0.1 Keluarga Cemara

24 3 0
                                    

Warning!!!
This story lil bit cringe.
__________________________________
"Besok Papa sama Mama pergi keluar kota karena ada urusan perusahaan yang mendadak dan harus Papa tangani. Kalian baik-baik di rumah dan yang akur. Terutama kamu Gea, kamu jangan bikin ulah," pesan Shandy pada Gea dan Rizal, putra barunya sejak dua puluh jam lalu.

Cewek dengan potongan rambut shaggy pendek itu langsung memalingkan wajah. Nafsu makannya mendadak anjlok. Ah kenapa hidupnya sekarang benar-benar seperti sinetron. Di mana setelah menikah maka sosok ayah akan pergi ke luar kota. Bedanya kalo di sinetron, sosok Ibu Tiri tidak ikut. Kemudian Ibu Tiri akan mulai menyiksa si tokoh utama.

Ada kelegaan di hatinya, namun entahlah ia agak kecewa juga. Ia padahal sudah mempersiapkan senjata-senjata rahasia sejak semalam sampai tidak tidur hanya untuk melawan Ibu Tirinya jaga-jaga jika benar Ibu Tirinya itu galak dan seperti mak lampir. Aish sia-sia deh kerja kerasnya!

Dan satu lagi, jika Papanya ke luar kota sendiri, Gea kan nanti bisa tahu wajah polos nan lugu Alana, istri baru Papanya itu rill or cuma fake!

"Tenang aja, Om. Aku sama Kak Gea pasti akan baik-baik aja kok," celetuk cowok yang mengenakan seragam SMA. Cowok itu tersenyum tipis membuat wajahnya imut sekaligus manis.

Uwakh Gea lupa, Papanya nikah kan ambil satu dapetnya dua. Alias nikah sama janda beranak satu. Adik tiri sialun! Yak! Dia ganteng sih jadi cukup tidak malu-maluin tapi Geakan juga belum tahu sifat anak itu sebenarnya gimana. Jadi dia harus was-was!

"Rizal kamu sekarangkan anak Papa, jadi jangan panggil Om dong, panggilnya Father, oke?"

Gea merotasikan bola matanya, kelakuan Papanya ini sok ingin HITS.

Rizal mengangguk sungkan dan merasa agak aneh dengan Papa barunya itu. "I...iya, Father."

"Father, father, ikan wader mah iya," gumam Gea.

"Selama Father sama Mom pergi, Father nitip Gea ya, jagain Kakak kamu baik-baik. Meskipun badung dan manja, dia makhluk kesayangan Father."

"Ish Papa apa-apaan sih, nitip-nitip segala, emang Gea barang? Lagian Papa yakin ngebiarin Gea tinggal serumah sama cowok nggak jelas kaya dia!" Gea menunjuk ke arah wajah Rizal.

Melihat itu membuat Shandy geram, "Gea turunin tangan kamu, dia bukan cowok nggak jelas, dia adik kamu!"

"Nggak, dia bukan adik Gea. Mama dan Papa kandung kita beda, nggak ada ikatan darah di antara kita!" jawab Gea keukeuh. Moodnya langsung memburuk. Dia memilih berpamitan dan berangkat sekolah. "Gea pamit berangkat sekolah!"

Tak lama seorang wanita paruh baya yang memiliki wajah cantik nan lembut datang membawa dua kotak bekal. "Sayang ini dibawa ya bekalnya buat nanti makan siang di sekolah. Ini tadi Mama buatin apple pie kesukaan kamu," ucap perempuan sembari menyodorkan kotak bekal warna biru untuk Gea.

Oh jadi dari tadi wujudnya nggak ada karena dia siapun bekel buat gue. Hmm cukup effort dramanya. Dia tulus nggak ya ngasihnya jangan-jangan dikasih racun lagi.

"Nggak butuh, Anda nggak usah sok peduli sama saya!" jawab Gea ketus yang membuat Shandy kembali marah.

"Gea yang sopan sama Mama kamu!"

"Nggak sudi, sampai kapan pun, dia bukan Mama Gea!"

"Nggak papa, Mas. Aku nggak akan maksa Gea karena mau Gea mengakui aku atau tidak itu adalah pilihan dia," ujar Alana mencoba menenangkan Shandy.

"Tuh kan, Mbok Lana aja nggak keberatan." Tunggu dulu, kenapa di sini yang memiliki kesan antagonis malah dia? Bodo amat dah.

Atmosfer di ruang ini rasanya sudah tidak kondusif. Gea harus buru-buru pergi ke sekolah. Namun, langkahnya terhenti oleh Papanya.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang