0.4 (Magic)

563 30 5
                                    

WARNING
TYPO BERTERBARAN
CERITA INI HANYA FIKSI
JANGAN DIANGGAL SERIUS
MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN TOKOH
ENJOY~

🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮🔮

======================================

"Wah, rame nih. Lagi bahas apa?"

"Mereka tadi mau bakar toko ini" Jawab Vero yang mendapat anggukan dari Dariel dan Eros.

"Heh!! FITNAH!" Beo Blaze. Ia tidak berniat membakar tau! Itukan cuma TIDAK SENGAJA. Reflek aja tadi tuh.

"Masa kalian beneran nggak tau magic?" Tanya Eros.

"Kalian ini, tadi kan udah dijawab! Apa jangan-jangan lo pikun ya?!" Jawab Blaze agak kesal. Siapa yang gk kesal coba, udah ditanya berkali-kali tapi masih aja ditanyain.

"Heh? Ngajak gelut lo!?" Eros berdiri dengan mata yang menatap tajam Blaze tak lupa disertai tangan yang menggulung kedua lengan bajunya.

"Siapa takut!" Blaze berdiri dan melakukan hal yang serupa dengan Eros.

"Pft-- bwahahahahahahaha" Namun bekum sempat memulai pertandingan, Taufan tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling di lantai.

"Blaze duduk, emang kamu ada harapan menang lawan Eros?" Ujar Gempa melihat perbedaan ukuran tubuh yang sangat menonjol. Hal itu membuat tawa Taufan semakin keras.

"Hm? Sebaiknya lo dengerin kata temen lo itu" ujar Eros dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

"Lo pikir gw takut? Enggak! Gk ada kata takut dalam kamus Blaze!" Jawabnya membuat Eros mengembangkan seringainya.

"Ma-"

Brak!

Brak!

Belum sempat keduanya melakukan adu jotos. Mereka sama-sama terjungkal ke lantai. Melihat hal itu sontak yang lain tertawa.

"Bahahahahahahaha!" Tawa Taufan semakin menjadi-jadi.

"Hahaha Blaze sini aku bantuin duduk" Ujar Thorn yang masih memiliki empati sambil mengulurkan lengannya ke arah Blaze.

"Ppfft--- BWAHAHAHAHAHAHAHA!!!" Tak disangka tawa Vero lah yang paling kencang. Melihat hal itu Kirana selaku salah satu orang yang waras menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Udah-udah ayo makan!" Uhar Zavira sambil menyantap makanan yang ada di depannya.

"Hisss! Sea! Kalau mau ayo gelut!" Ujar Eros penuh kemarahan ke arah Sea. Ya, yang membuat mereka berdua terjungkal tadi adalah Sea.

"Hm? Sudahlah ayo makan" Sea memulai ritual makannya, mengabaikan tatapan tajam yang mengarah kepadanya.

.

.

.

.

.

.

Sekarang mereka sedang berada di depan sebuah bangunan tinggi nan indah. Bangunan megah dengan cat putih mengkilap, jangan lupakan beberapa aksesoris yang dilapasi emas di sekitarnya menambah kesan mewah bangunan ini.

The Magic [Boboiboy] {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang