Part 10

235 31 7
                                    

Warning ⚠️⚠️⚠️⚠️

5086 words 🔥🔥

mature content 🔞🔞🔞

Typo bertebaran 🙂🙏🏻

Setia menunggu Neng Hoseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setia menunggu Neng Hoseok.

Seokjin berdiri di pinggir jalan yang masih dibasahi sisa hujan menjelang senja tadi. Jalanan sudah sepi, menyisakan kesepian yang mencekam ini. Angin malam yang dingin menyegarkan, membawa langkahnya kembali ke mobil mewah miliknya yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Satu per satu lampu penerang jalan mulai dihidupkan, sirar berwarna kuning memantul di genangan air yang masih ada sedikit.

Apa dia lupa dengan janjinya tempo hari untuk menonton bioskop bersama. Bukankah kita sudah memutuskan untuk berjalan menikmati udara segar setelah setelah menyelesaikan film yang akan ditayangkan malam ini? Kau dan aku berjalan bersama, di keheningan malam setelah hujan yang menghajar tanpa henti sepanjang sore dan senja, membawa angin dingin. Membuatmu menggigil. Membuatku ingin memelukmu untuk memberikan kehangatan cinta. Itu hanya rasaku saja, hanya khayalku saja karena pada kenyataannya kau melupakan janji itu begitu saja.

Apa ini tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan? Matamu tak pernah memberikan pijar cinta yang aku tunggu selama ini. Tapi kebersamaanku bersamamu, setiap detiknya adalah kebahagiaan bagiku.

Saat seorang diri seperti ini selalu Seokjin merasa adalah seorang yang bodoh dan lemah, kehidupan hanya melampirkan sebuah dentuman kesunyian terhadapnya. Tidak ada perhatian dan juga tidak megenal kasih dan sayang. Karena tidak ada tempat baginya seperti yang dinamakan keluarga. Detik semakin berlabuh sedang malam semakin sibuk bermain dengan bulan di kala purnama datang. Lamunannya semakin menjadi-jadi ketika pikiran semakin menusuk sukma terdalam batin Seokjin. Meneteskan air mata di setiap tengah malam adalah suatu kebiasaannya dalam diam, di lain sisi untuk melepas beban penat setelah seharian bekerja atau juga sebagai pereda sakit kepalanya yang akhir-akhir ini mendera.

"Maaf eomma appa, aku masih banyak kekurangan dalam menjalankan tanggung jawab yang kalian berikan padaku." Sambil murung dan sedih dihadapan eomma dan appanya.

"Tapi aku akan lebih bekerja keras lagi, dengan usahaku sendiri dan dengan jujur, seperti yang diajarkan appa kepadaku" Sambungnya bersungguh-sungguh.

Kedua orang tua itupun tampak tersenyum lembut. Sambil ia menatap kedua orang tuanya, sang ibupun pun memandangnya dengan senyum air mata. "Maaf eomma mungkin usahaku dalam bekerja masih kurang dan mungkin aku juga perlu meningkatkan semangat lagi demi membuat bangga eomma dan appa" ucapnya terakhir kepada ayah dan ibunya. Sang ibu langsung memeluk dan menciumnya dengan bangga, disusul sang ayah dengan usapan tangannya dikepalanya dengan senyumannya yang begitu teduh.

My Kim HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang