Setelah terjalannya seblak date itu, hubungan Jeffry dan Airin semakin dekat. Tak jarang Jeffry menjemput dan mengantar pulang dokter Airin. Ini pertanda bahwa hasil dari seblak date sangat bagus.
Kini Jeffry sedang duduk membicarakan hal yang penting bersama ketiga kecebongnya.
"Besok Daddy ke Canada, urusan Kerjaan. Daddy lima hari disana tapi mungkin nyampe seminggu" ucap duda itu pada tiga anaknya yang hanya menyimak sambil manganggukan kepala.
"Jadi kalian Daddy titipin ke kakek sama nenek. Jangan lupa belajar kalian mau ujian Nasional" Ucapnya pada tiga kecebong. Baru saja Reno ingin menyatakan pendapatnya, Jeffry sudah duluan membungkam mulut anak itu dengan berkata " Daddy ngga terima penolakan, oke?"
"Oke dad. Nanti besok pulang sekolah kita langsung ke rumah kakek nenek" ucap Mahen.
Jeffry mengangguk, anak sulungnya dapat dipercaya walau sebenarnya ia agak khawatir anak-anak itu akan berkeluyuran. Apalagi Ujian Nasional tinggal sebentar lagi. Mahen dan Reno akan menghadap Ujian Nasional untuk Jenjang SMA sedangkan Azka akan menghadapi ujian Nasional untuk Jenjang SMP.
"Tapi nanti di rumah kakek, aku ngga bisa main gitar sambil nyanyi dad" rengek Reno. Pasalnya neneknya sering mengatakan bahwa suara Reno mirip kuda. Entah gimana maksud beliau, Reno juga tak mengerti.
"Tahan aja bang, cuman seminggu" ucap sang bungsu.
"Tapi kan kalian tau, hari Rabu tuh jadwalnya Reno upload Cover lagu diyoutube" ucapnya dengan wajah melemas.
Mahen tertawa melihat wajah itu. Adiknya memang lebih pintar dibidang seni daripada bidang akademik. Jadi kalau nilainya disekolah pas-pas saja Jeffry tidak pernah marah. Karena ayah kecebong itu tau anaknya ahli di bidang masing-masing.
"Kaya YouTubebers terkenal aja" sindir Azka membuat Reno menatap tajam.
"Yaudah, hari Rabu nanti dad sewa studio. Kamu bisa cover lagu disana" ucap Jeffry sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut.
"Oh my goddd!! Saya tidak menyangka anda sangat menyayangi saya" Reno dengan dramatis menyalimi tangan Jeffry dan memeluk Jeffry kuat.
Jefryy tertawa singkat saat anaknya melepaskan pelukannya.
"Ayo adikku, kita packing pakaian kita sekarangggg!" Ucap Reno menarik Azka. Ah lebih tepatnya menyeret anak itu.
"Woii bang!! Bajuku robekk!" Teriak Azka pasalnya yang Reno tarik itu bukan tangannya tapi kerah bajunya.
Bukanya melepaskan anak itu. Reno malah membekap mulut Azka. Maka dengan kuat anak itu berteriak kencang.
"DADDYYYY! BANG MAHEN! TOLONG AZKA DIPERKOSAAAAAAAAAA"
Mendengar itu Mahen dan Jeffry hanya bisa tertawa.
"Udah kabarin dokter Airin soal ini?" Tanya Mahen disela tawanya.
"Belum sempat"
"Pamitan sana sama dokter Airin" usir Mahen pada daddynya.
"Nanti Daddy kabarin lewat chat" ucap sang Daddy.
"Ngga seru, sana ketemu langsung. Ajak dinner di tepi pantai sambil lihat sunset" ucap sang anak memberi ide.
"Romantis bangat. Kenapa ngga punya pacar Hen?" Kekeh sang ayah. Pasalnya ide pacaran anaknya tidak pernah gagal. Tapi Jeffry aneh kenapa anak itu tak punya pacar.
"Orangnya gak mau dad" ucap Mahen.
Jeffry membelakan matanya. Baru kali ini Mahen membahas soal cinta. " Mahen ditolak? Padahal kamu mah ganteng udah gitu pintar" heran sang Daddy.
"Belum ngasih tau soal itu ke orangnya langsung dad. Kita juga ngga pernah ngobrol"
Alhasil Reno yang mendengar percakapan itu diam-diam pun tertawa kencang.
"Buset bang Mahen, diam-diam punya perasaan ke cewe" kekeh Reno.
"Terus? Kamu pikir Abang mu homo gitu?" Tanya sang Daddy. Reno hanya mencibir.
Sedangkan Mahen sedang menyesali perkataannya tadi. Pasti ia akan diledek Reno abis-abisan.
Reno mencolek dagu sang Abang lalu menunjukan cengiran jahilnya. " Siapa bang orangnya? Teman kelas? Reno kenal? Anak osis?"
"Jangan sembarangan Reno" Ucap Mahen. Ia ingin merahasiakan hal ini dari semua orang.
"Ayolah, kasih tau Reno. Reno ngga bocorin informasi rahasia ini kesiapa pun" ucap Reno meyakinkan sambil menggoyangkan tubuh abangnya pelan.
"Atau jangan-jangan sama mbak di kantin itu ya?" Tebak Reno membuat satu bantal sofa melayang dimukanya.
"Sembarang kalau ngomong" ucap Mahen
"Nebak aja bang, kali aja benar soalnya lu deman bangat nasi uduk buatan dia"
"Berarti nasi uduknya enak Ren, bukan deman nasi uduk karena orangnya" tambah Mahen.
"Sudah-sudah, tidur sana. Besok sekolah" ujar sang Daddy.
Kedua anak itu masuk ke kamar masing-masing. Walaupun masih terdengar nyanyian Reno dengan lirik yang menggoda Mahen. Dan berkali-kali juga Mahen menegur dengan suara yang megelegar. Azka juga tidak mau kalah. Sang adik berteriak sebab suara Reno kelewatan besar sampai ia tak fokus menonton Frozen.
Begitulah malam-malam dikeluarga jeffry yang tak luput dari keributan.
.
.
.
Mahen dan Reno berada di sekolah pagi sekali sampai tak sempat sarapan. Ingin sarapan namun kantin masih belum buka.
Reno duduk didalam kelasnya dengan earphone ditelinga. Anak itu sedang barmain game. Sedangkan Mahen sedang berada diruang guru. Mahen itu orang sibuk kalau kata Reno mah.
"Baik pak, saya akan atur taman-taman untuk belajar mandiri sebentar" ucap Mahen sopan kepada sang wali kelas. Dia adalah ketua kelas dua belas. Karena sebentar lagi ujian nasional jadi kebanyakan guru membiarkan para siswa untuk belajar mandiri.
Mahen keluar dari ruang guru setelah menerima wejangan dari sang wali kelas.
Para siswa berlarian kala bel sekolah mulai berbunyi. Mahen mengecek kehadiran semua teman-temannya dan meminta teman-temannya untuk belajar mandiri.
Kelas hari ini cukup tenang. Karena ada yang memilih membaca novel, ada yang memilih ke kantin, dan ada juga yang belajar di perpustakaan.
"Anala, mau kemana?" Tegur Mahen pada Anala yang hendak keluar dari kelas. Pasalnya wanita itu suka berada dirooftop saat jam belajar mandiri.
"Mau ke kantin bentar hen, haus tau ngga?" Kesal Anala. Pasalnya Mahen itu selalu menaruh curiga terhadapnya.
Gadis berambut sebahu itu berdecak kesal sambil keluar dari kelas. Kekesalanya bertambah takala Mahen mengikutinya dari belakang dengan dua tangan berada di saku.
"Mahendra, bisa stop ngikutin gue ngga? Gue benaran kekantin ngga bolos!"
Mahen menaikan sebelah alisnya bingung. " Gue gak ngikutin lo, La" ujar Mahen sambil mendorong sedikit bahu Anala yang menghalangi jalannya.
Anala menatap punggung Mahen menjauh. Ia malu, sebab sepertinya Mahen tak mengikutinya tadi tapi memang hendak bertemu Reno. Buktinya, kedua saudara itu berjalan beriringan menuju kantin.
"Bang! Anala ya?" Tanya Reno membuat Mahen sedikit tersedak.
"Maksudnya?" Tanya Mahen.
"Cewe yang Abang suka, Anala ya?"
"Bukan Ren, buru dimakan" ujar Mahen.
Namun Reno tak bisa dibodohi, wajah Mahen yang tak tenang dan telinganya yang memerah setelah Reno menyebut Anala membuktikan segalanya.
"Perjuangin bang, entar diambil orang Lo galau lagi"
Hallo semuanya! Saya minta maaf untuk jeda update yang begitu lama. Terima kasih kalian telah meluangkan waktu membaca cerita saya! Semoga tidak bosan yaaa!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Anak Tiga
Teen FictionTentang tiga anak yang menjodohkan ayah mereka yang sudah berstatus duda