Sarapan

1.5K 139 7
                                    

Pagi menyapa, Mark terlihat membuka matanya, dia mengerjap pelan sejenak membiasakan matanya untuk beradaptasi dengan cahaya matahari pagi. Gorden kamarnya terlihat sedang bergeser membuka lebar-lebar jendel agar cahaya pagi di ufuk timur tersebut bisa menembus kamar tidur itu. 

Mark melihat tangan Haechan yang masih memeluk pinggangnya erat, lalu dia menoleh sejenak ke belakang dapat ia lihat Haechan masih tidur dengan lelap, kepala itu menempel di ceruk lehernya, Mark terkekeh sejenak saat merasakan pelukan Haechan yang mengerat dan hidung itu yang perlahan menghirup lehernya.

"khehe mas Hyuckie udah bangun?" Mark kembali menutup matanya karena jujur dia masih merasa kantuk, "Hm..." Mark tersenyum lebar walau mata itu tetap terpejam, Mark mengusap tangan berurat milik sang suami. Sungguh pagi yang indah melihat pasangan gay sedang menikmati pagi nya, sedangkan kita yang baca jomblo sambil makan kripik.

.

.

.

.

"Mas kita flight hari ini?" Tanya Mark sembari tangannya yang asik mengaduk sup jagung keju untuk sarapan Chenle, "Iya tapi nanti malem," jawab Haechan, dia sedang melihat jadwalnya hari ini sebelum mereka pergi ke Perancis, masih banyak waktu sebelum jam pertemuan para kolega.

Jam dinding masih menunjukan pukul 6.15 pagi, itu kenapa Mark baru mulai memasak sarapan untuk Chenle dan Haechan saat ini, Haechan bahkan masih menggunakan kaus hitam dan celana training kotak-kotanya tadi malam.

"Oh kita berangkat malem?" Mark berbalik sebentar sembari tubuhnya ia bawa menuju kulkas untuk mengambil daun bawang dan daging ayam. "Iya, aku ada meeting dulu nanti, jam delapan berangkat, meetingnya jam sembilanan kok." Mark pun mengangguk, Chenle belum bangun karena ini masih terlalu pagi untuknya bangun dari mimpi indah, namun sayang Chenle memiliki ayah seperti Haechan.

Pria itu melangkahkan kakinya ke lantai dua kamar sang anak, untuk sengaja dibangunkan tanpa sepengetahuan Mark. 

"Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chenle.... ayo bangun udah siang.." Haechan berujar sembari mengangkat tubuh sang anak yang sedang tertidur pulas. "euunggg." Chenle merengek karena tidur cantiknya terganggu, "utututu ayo bangun...."

"Eung Papa??.."

"Ini Dadda.. bukan Papa." Haechan menggendong paksa Chenle yang masih mengantuk, ia bawa si anak ke ruang makan. "Ya Tuhan mas! itu Chenle masih ngantuk kok di bawa turun sih, ini baru jam setengah tujuh ih!" Mark syok melihat Chenle yang di gendong Haechan terlihat bahwa anak itu masih sangat mengantuk.

"Gapapa biar biasa bangun pagi," Haechan berujar demikian sembari membawa sang anak ke washtafel untuk cuci muka, namun Mark langsung menyambar Chenle dari gendongan Haechan, "ish kasian tau mas, dia masih bayi juga ih! udah sana mendingan makan deh." akhirnya Haechan pun pergi ke meja makan dengan wajah masam.

Haechan diam tak bicara sama sekali saat dia pergi meninggalkan Mark di depan kompor, Mark melirik diam-diam, sepertinya mood Haechan sedang buruk kali ini. "Paaaa mam.. lele lapel," Chenle, "ah oh iya sayang, bentar ya." Mark pun meletakan Chenle pada baby seat, lalu dia pergi mengambil mangkuk bayi Chenle, Mark menyuapi Chenle tanpa ingat bahwa ia masih menggunakan apron dapur.

RICH & LOYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang