1. Perubahan nasib

1K 100 17
                                    

Yang namanya kehidupan itu memang penuh dengan kejutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang namanya kehidupan itu memang penuh dengan kejutan.

Sunoo tahu akan hal itu, tapi tetap saja dia tidak bisa siap saat dihadapkan berbagai kejadian mendadak di hidupnya, baik itu yang buruk maupun yang baik.

Kayak sekarang, otaknya langsung ngeblank seketika habis mendengar cerita pria di hadapannya ini. Beliau mengaku sebagai bawahan-pekerja di perusahaan ayahnya, tapi... masalahnya... Sunoo tidak pernah kenal bahkan mengetahui kalau ternyata dia punya keluarga kandung.

Dari pertama kali Sunoo bisa merekam dan menyimpan kenangan di memorinya, dia sudah paham betul kalau dirinya adalah anak 'buangan' yang asal usul kelahirannya saja tidak diketahui. Kata ibu panti, wadah tempat Sunoo ditaruh waktu itu hanyalah kotak kardus biasa, sama sekali tidak ada effortnya. Surat untuk berbasa-basi memberi salam sapa dari yang melahirkannya juga tidak ada. Makanya Sunoo mengambil kesimpulan kalau dia adalah anak terlantar. Tapi setidaknya Sunoo punya titipan namanya dalam bentuk kalung liontin bertulisan 'Sunoo'.

Di saat anak-anak lain berkeinginan diadopsi oleh keluarga-keluarga yang berkunjung ke panti, Sunoo malah sebaliknya. Dia tidak mau pergi dari 'rumah'nya itu karena sudah nyaman dengan penghuni panti, menganggap mereka sebagai keluarga sendiri. Karena itu setiap kali ada orang asing yang datang ke panti, Sunoo akan bersembunyi agar tidak dilihat mereka dan berakhir jadi calon anak layak diadopsi.

Harapannya untuk tinggal selamanya di panti asuhan terpaksa pupus saat ini juga di umurnya yang ke 17 tahun.

Hanya karena keluarga kandungnya yang berhasil menemukan keberadaan anak bungsunya dan mau dia pulang ke rumah aslinya.

17 tahun sudah lewat dan kalian masih mau aku balik ke sana? Kenapa ga dari dulu? Maunya sih Sunoo ngomong begitu, tapi yang ada nanti dia kena cubitan penuh cinta dari sang mama yang menonton di pinggir.

Ah masa bodo, ujung-ujungnya juga Sunoo suarakan. Untungnya si mama yang dimaksud tidak memberi reaksi marah, cuma tatapan prihatin yang malah bikin Sunoo kesal.

Jadi dia bilang ke mamanya, "Ngga, aku ngga marah karena jemputannya kelamaan kok!"

Tapi tatapan mamanya malah makin kasihan. "Agh yang jelas aku gamau pulang ke sana!"

"Kami sudah berusaha semampu kami," ucap pria itu. "Tapi lokasi rumah utama kami yang sangat jauh dengan panti asuhan ini membuat kami terhambat sehingga baru bisa menjemput tuan Sunoo sekarang."

"Halah semampu kalian apaan, paling juga kalian leha-leha dulu," cibir Sunoo sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menatap sengit lawan bicaranya yang jatuhnya bukan menyeramkan tapi malah jadi lucu. Salahkan bibirnya yang ikutan manyun. "Kalau ibu bapakku beneran sayang sama aku, harusnya mereka nyuruh orang banyak-banyak buat nyari anaknya biar cepetan ketemu, ga nyampai 17 tahun kayak begini."

"HEH BOCAH!"

PLAK

"Aw!"

Sunoo langsung mengusap area belakang kepalanya yang baru saja dipukul, sedangkan sang pelaku-mama kedua lanjut ngomel-ngomel, "Jangan kayak modelan pelakor yang songong kayak di tivi-tivi! Yang paham-paham itu harusnya kamu! Seoul itu ga sekecil kayak yang kamu pikirin!"

BLACK CAT | YangsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang