Part 9

148 23 5
                                    

"Kapan terakhir kali aku memakai dasi?" Tanya Suho pada pantulan cermin yang menampakkan tegap tubuhnya dengan sehelai dasi berada di tangannya.

Dengan ilmu seadanya Suho mulai mengikat dasi itu ke lehernya, butuh waktu sedikit lama karena ia harus mencari tutorial di laman media sosial.

"Haishhh untuk hal sesimple ini pun aku selalu mengandalkan Hoseok, sekarang aku harus mulai mengandalkan diriku sendiri. Hahhh kau terlalu memanjakanku Seokie, sampai aku tak tau bagaimana caranya merawat diriku sendiri."

"Not bad but not good, tapi terima kasih sudah berusaha Kim." Suho menepuk bahunya sendiri sebagai bentuk apresiasi atas usaha kecil yang baru saja ia lakukan.

" Suho menepuk bahunya sendiri sebagai bentuk apresiasi atas usaha kecil yang baru saja ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hearteu dari Bapak Kim Suho untuk yeorobun, jangan lupa berterima kasih pada diri sendiri. Saranghae...

Suho mengambil tas kerjanya yang sudah ia siapkan sedari tadi malam, sekilas ia melirik ke arah ranjang di mana Irene masih tertidur pulas. Ia sedikit merenung. Biasanya Hoseok sudah selesai membuat sarapan dan baru saja selesai mandi di jam seperti ini.

"Hyung ayo bangun! Aku harus pergi bekerja! Palli!"

Suho terkekeh kecil, sudah hal lumrah jika di setiap pagi saat ia menginap di rumah Hoseok ia akan diusir oleh si pemilik rumah karena sudah waktunya untuk dia pergi bekerja.

"Sekarang aku juga akan berangkat kerja, Seokie." Batinnya. Ia meneruskan niatnya untuk mengambil tas juga kunci mobilnya tanpa ada keinginan untuk membangunkan Irene.

Saat membuka pintu terlihatlah sosok Jimin berdiri di depan kamar Suho dengan senyum misterius yang membuat Suho bergidik ngeri.

"Ada apa Jim?" Tanya Suho.

Kini Jimin sudah bergelayut manja di lengan Suho, astaga apa adik bungsunya ini kerasukan setan penunggu pohon kamboja di belakang rumah? Begitu pikir Suho, "Hyung, aku ikut mobil hyung ya. Nanti turunkan aku di halte depan hehe."

Suho mengernyit, "Kenapa di halte? Hyung bisa mengantarmu sampai sekolah."

"Itu emmm, ishh hyung sampai halte saja ya ya." Jimin merengek.

Suho menghela nafas pelan, "Kali ini laki-laki mana yang menjadi korban rayuanmu?" Tanya Suho.

Jimin mendelik tak suka, "Ishhh hyungggg!! Dari dulu aku hanya berkencan dengan Mingyu, sampai detik ini huftt!"

"Ohh laki-laki hitam itu?" Tanya Suho tak berperasaan.

"Dia eksotis hyung bukan hitam!"

"Sama saja, HI....TAM." Ucap Suho sembari berjalan menuju pintu utama tanpa memperdulikan protes yang dilayangkan oleh adik bungsunya itu.

"Heiii hyung!!! Tunggu akuu!!! Yakkkk!!!" Jimin pun berlari menyusul kakak tertuanya itu.

"Heiii hyung!!! Tunggu akuu!!! Yakkkk!!!" Jimin pun berlari menyusul kakak tertuanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Kim HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang