9. Nice Try

128 26 2
                                    

Sepanjang perjalanan, Jungwon tak sekalipun berhenti berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan, Jungwon tak sekalipun berhenti berbicara. Dari mengenalkan satu persatu ruang yang mereka lewati, hingga basa-basi biasa yang mencakup informasi terkait Sunoo. Sunoo terhibur melihat Jungwon yang banyak omong, mengingatkannya pada adik-adiknya di panti.

Duh, jadi kangen kan. Semenyebalkan apapun mereka, tetap saja sudah menjadi bagian penting dari kehidupan Sunoo sejak dia kecil.

Tanpa keduanya sadari, mereka telah sampai di depan kelas Sunoo. Maklum, kalau sudah keasikan bisa bikin tidak sadar lagi dengan sekelilingnya.

"Nah, sudah sampai!"

Sunoo menatap Jungwon dengan binar di matanya, yang diam-diam berhasil bikin Jungwon gagal fokus.

"Makasih sudah nganterin aku, Wonnie! Tapi belok-beloknya banyak juga ya... Kayaknya seminggu baru bisa kuhapalin.."

Wonnie? Mata Jungwon berkedip-kedip dengan cepat. Keterdiamannya yang cukup lama membuat Sunoo bingung.

"Won?"

Mulutnya terbuka dan tertutup sejenak, masih memproses keadaan. "... Wonnie?" Jungwon membeo.

Ah, kayaknya Sunoo tahu dia kenapa.

Senyum Sunoo mengembang. "Namanya lucu, sama kayak kamu! Kupanggil begitu nggak papa kan?"

Pengalamannya jadi maniak drama romantis selama bertahun-tahun membuatnya paham akan tingkah laku orang yang sedang kasmaran. Bahkan dulu saat masih di panti, Sunoo sering memberi nasihat percintaan kepada para pengasuh yang masih lajang. Berkat dia juga, ada seorang pengasuh yang berhasil menjalin hubungan sampai akhirnya menikah dan undur diri dari panti.

"Kita jelas-jelas lagi kekurangan tenaga kerja, kenapa malah kau bikin KELUAR?!" Mama ke-2 marah-marah.

"Kok jadi aku yang disalahin?! Kalau kamu ga laku-laku ya jangan dilampiasin ke aku don-ADUH-!" Sunoo dijitak.

Andai pengalaman itu bisa dia cantumkan di CV, sepertinya dia bisa lolos seleksi karyawan di perusahaan biro percintaan. Sayangnya perusahaan seperti itu tidak ada di dunia nyata.

Kembali ke masa sekarang, Sunoo lagi susah-susah menahan pekikan gemasnya saat rona merah perlahan muncul di pipi cowok yang dia anggap imut itu.

Bukan bermaksud narsis ya, tapi pesona seorang Kim Sunoo itu terlalu kuat. Dia lucu, cantik sekaligus tampan, dan dia sadar akan hal itu. Makanya tidak heran kalau Jungwon tertarik dengannya. Kalau bukan begitu, atas dasar apa dia menawarkan diri untuk mengantarnya tadi?

(Tidak semua orang kalau bersikap baik tuh tanda suka ya dek ya.)

"Boleh.." Jungwon berucap lirih, sebelum berbicara lagi dengan suara yang lebih keras, "Boleh kok! Boleh banget!" Mata kucingnya berkedip-kedip lucu lagi.

"Oh iya, kalau menurut Kakak masih susah hapalin jalurnya, besok mau berangkat ke kantin barengan? Kujemput."

Mana bisa Sunoo menolak kalau Jungwon menatapnya seimut ini. Persis kayak kucing yang lagi nungguin disuapin snack sama majikannya.

[ON HOLD] BLACK CAT | YANGSUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang