D e l a p a n

373 59 9
                                    

Sudah lima belas menit, Taehyung dan Jisoo menunggu Ares di luar area mandi bola. Dan selama itu juga keduanya diam, sibuk dengan pemandangan dan pikirannya masing masing.

Jisoo yang selalu mengawasi Ares namun terkadang juga membuka ponselnya untuk membalas notifikasi chat dari WhatsApp yang masuk. Sementara Taehyung sedaritadi hanya duduk di sebelah Jisoo dengan pandangan yang juga sama mengawasi Ares di dalam sana namun pikirannya melalang buana ke gadis cantik di sebelahnya.

Setelah merasa mereka diam diam-an terlalu lama, Taehyung pun mulai berdehem kecil untuk membuka obrolan keduanya.

Deheman itu mampu membuat Jisoo mengalihkan pandangannya yang semula memandangi orang orang sedang jejeritan bermain kora kora, kini menjadi menoleh pada lelaki dewasa di sampingnya.

"Butuh minum pak?" tanya Jisoo yang mengira bahwa Taehyung sedang memberi kode bahwa dirinya sedang haus dan butuh kepekaan Jisoo untuk membelikannya minum.

Taehyung langsung menggeleng,"Enggak, bukan itu. Saya cuma mau ajak ngobrol."

Jisoo ber-oh ria sembari mengangguk-angguk,"Mau ajak obrol apa pak? Saya sebenernya daritadi juga nunggu bapak ngajak ngobrol saya tau."

Tertawa kecil sejenak Taehyung membalas kemudian,"Gitu ya? Kalo gitu saya mau bahas lamaran saya waktu itu boleh?"

Jisoo diam. Seketika melengos tak lagi menatap wajah kepala sekolahnya itu memilih untuk memandangi Ares yang sedang tertawa bahagia dengan teman dadakannya.

"Gak boleh?" tanya Taehyung lagi karna Jisoo tak buru buru menjawab.

"Boleh kok pak."

"Terus kenapa diem?"

Jisoo menunduk,"Malu lah pak."

Taehyung tertawa kecil lagi. Muridnya yang satu ini benar benar sangat menggemaskan tapi juga menyebalkan.

"Jadi gimana? Kamu udah mau nerima lamaran saya?" tanya Taehyung to the point, wajahnya terlihat menantikan jawaban yang akan keluar dari mulut Jisoo.

Jisoo mengangkat kepalanya beralih menatap dalam mata Taehyung,"Setelah saya pikir pikir, sepertinya saya bisa buat jadi ibu sambungnya Ares pak, Ares pasti butuh banget sosok ibu di hidupnya dan saya yakin saya bisa buat jadi sosok itu."

Taehyung langsung tersenyum sangat lebar mendengar jawaban penuh keyakinan itu,"Jadi, kamu mau menikah sama saya?"

Jisoo terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk,"Tapi ada syaratnya Pak, saya gak mau disamakan dengan almarhumah istri bapak. Kami jelas dua orang yang berbeda. Saya ya saya, beliau ya beliau. Jadi jangan karna muka kami mirip, bapak anggep saya ini almarhumah istri bapak."

Taehyung diam. Selang beberapa detik, sudut bibirnya kembali terangkat sempurna membentuk senyuman lebar yang sangat kentara jika dia sedang bahagia saat ini.

"Ya, Jisoo. saya bakal mencintai kamu sebagai Jisoo bukan sebagai Soya. Kamu gak perlu khawatir soal itu, meskipun dari awal saya ngeliat kamu seperti almarhumah istri saya tapi saya akan tetap mencintai kamu sebagai Jisoo bukan Soya. Saya pun paham, karna bagaimanapun kalian itu beda." balas Taehyung dengan tegas dan percaya diri.

Jisoo menatap lama mata itu tanpa sadar. Ia menyimpulkan bahwa mata itu tidak berbohong saat mengatakan sederetan kalimat balasan tadi. Dia terlihat jujur dan terkesan penuh tanggung jawab.

"Udah kali natapnya, seganteng apa si saya sampe gak bisa berenti terpesonanya?" celetukan penuh percaya diri dari kepala sekolahnya itu mampu membuat lamunan Jisoo buyar.

Dia langsung saja melirik sinis Taehyung sebelum mengalihkan pandangannya ke Ares yang masih asik bermandi bola,"Gak usah kepedean. Masih ada V BTS yang lebih ganteng!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang