Bisik-bisik sinis mulai terdengar disekitar mereka. Banyak siswa yang tertawa mendengar pertanyaan Moka.
Membuat wajah Angel berubah pias menjadi merah antara malu dan marah.
Malu karena dirinya merasa dipermalukan dan marah karena Moka mempermalukannya.
Bahkan si kembar dan teman teman mereka pun tertawa ketika mendengarnya.
Yah gak salahkan? Emang bener kok dandanannya menor banget kek tante-tante.Kok marah dia? Pikir Moka
Karena sudah mendekati bel masuk maka semakin banyak siswa siswi yang berada diparkiran membuat Angel semakin malu.
Dia menatap si kembar dan gengnya dengan wajah memelas berharap mereka membela dirinya yang tengah terbully oleh Moka.
Tapi mereka malah sibuk tertawa dan Dean yang mengusap kepala Moka dengan sayang.
Membuat Angel kesal dan hanya bisa memaksakan senyumnya “Kamu gak boleh ngomong gitu ke cewek! Kamu bisa bikin mereka sakit hati tau. Untung kamu berurusan sama aku jadi gapapa aku maafin kamu kok.”
“Aku gak butuh maaf dari kamu!.” Ucap Moka acuh sembari meninggalkan si kembar dan gengnya.
“Eh, adik tunggu!. Biar abang nganter kamu ke kelas.” Ucap Deon sembari menyusul Moka menuju kedalam lingkungan sekolahnya.
Diikuti Dean dan teman temannya yang penasaran dengan perubahan si cupu yang ternyata adiknya si kulkas kembar ini.
Angel berusaha menahan lengan salah satu diantara mereka dan menghapus jarak diantara mereka sehingga dadanya kini menempel dilengan sang pemuda.
“Al aku sedih~”
Langsung pegangan itu disentakkan oleh sang pemuda “Lepas!. ”
><><
Sesampainya di kelas Moka langsung saja masuk ke kelas menuju kursi paling belakang sesuai ingatan asli Moka duduk didekat jendela yang langsung menghadap kearah lapangan basket.
Langsung saja ia duduk dan memasang earphonenya, menjadikan tasnya sebagai bantalan untuk tidur.
Yah,kalian tak salah baca. Tidur.
Tanpa disadari Moka, dari awal masuk sampai ia duduk dikursinya. Seluruh kegiatannya dipantau oleh para penghuni kelas.
Mereka semua memperhatikan penampilan Moka dari atas kebawah.
Rumor beredar sangat cepat! Moka si murid cupu berubah bahkan ia berangkat bersama dua mostwanted sekolah.
Sebenarnya mereka tidak pernah membenci Moka. Hanya saja para pembully yang sering membully Moka mengancam mereka. Jika ada yang berani menjadi teman Moka maka mereka juga akan menjadi target bullyan mereka.
Moka yang setengah sadar tiba tiba mendengar suara sistem dikepalanya.
[Tuan~ misi sudah terselesaikan ingin mengambil hadiah?]
“Kapan ada pemberitahuan misi?”
[Ini sebenarnya misi tersembunyi tapi saya lupa memberitahunya karena anda sudah terlanjur melakukannya.]
Moka mengernyitkan dahi. Kapan dia mengerjakannya? Perasaan dia baru sampai sekolah deh.
[Misinya adalah mempermalukan protagonis perempuan Tuan.]
“Oh begitu. Nanti saja melihatnya dirumah.”
><><
Skip adegan pulang sekolah.
Setibanya dirumah,langsung saja Moka membuka pintu mobil dan menghempasnya dengan kuat. Membuat si kembar yang masih berada didalam mobil merasa terkejut.
Melihat kelakuan Moka membuat mereka kesal bukan main. Tapi, bisa apa mereka?
Karena Moka saat ini bisa dibilang tengah ngambek dengan mereka. Jadi, ketika mereka sudah mendapatkan ucapan maaf dari Moka lihat saja bagaimana cara mereka menghukum kelinci kecil mereka itu.
Dengan seringai lebar,mereka ikut turun dari mobil dan langsung saja menyusul Moka yang saat ini tengah bergelayut manja di lengan kekar Derick.
><><
Si kembar bingung? Setelah berganti pakaian mereka langsung saja menuju kamar si kecil untuk mencari keberadaannya adik mereka.
Tapi, tidak ada dimanapun. Mereka mencari di dapur, di ruang makan, di ruang keluarga bahkan di garasi pun mereka cari.
Karena tidak mendapati Moka dimanapun membuat mereka berdua kesal. Ketika tiba tiba Sebastian lewat sembari membawa tas perlengkapan bayi membuat Deon seketika menghentikannya.
“Hei, Sebastian. ”
Sebastian menunduk sebagai tanda menghormati Tuan Mudanya.“Ya Tuan Muda?.”
“Kemana? Untuk apa?.”
Untung saja Sebastian sudah lama bekerja di mansion ini dan sudah hafal akan kosakata gak jelas para manusia kutub utara yang sayangnya adalah para majikannya ini.
“Ini untuk Tuan Kecil, Tuan Besar membawanya kekantor karena Tuan Kecil berkata sedang bosan.”
“Sini, kau tidak usah pergi. Biat kami saja yang mengantarnya.” Potong Deon cepat membuat Dean menaikkan alis bingung menatap sang kembaran.
Tapi, ketika melihat seringaian Deon. Ah, dia paham maksud adiknya ini.
Grumpy bunny,wait for you punishment ~
“Ah, kasian sekali Tuan Kecilku. Semangat,semoga Tuan masih bisa bernafas nanti. ”batin Sebastian terkekeh ketika melihat si kembar yang pergi sembari membawa tas berisi perlengkapan Moka.
Terimakasih banyak buat kalian yang setia mantengin ini cerita beneran beribu-ribu Love All ʕ•ε•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Punch My System
Teen Fiction[#Transmigration#1] Kenzie Oktavo seorang remaja muda berumur 18 tahun. Harus mati karena berusaha menyelamatkan bus wisata yang berisi anak-anak. Bukannya pergi ke alam baka,ia malah bertransmigrasi kedalam novel ke tubuh seorang figuran anak yang...