5. Shopping (2)

367 54 2
                                    

Masing-masing es krim di tangan sepasang kakak beradik itu kini telah habis, begitupula dengan waktu istirahat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masing-masing es krim di tangan sepasang kakak beradik itu kini telah habis, begitupula dengan waktu istirahat mereka. Sesudah membuang bekasnya di tempat sampah yang tersedia, mereka pun keluar dari toko tersebut dan melanjutkan agenda shopping mereka.

Mengingat sebentar lagi Sunoo akan memasuki sekolah, maka sudah diputuskan kalau tujuan mereka selanjutnya adalah Stationery atau toko alat tulis-tapi bisa dibilang toko buku juga? Entahlah, Minjeong menyebutnya sebagai toko serba ada karena segala perlengkapan sekolah beserta buku-buku bacaan ada tersedia di sana.

Sunoo mau tak mau jadi penasaran, terlebih ketika Minjeong menceritakan eksistensi toko itu dengan begitu semangat. Kakaknya itu berkata kalau semua perlengkapan sekolahnya dari SD hingga kuliah sekarang ini merupakan hasil berbelanja dari sana. Singkatnya, Minjeong adalah pelanggan setia.

Bahkan sampai membuat Minjeong rela meninggalkan mall karena lokasi toko itu yang berada di luar, walau hanya berjarak setengah kilometer yang mana tidak terlalu jauh dari mall-nya.

"Sebenarnya Kakak belum puas beliin lo baju Dek, tapi yaudahlah, nanti Kakak bisa checkout sendiri bajunya dari rumah."

"HAH? NAMBAH LAGI?! Aduh Kak, segini aja udah cukup banget! Kalau kebanyakan nanti kasihan lemari Sunoo ga muat diisi itu-itu semua!"

"Alah itu mah gampang, kan bisa beli lemari baru."

"Waduh..."

Sunoo, sebagai (mantan) rakyat jelata rasanya mau menangis sambil lambai-lambai ke kamera sehabis mendengar ucapan sang kakak, mana ngomongnya santai sekali pula. Tapi wajar saja sih, rumah sebesar mansion saja bisa keluarganya beli, masa beli lemari yang harganya tidak seberapa justru tidak mampu?

Mulai dari sekarang Sunoo akan berusaha untuk menahan kenakalannya agar tidak keterlaluan. Bisa gawat kalau sampai namanya terancam dicoret dari kartu keluarga Kim.

"Gue yakin lo bakal suka tokonya Dek." Itu kata Minjeong waktu di tengah perjalanannya tadi.

Apa iya? Wajahnya doang yang senyum-senyum lucu, di dalamnya diam-diam Sunoo lagi menjulidi sang kakak. Ragu dia tuh, apalagi Sunoo orangnya memang tidak terlalu suka kegiatan membaca buku-satu-satunya hiburan yang ada di toko itu.

Tapi di luar dugaan, ternyata Sunoo bisa menyukainya.

Memang dari luar nampak seperti tidak ada yang spesial dari toko itu, tapi sekali memasukinya, bakal kerasa kayak lagi ada di dunia lain.

Tempatnya luas, desain keseluruhannya terlihat sangat bagus juga rapi yang sangat menenangkan hati, pemilihan warna yang kalem dan nyaman dipandang, dan yang terpenting... Ada cafe mini-nya.

"Ini beneran tokonya?" Sunoo bertanya kepada Minjeong yang hanya dibalas dengan senyum smug. Dia keheranan sekaligus kagum, rasanya susah mau percaya kalau ini toko yang sama dengan toko yang dia lihat di depan tadi.

[ON HOLD] BLACK CAT | YANGSUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang