan mengakibatkan kesengsaraan baginya.
"Aduh, acara ini seharusnya memiliki suasana bahagia karena kamu berhasil mencapai impianmu Ra, kenapa jadi sedih sih. Ayo, kita rayakan. Baju di butikmu bagus-bagus dan aku harus membeli beberapa" Tio mulai menarik tangan kedua orang tuaku dan melihat-lihat baju yang ada dibutikku. Aku terkekeh ketika melihat tingkahnya yang selalu sama, dia selalu bisa menyenangkan hati seseorang. Sangat beruntung wanita yang akan menjadi masa depan Tio nanti.
Semoga semuanya berjalan dengan baik. Aku harap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seconds of Time
خيال (فانتازيا)Kedua kalinya, aku mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya. Setiap detik waktu yang aku lewati akan terulang kembali, semua kepedihan yang telah aku lalui akan kembali aku jalani. Tentu saja menyerah bukanlah kawanku, tidak pernah terpikirkan ole...