Sebuah kisah sederhana dari keluarga bapak Lee Donghyuck bersama sang suami manis bernama Lee Minhyung, yang selalu menjadi dunia sekaligus rumah terbaik baginya untuk pulang, apalagi ditambah dengan kelakuan absurd dari anak bayi yang sangat lucu b...
Kini Chenle sudah rapi memakai pakaian hangatnya, yang didandankan oleh Mark, Mark yang melihat hasil karyanya tersenyum lebar. Lalu tak lama kemudian Haechan yang sudah bersiap pun menghampiri keduanya. "Minhyung udah?" Mark menoleh, sungguh kini dia terpesona dengan ketampanan Haechan menggunakan pakaian seperti itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"U-udah kok," Mark benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sang suami yang sangat tampan itu, "Dadda~~ endong." Chenle merentangkan tangannya, Haechan pun kembali menggendong anak itu. Dihirupnya pipi si anak, "hmm~~ Lele wangiii."
"Iya tan di dandanin Papa." Haechan tersenyum, "Minhyung? kamu ga mandi?" Mark yang terpergok sedang memperhatikan suaminya tanpa mengedip langsung salah tingkah, langsung saja ia melesat pergi setelah Haechan berucap demikian, Haechan hanya menggeleng tak habis pikir dengan Mark yang menyemburat merah pipinya.
"Udah nikah tujuh taun aja malunya masih kayak pengantin baru, padahal dia liat aku tiap hari, Minhyung... Minhyung.." Haechan keluar ruangan sembari membawa barang-barang Chenle yang berada di kamar itu, untuk ia bawa ke bawah.
.
.
.
"Dadda... Lele boleh bawa mainan ndak?" Tanya anak itu polos sembari mengangkat mainan-mainannya yang penuh di kedua telapak tangan kecilnya, kebetulan mainan Chenle masih ada di ruang nonton depan dapur, Haechan tersenyum lalu menghampiri Chenle, anak itu masih berharap Haechan memperbolehkannya membawa mainan-mainan itu.
"Hmm.. boleh tapi nggak banyak-banyak ya.." Chenle terlihat sedikit sedih tapi akhirnya ia mengangguk, dia menyerahkan beberapa mainan untuknya bawa kepada Haechan. "Kita taro di tas Lele ya?" Chenle mengangguk patuh.
Haechan memasukan mainan-mainan pilihan anaknya untuk dibawa ke Perancis, tak lama dari itu Chenle tiba-tiba memekik "Haaaa Dadda! Papa catep baneeeet..." Mendengar pekikan Chenle Haechan yang sedang menutup resleting tas ransel Chenle pun menoleh ke belakang. dapat ia lihat kini Mark sedang berjalan dengan senyuman di wajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
