" Kak, kamu tidak tidur
dengan tidak nyaman karena aku, kan?"
Elisha, yang berbaring di sampingnya, bertanya dengan suara hati-hati.
Tangannya yang mencengkeram kasur
tampak menyedihkan seperti matanya yang gemetar.
" Ini bukannya tidak nyaman. Untung saja tempat tidurnya besar, aku merasa kesepian."
" Kak ...."
" Jadi, apa yang terjadi?
Kamu memintaku untuk tidur bersamamu pada jam selarut ini."
Wajah Elisha mengeras mendengar pertanyaan yang begitu ringan. Matanya yang besar menyipit beberapa kali, lalu ia mengalihkan pandangannya sebelum menjawab.
"... Aku bermimpi buruk, dan itu membuatku terbangun, dan sekarang aku takut sendirian..."
Mimpi buruk.
Tidak heran.
Apa yang terjadi pada perburuan itu pasti sangat traumatis sehingga dia masih terguncang karenanya.
Dan aku tahu kengerian mimpi buruk lebih baik dari siapa pun.
Aku menepuk pelan pundak Elisha.
Mata Elisa mengikuti saya.
Saya merasa kasihan dengan wajah saya yang pucat.
"Kamu pasti sangat ketakutan."
Mata Elisa berkaca-kaca mendengar bisikan penghiburan yang dibisikkan dengan tenang.
Dia segera mengangguk kecil, lalu berguling menghadap langit-langit.
Matanya yang sipit membelalak. Bayangan bulu matanya yang panjang nyaris seperti boneka.
Dia terus menatap langit-langit tanpa berkata-kata, matanya perlahan-lahan menutup saat dia menggumamkan jawaban.
"... Ya. Aku takut."
🌼🌼🌼🌼🌼
Di tengah malam, saat semuanya sunyi.
Suara gemerisik terdengar pelan dan tidak terduga. Dengan suara kecil, seseorang perlahan-lahan bergerak.
Dengan gerakan itu, rambut yang telah jatuh di atas bahunya tumpah ke dadanya.
Dengan sebuah gerakan, rambut yang tadinya tergerai di bahunya mengalir ke dadanya.
Bayangannya hitam, matanya emas, dan bahkan rambutnya yang hitam pun berwarna emas.
Matanya merah karena tidur, tetapi dia tidak memejamkan matanya.
Kepalanya tertunduk.
Tatapan emasnya yang bergetar menatap wanita yang tertidur, Rosetta.
Seperti bulan bulat di langit yang gelap.
Matanya, yang selalu bersinar seperti matahari, hari ini tampak kusam.
Elisha menatap Rosetta untuk waktu yang lama seperti itu, lalu ia membuka bibirnya yang kecil dengan bingung.
" Kak."
Rosetta tidak bergerak mendengar panggilan singkat itu. Elisha masih menatapnya, tidak berkedip.
Kini tatapan emasnya basah oleh kelembapan.
"Apakah kau... Unnie-ku?"
Sebuah suara yang lapang mengisi keheningan.
Bibir yang mengakhiri kata-kata itu terangkat sedikit. Desahan samar keluar untuk sesaat.
![](https://img.wattpad.com/cover/339820052-288-k806530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ DY.05- One² ] Kehidupan Melelahkan Ke-4 Rosetta
Romance_ Novel Terjemahan!! _ Mulai dari Eps 129.. chapter awal bisa dibaca di akun ( aureliaida ) dan lanjutannya bisa baca di web ini Tired of Living in Fiction. 📎🌐 https://novelnext.org/novelnext/the-exhausting-reality-of-novel-transmigration#tab-ch...