Chapter 12: Her Scheming

192 34 1
                                    


No one wanted to play with me as a little kid
So I've been scheming like a criminal ever since
To make them love me and make it seem effortless

- Mastermind, Midnights

Utahime duduk di sofa ruang keluarga dengan melipat kedua tangan dan menyilangkan kedua kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Utahime duduk di sofa ruang keluarga dengan melipat kedua tangan dan menyilangkan kedua kaki. Toji, di hadapannya, hampir dengan posisi yang sama namun dengan kedua tungkai terbuka. Mereka saling berperang tatapan, sebelum Utahime membuang napas karena tak tahan dengan tingkah keduanya yang masih sama seperti ketika berkelahi di masa kecil.

"Aku tahu apa yang Kakak pikirkan, tapi dia-"

Toji menyela. "Tidak."

"Ini tidak akan berakhir seperti kejadian waktu itu-"

"Tidak. Akan lebih buruk."

"Kakak tidak tahu!"

"Aku tahu," Toji membalas dengan sedikit meninggikan suaranya. "Utahime Zenin."

Sang kakak sudah memanggilnya dengan nama lengkap sebanyak dua kali hari itu. Dua-sialan-kali.

Utahime berdiri, mengambil tas dan tabung gambarnya kembali. "Panggil aku lagi saat Kakak sudah siap untuk bicara."

"Utahime!"

Toji panik. Ia marah, namun tidak bisa mempertahankannya lebih lama apabila sang adik balas marah padanya seolah ia pihak yang lebih bersalah di sini. Utahime berjalan menaiki tangga, lalu menutup pintu kamar dengan suara yang cukup terdengar hingga penjuru rumah mereka yang sunyi.

Pria itu menumpu kepala dengan kedua tangan di atas lututnya dengan frustrasi. Gadis itu seharusnya paham bahwa ini hanyalah tindakan terakhir yang bisa ia lakukan sebelum terlambat dan membuatnya menemui keterpurukan. Satoru Gojo pasti sudah menggoda adiknya! Toji mengira Utahime sudah beruntung karena yang menemukan gadis itu berduaan dengan pewaris Gojo adalah dirinya, bukan sang ayah.

Malam itu, Toji tidak kembali ke kondominiumnya. Ia mengetuk pintu kamar Utahime untuk bicara dengan dalih makan malam.

"Utahime," panggilnya perlahan. "Kau harus makan."

Namun, adik kecilnya yang sudah dewasa itu rupanya sangat peka. Ia menyahut dari dalam, "Apa Kakak sudah tidak marah?"

Toji mendengus. Ia masih, namun akan melakukan apa saja untuk membuat sang adik membukakan pintu.

"Aku mau bicara denganmu."

Tidak ada jawaban dari dalam. Toji menghela napas, ia masih punya banyak sekali stok kesabaran apabila itu berkaitan dengan adiknya yang manis.

"Baiklah. Aku sudah tidak lagi. Aku tidak marah padamu, kau tahu."

Senyapnya kondisi rumah senja itu membuat suara Utahime bangkit dari ranjangnya terdengar hingga luar. Gadis itu membuka pintu, lalu mempersilakan sang kakak masuk. Mereka duduk bersebelahan di atas ranjang.

Bewitched by My Rival's Sister ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang