Seventh Live!

5 1 0
                                    

Seventh Live!

“Nih, masakin ya.”

Baru saja Mondy mendaratkan pantatnya pada sofa hijau muda di ruang tengah, Freya menyodorkan kresek putih berukuran sedang padanya.

“Ngapain repot-repot bawa jajan, mending lo makan buat di rumah,” balas Mondy menolak.

Freya menoleh dengan kening berkerut. “Ngapain? Ini mau gue makan di sini kok. Karena lo yang punya rumah jadi lo yang masakin. Ini gue bawa buat sendiri, bukan buat lo.”

Mendengar jawaban Freya membuat Mondy mendelik sebal. Cewek itu kenapa tidak ada sopan santunnya saat berkunjung ke rumah teman?

Bukannya Mondy berharap akan dibawakan apa-apa, tapi seharusnya cewek itu mengerti kan kalau bertamu ke rumah orang harus membawa sesuatu. Setidaknya seperti makanan ringan. Pasti Mondy tidak akan perlu mengeluarkan stok makanan ringannya untuk disuguhkan.

Dengan berat hati, cowok berkaus putih dengan gambar Gojo Satoru itu beranjak menuju dapur setelah mengambil kresek dari tangan Freya agak keras. Sementara yang ditinggalkan hanya terkikik geli karena bisa menggoda cowok cuek itu.

Tak lama kemudian, Mondy kembali dengan nampan di tangannya. Di atasnya ada sebuah DoreMie yang pernah mereka makan, dua gelas jus melon, sestoples kukis buatan bundanya serta beberapa potong roti gulung.

“Wahh udah jadi.” Freya berseru seraya menyatukan kedua tangannya. Matanya berbinar cerah sembari menunggu Mondy datang.

“Makanannya udah jadi Tuan Putri. Jadi, bisa gue pinjem kasetnya sekarang? Gue mau main.”

Bukan tanpa alasan Mondy berkata seperti itu. Ia harus cepat-cepat bermain game untuk menyelamatkan kerajaan Navirity yang hampir bangkrut. Semalaman ia tidak bisa tertidur memikirkan hal itu hingga akhirnya memilih untuk begadang menonton tv.

Freya cepat-cepat menggeleng. “Karena makanannya udah jadi, kita makan dulu.”

“Ya makan aja, gue mau main. Lo bilang sendiri kalau mie nya itu buat lo, bukan gue.” Mondy berkilah. Masih jelas dalam ingatannya ketika Freya mengatakan itu untuk dirinya sendiri tanpa mau berbagi.

“Iya emang, kan gue yang beli,” balas cewek yang hari itu mengenakan blus merah muda dengan renda di bagian dada yang dipadukan dengan rok selutut berwarna putih.

Rambutnya yang diikat menyerupai ekor kuda itu bergoyang ketika Freya mengambil DoreMie dan mengaduknya. Memakan satu suapan, kemudian menyodorkan sumpitnya yang berisi mie pada Mondy.

Seperti Dejavu, Mondy hanya terdiam menatap cewek yang penampilannya terlihat berbeda itu. Ketika di sekolah, Freya tampak biasa saja seperti murid perempuan yang lain. Namun, saat tidak memakai seragam, kenapa cewek ini terlihat imut sekali?

“Ayo, Mon.” Freya merengek. Menggoyangkan sumpit di depan Mondy dan memandang cowok itu kesal.

Tanpa ba-bi-bu Mondy menerima suapan Freya seperti terakhir kali. Jantungnya berdetak kencang dan ia mulai merasakan telinganya memanas. Apakah dia sudah jatuh ke dalam pesonanya Freya?


*


Setelah mengantar kepulangan Freya sampai depan gang, Mondy menjatuhkan diri ke sofa hijau muda di ruang tengah. Meraih bantal dengan motif kotak-kotak itu dan memeluknya. Tangannya yang lain menggapai kaset milik Freya yang tergeletak di atas meja. Memandangi gambar sampulnya yang terlihat cantik dan menarik.

Mondy mendesah pelan, pantas saja kaset game ini sampai viral. Sampulnya saja dapat membuat orang penasaran. Apalagi gambaran singkat tentang alur permainannya.

Setelah menyiapkan barang yang ia butuhkan, Mondy memasukkan kaset tersebut ke dalam PS nya lalu kembali duduk di sofa dengan stik PS di tangan.

Ketika opening game tersebut dimulai, Mondy menunggu dengan harap-harap cemas. Tidak sabar ingin kembali masuk ke dalam tubuh putra mahkota Luciano Archie Revondria.

Jemarinya menekan stik PS segera saat opening game yang durasinya agak lama itu selesai juga. Ia memilih untuk melanjutkan game yang sudah dia simpan sebelumnya.

“Lah? Kok gini?” Mondy bergumam heran. Ditekan berapa kali pun, game nya tidak bisa bermain. Apa maksudnya ini?

Mencoba hal lain, Mondy mengarahkan pilihannya pada mode autoplay. Hal yang sama juga berlaku kali ini. Mondy tidak bisa memilih satu pun. Kenapa bisa begini?

Mondy Live Radio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang