"Sera! Ada temen kamu!"
Aku baru selesai mandi setelah pulang sekolah tadi. Dan sekarang, baru saja aku ingin mengeringkan rambut, Mama malah meneriaki namaku. Otomatis, headdryer yang baru kunyalakan harus disimpan dulu di atas meja rias.
Aku tidak akan mengeringkan rambutku, menyisirnya dengan rapi saja mungkin sudah cukup. Usai merapikan rambut, aku keluar dari kamar dan menghampiri Mama di ruang tamu.
"Ma--" Seketika tubuhku mematung dan bibirku mendadak kelu.
Kenapa ada Kejino disini?!
Aku ingin melarikan diri, namun Mama akan memarahiku nanti. Tapi, aku tidak mau bertemu dengannya. Apalagi di rumahku seperti ini. Mungkin tetanggaku akan mengira bahwa aku sedang di apeli oleh pacarku.
Tidak! Bagaimana jika Clara datang kesini dan memergoki Jino?
"Ngapain?" seloroh mulutku, menatap Jino dengan mata yang sedikit melotot.
"Kasih minum dulu, dong, Sayang. Kasihan ini temennya baru sampai." Mama mendelik padaku.
"Ah, i-iya, Ma. Sebentar."
Aku tak punya pilihan lagi selain menuruti apa kata Mama. Aku pergi ke dapur dan membuatkan minuman untuk Jino.
Setelah membuat minuman yang hanya berisikan air putih, aku tak langsung pergi ke ruang tamu. Rasanya gugup sekali. Aku tidak tahu kenapa aku merasa seperti ini, tapi hatiku cemas tak karuan. Aku takut akan ada masalah setelah ini.
Eh, tapi... Aku belum tahu tujuan Jino datang ke rumahku untuk apa, bukan? Bisa saja dia ingin meminjam buku paket atau menyontek PR.
Aisshh... Jino kan beda kelas denganku!
"Gimana, dong?" Aku menggigit bibir bawah, kebiasaanku jika sedang gugup.
"Sera? Udah bikinnya?" Mama meneriakiku lagi.
"Udah, Ma!"
Oke. Tidak ada yang bisa kuperbuat selain menyerahkan minuman ini kepada Jino.
Aku berjalan pelan menuju ruang tamu. Sampai disana, kepalaku sengaja menunduk agar aku tak bisa kontak mata dengan cowok itu. Kutaruh minumannya di atas meja.
"Kalian ngobrol dulu, ya. Mama mau keluar dulu," kata Mama begitu saja.
Sontak, kepalaku mendongak dengan raut wajah kaget. Aku menatap Mama tajam. Seakan ingin menghentikan Mama yang sudah bangkit dari sofa.
"Ma--"
"Mama pulangnya sore ya, Ra. Kamu main dulu sama Jino," sela Mama, tersenyum manis kearah Jino. Lalu menghampiriku dan mengelus pundakku sebentar.
"Jangan main jauh-jauh," bisik Mama di telingaku.
Apaan sih? Main jauh-jauh? Berduaan dengan Jino saja aku tidak mau!
"Iya," ucapku dengan berat hati.
Mama mengecup keningku, kemudian pergi dari rumah. Aku tidak tahu Mama akan pergi kemana, tapi setelah melihat stelan Mama yang formal, kuyakini Mama akan pergi arisan. Itu sudah menjadi rutinitas seorang Mama Sahara.
KAMU SEDANG MEMBACA
A CHOICE | Han Yujin ZB1
Fanfiction"Gue suka sama lo. " "Tapi Lo milik sahabat gue. " ©27-April-2023