6. Abang

8.4K 981 49
                                    

Moka saat ini sedang rebahan santai didepan tv di ruang keluarga sembari menyesap cairan putih yang kini mulai menjadi candunya.

Ia saat ini sedang fokus menatap layar persegi itu yang tengah menampilkan kartun spons kuning kesukaannya.

Si kembar tengah pergi sekolah dan Daddy nya pergi ke kantor. Hanya ada dia dan para pekerja dimansion besar ini.

Jika ditanya apa dia tidak sekolah? Jawabannya adalah tidak. Buat apa? Derick memintakan izin untuknya sampai minggu depan dan dia iya iya aja.

Ia bukan bocah berandal yang hobi membuat masalah ataupun seseorang dengan ambisi menghancurkan plot novel atau apalah itu.

Selagi itu semua tidak berhubungan dengannya maka dia akan diam. Dia hanya perlu menghindari protagonis perempuan dan menonton alur ini dengan tenang dari jauh.

Lagipula ada ataupun tidaknya dia, tidak akan mempengaruhi alurnya kan?






Saking fokusnya menonton, Moka sampai tidak menyadari kedatangan seseorang dibelakangnya.

Seorang pria muda berumur dua puluhan awal sibuk menatapnya sedari tadi.

Dia adalah Daniel. Putra sulung Lorenzo yang baru pulang dari Italia.

Setelah mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa adiknya amnesia dia biasa saja. Tapi, kabar yang disampaikan adik kembarnya membuatnya tertarik dan segera pulang.

Daniel sedari tadi sibuk memperhatikan bocah yang ada dihadapannya.

Menggemaskan, satu kata yang terlintas didalam pikirannya.

Tubuh kecil adiknya yang terbalut piama oversize bergambar kartun membuatnya nampak semakin menggemaskan.

Sesekali ia akan tertawa dan bertepuk tangan atau marah marah sendiri karena kartun yang ia tonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali ia akan tertawa dan bertepuk tangan atau marah marah sendiri karena kartun yang ia tonton.

Daniel merasa gemas, akhirnya ia mendekat dan langsung mengangkat adiknya yang sedang rebahan itu kepangkuannya.

Mendudukannya menghadap kearah dirinya.

Moka yang merasa tubuhnya tiba tiba melayang pun panik dan berteriak tapi belum sempat ia mengeluarkan suara indahnya.

Daniel sudah lebih dulu menjepit bibir kecilnya.

"Swiapa? Lwepasin bwibir akwu!"

"Daniel. Abang pertamamu baby." ucap Daniel seraya melepaskan jepitan dimulut kecil adiknya.

Moka mengangguk paham. Saat ini ia tidak memiliki Zero disisinya karena ada masalah di sistem pusat katanya.

Jadi sampai ia akan memasuki sekolah maka Zero tidak akan menemaninya.










"Abang beneran abang aku kan?" Tanya Moka sembari menatap lekat wajah tampan Daniel.

"Ya baby, ini abang kamu. Kamu bisa tanya Daddy klo masih gak percaya."

Moka memiringkan kepalanya seolah kebiasaan yang membuatnya terlihat makin menggemaskan membuat Daniel mencubit cubit pelan pipi berisi itu.

"Tapi Moka kok baru liat abang disini? Abang kok baru dateng? Abang gak sayang Moka?" Tanyanya sembari berkaca kaca.

Daniel mengusap dan mencium pelan pipi berisi yang hampir tumpah itu "Bukan gitu. Abang kerja kemarin baru sempet pulang."

"Abang kerja apaan kok lama banget? Abang jual diri ya? ”













Daniel Lorenzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daniel Lorenzo

Age :21 tahun

Motto hidup: “Kalian sopan? Saya curiga.”

Twins D :“Kon#*tol!!!¡.”


425 kata untuk seminggu mwehe. Bukannya apa ya ges, gatau mo nulis apaan otak aku buntuuu mo nulis apa pdahal idenya udah ada.

Hm kemageran ini tidak bisa kutangani Helppp~

28 april 2023

Wanna Punch My SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang