BANYAK TYPO BERTEBARAN!!!!!!
JANGAN LUPA VOTE!!!!!!!Alviano memberikan sebuah buku
besar berwarna hitam kepada Alfin."Pilih yang kau mau"
Saat Alfin melihat isi buku tersebut dia bingung setengah mati.
Bahasa apa ini anjir?? Ga ngertii, tapi dari gambar yang ini keknya enak dah, mo nanya nanti di ketawain lagi ma tukiyem satu itu dahlah. Batinnya
"Samain aja"
Tak lama makanan yang dipesan datang, dan di luar ekspetasi Alfin. Makanannya sangat amat banyak. Tapi malah takut memakannya karna sudah pasti ini sangat mahal.
Alviano yang mengerti tatapan Alfin membuka suara.
"Makan saja, aku yang bayar. Kalaupun aku ga bayar, kamu yang nyuci piring di sini" (Cielah anak muda aku akuan)
"Lah ko gitu" Jawab Alfin dengan tatapan tak percaya yang hanya di balas oleh tertawa rendah milik alviano
Mereka ber2pun makan dengan damai. Hanya ada suara dari garpu dan pisau yang bergesekan
Alfin yang sibuk makan tak sadar bahwa Alviano menyudahi makannya dan memperhatikan seksama saat Alfin makan.
Imut. Batinnya
"Mau di bungkus??" Tanya Alviano
Mendengar itu Alfin bingung, memang di resto mewah begini gapapa di bawa pulang..
"Resto ini punya kakekku, jadi jangan sungkan"
Alfin yang tengah makan langsung tersedak dengan sigap Alviano memberikannya sebuah minuman untuk mencernanya.
Sekaya apa keluarganya, pikir alfin
Alfin memang tau bahwa Alviano itu kaya, tapi dia hanya tau bahwa keluarga Alviano hanya memiliki perushaan bukan yang lain.
Di lain hal para karyawan senang sekaligus mempertanyakan siapa orang yang sedang bersama tuan muda. Apalagi dia tak pernah mengajak orang lain untuk makan disini.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kediaman masing masing.
Telentang di atas kasur yang empuk sambil memikirkan sesuatu yang hanya dirinya dan author yang tau
Entah apa yang memasuki otak alfin sampai dia memasang wajah yang terlihat meneliti sesuatu
Apakah dia memikirkan bagaimana atas terbentuk, bagaimana cat terbentuk dan bagaimana dirinya terbentuk (nganu²)
Hanya hembusan dari mulut yang keluar sedari tadi
Apa yang akan aku lakukan ya kalau ibu sudah sehat kembali, sepertinya aku harus mengajaknya ke taman hiburan?? Tapi itu sudah biasa, luar negri aja kali ya, tapi uang dari mana yamasa ngelonT iwww. Jual rumah aja kali ya, tapi ini bukan rumahku. Itu adalah isi pikiran seorang Alfin
Tiba tiba wajah Alfin memerah
Sialan. Saat saat seperti ini di otaknya malah kilas balik saat dia dan bosnya cipokan.
Tapi di lain hati Alfin juga bingung, apa iya Alviano sudah punya pacar. Bahkan dia tidak tau hal itu.
Mau kesel tapi bukan siapa siapa, mau biasa aja tapi malah terlihat murahan:(
Lagi lagi hanya hembusan nafas yang bisa dia keluarkan
****************
Makin g jls g si??
Bingung aku tu ga jago bikin cerita tapi mo nyobaaaaKira kira alurnya yg enak begimana ya??
