Eleven

370 43 5
                                    

Author POV

Jam istirahat Sera memilih diam di kelas. Ia tidak mau pergi ke kantin karna mungkin orang-orang akan menggunjingnya di sana. Sera tidak takut, hanya saja ia malas menanggapi ocehan mereka. Sebab mau bagaimanapun Sera membela diri, mereka semua akan menutup telinga dan hanya percaya pada asumsi mereka sendiri. Rumor jelek biasanya lebih gampang menyebar.

Tok, tok.

Ketukan pintu membuat Sera menoleh. Jantungnya sedikit berdebar melihat Kejino disana. Cowok itu berdiri di ambang pintu kelas dengan wajah datar andalannya.

"Apa?" Suara Sera terkesan ketus, membuat Kejino mengernyit heran. Ada apa lagi dengan gadis ini? Perasaan tadi pagi baik-baik saja.

Kejino tidak menjawab. Ia hendak melangkah tetapi teriakan Sera membuatnya urung.

"Jangan kesini!"

Akhirnya Kejino kembali pada posisi awalnya.  "Lo kenapa?" tanya Kejino baik-baik.

"Gak papa," jawab Sera sambil memalingkan wajahnya.

Kejino menghela napas. Jawaban dan ekspresi wajah Sera benar-benar bertolak belakang. Kejino yakin pasti ada sesuatu. Lantas Kejino pun menghampiri Sera, tak perduli seberapa banyak gadis itu berteriak memarahinya.

"Keluar, " titah Sera. Kejino menggelengkan kepalanya.

"Gue mohon pergi, Kejino."

Bukannya menurut, Kejino malah menarik kursi di samping Sera lalu mendudukkan diri disana, tepat di samping gadis dengan raut wajah penuh amarah itu.

"Keluar atau gue teriak?" ancam Sera akhirnya. Gadis itu sudah tidak tahu lagi harus bagaimana mengusir Kejino.

"Teriak aja," tantang Kejino.

Sera melotot, ia hendak membuka mulutnya namun tidak jadi. Bodoh jika Sera benar-benar berteriak, hal itu akan membuat orang-orang datang ke kelas lalu memergoki Kejino dan Sera sedang berduaan. Nanti bisa-bisa akan ada rumor tambahan tentang mereka berdua.

"Ish! Terserah lo deh!" pasrah Sera.

Kejino menyunggingkan senyum. Ia senang melihat Sera yang pasrah. Kejino melipat tangannya di dada, lantas berkata, "kenapa masih di kelas? Gue nungguin lo di kantin."

Sera tercengang beberapa detik. Ia tidak menyangka Kejino akan mengatakan itu.

"Ngapain nungguin gue?" tanya Sera, masih dengan nada ketus.

"Gue mau makan sama lo."

Tercengang part 2.

"Dih. Makan aja sendiri." Sera memutar bola matanya malas.

Kejino menghela napas. "Lo gak mau ke kantin?"

"Gak."

"Kenapa?"

"Males, ada lo."

Kali ini Kejino yang tercengang. Kalimat Sera sungguh menohok hatinya.

"Oke. Sekarang gue ada disini, lo ke kantin sana," titah Kejino.

Sera terdiam. Padahal bukan karena ada Kejino. Mau tidak ada Kejino pun Sera tidak akan pergi.

"Eng... Nggak. Gue gak laper," jawab Sera ragu-ragu.

Kejino mengerutkan kening. Tumben sekali, biasanya Kejino selalu melihat Sera ada di kantin, makanan Sera juga selalu banyak. Tentu saja Kejino tahu sebab ia sudah memperhatikan Sera dari dulu.

"Bohong."

Satu kata dari Kejino membuat Sera menelan ludah. Ya, Sera memang berbohong. Jujur saja ia sudah kelaparan sejak tadi, tapi egonya lebih kuat hingga ia nekat menahan rasa laparnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A CHOICE | Han Yujin ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang