[GojoHime College AU]
"Jadi kau Utahime Zen-"
"Sshh! Sudah kubilang nanti kakakku bisa dengar!"
"Kakakmu ... jangan bilang Zenin Toji?!"
Sial. Maksud hati ingin mendapatkan referensi proyek secepatnya untuk mengerjakan tugas matkul bisnis, nasib jus...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa?"
Naoya menelan ludah. Menjadi informan low budget untuk Toji perihal sepupunya, Utahime, tidak pernah mudah sejak awal. Namun, yang ia alami hari itu mungkin akan menjadi satu yang paling buruk.
Suara Toji yang rendah dan tak berekspresi itu terdengar sangat dingin. Kakak kandung beda ibu dari Utahime itu, dengan tingkat intelejensinya, tidak pernah meminta seseorang menjelaskan ulang apa yang mereka katakan. Tidak pernah. Sekali pun.
Bukan salahnya jika ia melakukan pekerjaan yang diberikan dengan benar, termasuk memberitahukan kenyataan paling mengerikan (setidaknya bagi Toji-Naoya sih, tidak terlalu tertarik) tentang adiknya yang saat ini berada di sebuah tempat yang paling tak pernah terbayangkan oleh mereka. Meskipun begitu, tetap saja aura kemarahan terpendam milik Toji yang terdengar di telepon membuatnya bergidik. Orang waras yang ingin berumur panjang tidak akan mengambil resiko dengan menyenggol pria itu saat ini.
"A-aku akan memberikan alamat rumah si bajingan itu via chat." Sial, ia terdengar gugup. Naoya berdeham melanjutkan. "Saat ini aku hanya bisa mengikutinya sampai kompleks apartemen saja karena sebentar lagi ada kelas yang harus aku hadiri. Apartemennya tidak jauh dari kampus, tapi berlawanan arah dengan rumah utama (Zenin) dan tempat tinggalmu."
Setelah pesan berisi lokasi apartemen milik Satoru Gojo, laki-laki yang ia tahu mengundang Utahime berduaan ke tempatnya, terkirim ke ruang obrolan Toji bersamaan dengan tanda terbaca oleh laki-laki itu, panggilan terputus.
Tentu saja itu berasal dari Toji yang telah mendapatkan apa yang ia perlukan. Naoya mendengus, kemudian mencibir. Sekarang ketika terbukti adanya hubungan tersembunyi antara penerus perusahaan keluarga Gojo dengan putri satu-satunya keluarga penerus Zenin, ia hanya berharap api provokasi itu tidak menjalar ke mana-mana. Ia juga cemas dengan Utahime yang ia tahu sudah memiliki ketertarikan absurd dengan konflik kedua keluarga sejak lama. Toji bisa saja tidak menangkap dengan teliti dengan nyala ketertarikan itu di mata Utahime karena gadis itu tidak menunjukkannya dengan terang-terangan.
"Apa kau pernah bertemu dengan penerus Gojo itu, Naoya?" Utahime melontarkan pertanyaan ketika mereka hanya berdua, menyiapkan perlengkapan barbeque di taman belakang rumah utama untuk menyambut malam natal.
Naoya sangat mengingatnya karena itu adalah obrolan pertama mereka setelah beberapa pekan gadis itu diselingkuhi pacarnya di SMA. Awalnya Naoya mengajak bicara hanya untuk basa-basi, namun ternyata topik obrolan tentang konflik Zenin-Gojo itu begitu melebar ke berbagai ranah hingga laki-laki itu menduga Utahime menggunakan kesempatan dengannya untuk membahas hal tentang keluarga mereka yang tak bisa ia tanyakan pada Toji. Karena, bagaimanapun juga, tidak ada yang tidak mengetahui keprotektifan Toji dan hubungan persaudaraan mereka yang lengket.
Laki-laki itu mengambil napas panjang dan menghembuskannya cukup lama. Ia memutar-mutar ponsel di tangannya yang berkeringat sembari bergumam tanpa sadar, "Mengapa lagi-lagi seleramu itu laki-laki bermasalah, sih."