13. Pulang Bareng

5K 154 0
                                        

بسم الله الر حمن الر حيم

Assalamu'alaikum.

AKU MINTA MAAF ATAS KETERLAMBATAN DALAM UP CERITA INI, LAGI SIBUK2NYA DIBANTAI PRAKTEK, DAN SEKARANG MAU ISTIRAHAT BENTAR 🤓🙏

- Selamat menggulir halaman ini! -

***

"Ra, ayo sarapan," ajak Rusmei saat melihat Saheera yang baru saja keluar dari kamar.

Gadis itu merasa tak enak, karena tidak ikut membantu Rusmei memasak. Bangun-bangun langsung makan.

"Ma, maaf ya ga ikut bantu masak, tadi kepala Sira lumayan pusing, habis subuhan malah ketiduran, maaf ya Ma. Sira nyusahin doang." Saheera memandang Rusmei dengan lesu. Tangannya masih memegangi kepala yang terasa sangat sakit.

Rusmei tertawa pelan, tangannya tak berhenti menyiapkan sarapan pagi di atas meja.  "Gak apa-apa Ra. Mama juga cuma masak nasi goreng, ga perlu berdua lah masaknya, easy."

Gaul juga ternyata mertua Saheera ini. Alangkah beruntungnya ia mendapat mertua seperti orangtua kandung. Kadang, banyak sekali orang yang punya mertua kurang baik dalam memperlakukan mereka. Dulu, Saheera juga sempat overthinking, takut jika punya mertua galak. Dan sekarang, ia punya mertua seperti Arfan dan Rusmei, yang sangat menyayanginya. Mereka juga asik orangnya.

"Tolong panggilin Fathar ya, Ra. Suruh turun, sarapan." Rusmei berujar sambil menaruh piring di atas meja.

"I-iya Ma." Bingung sekali Saheera. Dia kan masih diem-dieman sama Fathar? Gimana manggilnya?

Namun ia tetap menjalankan apa yang Rusmei suruh. Saheera kembali lagi ke kamar. Saat di depan pintu, ia berusaha menormalkan napasnya. Entah mengapa, Saheera jadi gugup begini.

Perlahan Saheera membuka pintu itu. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah, Fathar yang tengah shirtless duduk di atas kasur dengan kepala menyandar di kepala ranjang. Cowok itu tampak fokus dengan ponselnya yang miring. Mungkin, Fathar sedang main game.

"Gimana ngomongnya, ya?"

Dengan segala tekad, Saheera mendekat ke arah kasur. Fathar juga tersadar saat Saheera masuk ke kamar. Gadis itu tampak menunduk, dan jari yang saling bertaut.

"Kenapa?" tanya Fathar duluan.

Saheera pun tetap menunduk. "Di panggil Mama, sarapan."

Fathar membuang napasnya. Ia turun dari kasur dan mendekati Saheera. Ia mengangkat dagu Saheera dengan telunjuknya.

"Lihat gue," kata Fathar dengan nada yang terdengar serius.

Saheera menurut. Ia pun mendongak, dan melihat Fathar berdiri di depannya. Tinggi Saheera yang sebatas dada Fathar mengharuskannya untuk mendongak.

"Lo kenapa dari semalem diemin gue?"

"Siapa? Enggak kok, aku ga diem—"

Dengan cepat Fathar memotong ucapan Saheera. "Gausah bohong. Lo marah karena soal semalem? Jujur."

Saheera tak sanggup menatap Fathar. Pandangannya ia alihkan untuk melihat jam dinding yang ada di atas kasur mereka.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang