Akhirnya tiba juga hari ini. Hari dimana Elona akan menghadapi Louis Vandyke untuk, semoga saja, yang terakhir kali.
Elona menatap papan timbangan berat badan yang baru saja ia pijak. Meteran kilogram bergulir cepat. Elona berharap-harap cemas. Akhirnya, jarum timbangan menunjuk pada satu angka.
73 kilogram.
"YAY!"
Refleks Elona mengepalkan tangan ke udara. Akhirnya perjuangannya selama seminggu ini tidak sia-sia. Setidaknya, dua kilogram turun sejak dia menimbang badan yang terakhir kali minggu lalu.
***
Seminggu lalu.
Dua kilogram memang terkesan sedikit, tapi untuk Elona ini adalah satu pencapaian yang besar. Memiliki tubuh gemuk berarti juga memiliki lambung dan usus yang terlanjur membesar, seiring dengan bertambah besarnya tubuh.
Tentunya, bila sudah membesar, berarti porsi makan yang dibutuhkan orang gemuk juga akan bertambah, karena lambungnya merasa belum cukup terisi. Hal ini jadi siksaan berat untuk Elona.
Sewaktu masih menjadi Tara, gadis itu terbiasa hanya makan roti dua lembar di pagi hari, lalu siangnya makan satu porsi nasi dengan sayuran di warteg, dan malam kadang dia lewatkan tanpa makanan. Sekarang, untuk melakukan hal itu rasanya sulit sekali.
Elona menitipkan secarik kertas untuk juru masak di rumah, daftar makanan apa saja yang perlu dia siapkan untuk Elona makan sehari-hari demi menjalani diet. Elona tadinya sudah yakin sekali kalau dia bisa menjalani dengan mudah, karena waktu di bumi dia terbiasa melakukannya.
Elona hanya menuliskan sesuatu yang sederhana di kertas tersebut: dua potong roti dengan segelas susu di pagi hari. Satu potong daging dan segelas jus sayuran di siang hari. Lalu untuk malam hari dia memesan satu buah kentang rebus dan jus buah.
Mai sampai kaget saat menerima kertas tersebut. "Nona ...? Anda yakin?"
"Tentu!" jawab Elona dengan yakin sekali. Jam makan pertama kali untuk dietnya pun tiba, dan Elona menyesalinya.
Perutnya merasa sangat kurang meski sudah diisi dengan dua potong roti dan susu di pagi hari. Elona bahkan sudah menerapkan cara yang orang-orang katakan: kunyah dengan perlahan supaya bisa menikmati setiap makanan yang masuk dan bisa kenyang. Tapi ternyata tidak terlalu terbukti.
Lapar di pagi hari membuatnya malas pergi kemana-mana, padahal seharusnya dia menggerakkan badan, paling tidak jalan-jalan di sekitar pekarangan wastu.
Akan tetapi, Elona malah menghabiskan hari pertama dengan rebahan di kasur sembari menunggu jam makan berikutnya.
Malam pun tiba dan Elona berguling meronta di atas kasur karena kelaparan. Setiap kelaparan, Elona hanya minum air putih untuk mengganjal perut. Bukannya kurus, malah jadi kembung.
"Nona ingin saya bawakan makanan lagi? Sepertinya Nona tidak kuat kalau diet sampai seperti ini!" Mai bertanya dengan khawatir.
"Tidak! Tidak! Aku harus bisa bertahan!"
Malam itu, Elona tertidur dalam kelaparan.
Hari kedua tiba, dan Elona pun tidak sabar menimbang tubuhnya. Lemak di tubuhnya tidak berkurang sedikit pun. Jelas saja, karena baru satu hari terlewati. Akan tetapi, itu juga karena gadis itu hanya rebahan saja di kamar.
Iris bertindak sebagai pengawas dietnya. Iris punya pengalaman soal diet, meskipun dia belum pernah segemuk Elona. Melihat adik iparnya hanya rebahan di kamar, Iris juga jadi ikut kesal.
"Diet itu berarti mengurangi asupan kalori yang masuk, dan membakar kalori yang sudah ada dalam tubuh. Jadi tidak ada gunanya kamu diet kalau kamu tidak bergerak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai: Putri Marquess Jadi Pengusaha Tempe
FantasyDemi bisa menghindari akhir cerita tragis, Tara - yang kini jiwanya merasuki tubuh antagonis gemuk Elona Locke dalam webtoon "Cerita Hati" - memutuskan untuk mengakhiri pertunangan dengan Louis Vandyke dan pergi dari ibu kota. Tara alias Elona memi...