Chapter 13: We Need to Talk

221 32 0
                                    

"Jadi, saat itu Utahime bertemu dengan Makima di tempatmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, saat itu Utahime bertemu dengan Makima di tempatmu?"

Satoru mengangguk, disusul dengan tawa pingkal Suguru yang mengisi hingga sudut kafe yang tengah sepi. Laki-laki itu mengangkat sebelah alis. Suguru selalu menertawakan kesialannya, apa pun. Meskipun begitu, fakta bahwa laki-laki berambut sebahu itu adalah teman terdekatnya sedari dulu tidak tergantikan.

Suguru juga mengetahui dengan jelas apa yang tengah mereka bicarakan. Ia bisa membayangkan seseorang seperti Makima yang tidak pernah terang-terangan mengaku bahwa gadis itu juga menyukai wanita, namun justru terang-terangan dalam merayu dan hal-hal berani semacam itu, bertemu dengan Utahime yang justru menganggapnya berhubungan dekat dengan Satoru.

"Sial, ini sangat lucu."

Melihat reaksi Satoru yang bersungut-sungut ingin mengatakan sesuatu, Suguru buru-buru mendahului ketika ia kembali teringat interaksi legendaris Satoru dan Makima di masa lalu.

"Kau ...! Jangan bilang Makima juga ingin mendekatinya seperti dulu?"

Satoru yang bersandar ke sisi dalam etalase mengangguk lemah. Dijawab jujur atau tidak, Suguru selalu dapat mengetahui kebenarannya. Sang sahabat kembali terpingkal, sesekali memukul meja pantry dengan pelan. Mereka masih ingat kejadian 2 tahun lalu ketika Makima bertemu dengan gadis yang dikencani oleh Satoru dan berakhir merayunya dengan halus. Meskipun tidak benar-benar bersaing dalam mendapatkan gadis yang sama, namun Satoru cukup yakin jika Makima memiliki selera yang sama dengannya karena mereka memang selalu terperangkap dalam banyak sekali kesamaan. Hal itu yang membuat keduanya selalu terlibat dalam argumen dan terperangkap pada kekeraskepalaan.

Suguru menyeka setitik air mata yang muncul akibat terlalu banyak tertawa. "Astaga, Sobat, kau sudah menghubunginya?"

"Utahime?" Satoru berkata pelan dengan ponsel di tangannya yang terasa lemah. "Dia bahkan tidak membaca semua pesanku sejak hari itu, apalagi telepon."

Menepuk pundak Satoru, Suguru melempar tatapan simpati. "Dia pasti juga terkejut dengan kejadian itu. Tidak usah khawatir, beri dia beberapa waktu lagi."

"Tanpa menghubunginya? Sug, dia pasti akan mengira aku tidak lagi peduli atau tidak berusaha."

Tawa kecil keluar lagi dari mulut Suguru, kali ini ia menggelengkan kepala. "Aku lupa terkadang kau itu pria yang paling berpengalaman dalam urusan wanita."

Satoru menyipitkan mata. "Lihat siapa yang berbicara."

"Yah, apapun itu tindakanmu selanjutnya," Suguru menegakkan badan ketika melihat seseorang memasuki kafe. "Aku harap kalian bisa membaik, jika kau serius dengan gadis Zenin itu."

[]

Setelah dua pekan berlalu tanpa sekalipun balasan dari Utahime, Satoru dikejutkan dengan Utahime yang mengirim pesan padanya terlebih dahulu.

Bewitched by My Rival's Sister ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang