Prolog

1.8K 66 4
                                    

WARNING
TYPO BERTERBARAN
CERITA INI HANYA FIKSI
JANGAN DIANGGAP NYATA

🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮

===================================

Terlihat dua pemuda sedang berada di perpustakaan sekolah. Satu orang sedang membaca buku sedang yang lain menangkupkan kepalanya di atas meja.

"Hah" hembusan napas keluar dari mulut pemuda bermanik biru saphire

"Balik yok lin, eneg aku liat buku terus" keluh salah satu pemuda itu.

Yang diajak bicara masih fokus pada buku yang ia pegang. Bodo amat sama temannya yang satu ini.
Masalahnya, ia tidak mengajaknya tapi temannya ini yang memaksa ikut. Dan sekarang ia mengajaknya pulang? Padahal enakan disini dari pada dikelas.

Orang yang dipanggil lin oleh temannya itu memang suka tempat yang sunyi, tenang, intinya tidak berisik.
Tapi walau begitu bukan berarti ia suka sendiri. Apalagi ditempat yang gelap, bisa-bisa ia pingsan karna takut.

"Yang mau ikut kesini siapa?" Ujar pemuda bermanik ruby yang dipanggil lin itu.

"Aku"

"Yaudah, pulang sendiri"

Tepat setelah ia mengatakan itu pemuda bermanik ruby tersebut pergi kesalah satu rak untuk meletakkan buku yang is baca. Setelah itu ia pergi ke rak yang berisikan buku sejarah. Namun, saat ia hendak mengambil buku.

"Astaga, jadi orang pendek amat dah. Perasaan dulu pas sd aku yang paling tinggi" gerutunya

Ia sedikit berjinjit untuk mengambil buku tersebut. Sampai sebuah tangan yang lebih besar dari tangannya berada diatas kepalanya dan mengambil buku tersebut.

"Nih" temannya itu memberikan buku yang ia ambil kepada dirinya

"Makasih" pelansih tapi untungnya pemuda bermanik biru saphire itu memiliki pendengaran yang tajam.

Brak!

Pintu terbuka kasar. Untunglah mereka berdua tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Hali! Taufan!" Suara cempreng itu masuk kedalam indra pendengaran mereka.

"Jangan berisik blaze" tegur pemuda bermanik silver yang mengenakan kacamata.

"Solar juga jangan berisik oke" suara pelan nan lembut itu membuat mereka menoleh keasal suara.

Terlihat 3 orang pemuda dengan tinggi yang berbeda memasuki perpuatakaan.

"Ada apa kalian kesini?" Ujar pemuda yang bernama Taufan itu

"Katanya mau main bola, jadi gk?" jawabnya pemuda yang bernama Blaze

"Jadi, tapi nanti"

"Li, kamu pegang buku apa? Kenapa aku baru liat?" Tanya pemuda bermanik silver itu yang biasa dipanggil Solar.

"Gk tau" jawabnya cuek

"Sejarah sihir ya?" Tanya pemuda bermanik coklat madu, yang biasa dipanggil Gempa.

"Emang sihir itu ada ya?" Tanya pemuda bermanik hijau zamrud yang bernama Thorn.

"Gk ada" jawab Taufan.

"Lah itu, kenapa hali bawa buku begituan?" Tanya nya

"Ya, nggk tau"

"Salah rak kali. Harusnya itukan masuk rak buku cerita" jawab Blaze ngasal

"Hoaammm, ketinggalan apa aku?" Kalian pasti tau, si tukang tidur. Ice.

"Ketinggalan banyak" jawab blaze dan Taufan bersamaan

"Baca dong li" titah solar

"Gw ambil ya pasti mau gw baca"

Saat membuka halaman pertama hanya terdapat judul. Halaman kedua berisi macam-macam dan asal-usul sihir.

"Baca yang keras"

Baru saja hali ingin membuka mulut tiba-tiba Thorn bersuara.

"Wah, elemental" ujar Thon saat menemukan lambang-lambang yang berkaitan dengan elemen di dalam buku itu. Tepat saat Thorn selesai mengatakan itu bukunya bercaya.

"Eh"

"A-apa

"Huwa! Tolong!!"

"E-eh"

"Tunggu!!"

Sring!

Tbc...

===============================================
=

==

527 kata
Senin-04-12-23


Jangan lupa vote, komen and share

Ngasih vote cerita ini nggak bikin kamu miskin

Thanks for reading

By
Kepo_UwU

The Magic [Boboiboy] {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang