Chapter 14: The Talk

240 37 6
                                    

"Kau tidak perlu melakukan itu, Gojo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak perlu melakukan itu, Gojo."

Usai menerima sebuah es krim waffle cone dari Satoru, Utahime tidak menyia-nyiakan kehadiran laki-laki itu kembali untuk memulai pembicaraan.

Satoru memiringkan kepalanya sedikit, terheran dengan Utahime yang menolak es krim pemberian laki-laki itu padahal sang gadis sudah menyetujuinya dalam perjalanan mereka. Selesai membahas pameran Ikebana di Starbucks, Utahime yang sebetulnya tidak ingin terlibat pembicaraan lama dengan Satoru akhirnya terpaksa memilih kedai gelato terdekat dari lokasi mereka dan memberitahu lewat iMess supaya anggota klub yang lain tidak melihat keduanya. Satoru, tentu saja, sangat menyambut baik usulan itu.

"Maksudku, tentang sponsor."

Oh.

Anggukan dari Satoru menandakan kepahaman. Ia memandang Utahime yang duduk di hadapannya mulai menjilati es krim dan ia mematung. Seketika, rasa es krimnya sendiri tidak terasa selezat dan semanis sebelumnya.

"Kau memang menyukai makanan manis, ya," Utahime bergumam sangat pelan, namun Satoru mendengarnya dengan jelas.

Laki-laki itu menahan senyum dengan meletakkan genggaman tangan di depan mulutnya. "Kau sudah tidak marah lagi padaku?"

Utahime tak menggubris. Rupanya gadis itu masih ingin mereka bermain peran sebagai rekan mutual untuk klub Ikebana saja. Namun, Satoru berhasil mengalihkan perhatian gadis itu dari bahasan sponsor.

"Makima, gadis dengan rambut merah itu ... dia hanya temanku, kau tahu. Orang tua kami sudah saling mengenal sejak kami kecil," Satoru menjeda untuk melihat ekspresi gadis itu yang semakin masam. "Tidak lebih. Lagipula, sepertinya ia juga menyukaimu. Aku mengatakan ini supaya kau tidak salah paham, oke? Bukan untuk membiarkannya menang atas dirimu."

Utahime yang awalnya terlihat bingung mendengar itu lalu mengangkat salah satu sudut bibirnya. "Begitukah? Ia juga menyukaiku?"

Neuron dalam otak Satoru seolah bekerja lebih lambat sebelum mengerti maksud dari penekanan kata pada kalimat gadis itu. Laki-laki itu berdeham kikuk. Ia baru saja melakukan pengakuan secara tidak langsung pada Utahime, dan itu memberi sensasi menyala pada egonya.

"Kau tahu, gadis itu juga terlihat ... cantik dan dominan di saat yang bersamaan. Siapa namanya tadi? Mungkin, kau bisa memperkenalkan kami sebagai sesama temanmu?"

Kali ini, giliran Satoru yang memasang wajah tak suka. Ternyata, mendengar Utahime memuji orang lain di hadapannya-sekalipun itu seorang perempuan-, membuat laki-laki itu cemburu. Utahime sama pandainya berbicara untuk mengulur apa yang ingin ia dengar dari seseorang.

"Ayolah. Kau bukan temanku, Utahime," Satoru tiba-tiba mendapat ide untuk membalas perkataan gadis itu. "Aku tidak pernah memiliki ciuman yang sangat menyenangkan dengan seorang teman."

"Gojo!" Utahime melihat sekeliling kedai dengan malu, untunglah tidak ada yang mendengar perkataan vulgar itu.

Gadis itu lalu berdiri dengan tergesa-gesa. "Kurasa, sudah cukup untuk hari ini."

Bewitched by My Rival's Sister ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang