June, 11th 2014
Suasana kedai kopi hari ini tidak cukup ramai, untuk itu kepala barista tempat Fillain bekerja memutuskan untuk menutup kedai lebih awal dari jam biasanya. Deera dan Fillain senang bukan kepalang, bukannya malas bekerja atau apa, tapi tubuh Fillain rasanya sudah dibuat remuk seharian ini. Tidak hanya kuliah, Fillain juga membantu merapikan perpustakaan fakultasnya untuk menambah uang bulanannya.
Maklum saja, Fillain tinggal di New York sendirian. Selain harus membayar flat dan uang kuliah, dia juga harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sejak dua tahun yang lalu ia memutuskan untuk tinggal di New York, Fillain sadar betul konsekuensi tinggal sendirian di negeri orang. Lagipula di kampung halamannya ia sudah tidak mempunyai siapa-siapa kecuali kenangan buruk akan keluarganya.
"Aku sudah tidak sabar untuk berbaring di tempat tidur, oh rasanya sudah lama aku tidak berbaring,"
"Begitu ?" tanya Deera dengan tatapan menyindir yang dibuat-buat lalu ia tertawa.
"Hey! Kupikir kau berhutang sebuah cerita padaku,"Fillain yang sedang mengelap meja pun, menghentikan aktivitasnya sebentar untuk mencerna kata-kata Deera. Tak lama kemudian pipinya bersemu merah.
"Siapa dia huh? Sepertinya kau tidak pernah menceritakan padaku tentang pacar barumu," Suara lantang Deera membuyarkan pikiran Fillain.
Fillain menggeram pelan.
"Baru berkenalan kemarin, sudah kau anggap pacar? Dia bukan pacarku." Jelas Fillain dengan penekanan setiap kata diakhir kalimat."Oh ayolah, tapi ia mengantarkanmu pulang kan?"
"Iya, dia mengantarku pulang. Dan ia meminta nomor handphone.."
"Demi kerang laut! Deera, Fillain jangan bicara saja atau aku akan berubah pikiran!"
***
"Kemana sarung tanganmu?"
Fillain yang mudah terkejut refleks mengedarkan pandangan. Dan ternyata Louis berada tak lebih dari lima langkah dibelakangnya.
"Kau membuatku terkejut saja!"
"Aku tanya, kemana sarung tanganmu?"
"Oh itu, aku tidak membawanya."
Tanpa banyak bicara Louis melepas kedua sarung tangan berwarna maroon miliknya dan menyodorkan pada Fillain.
"Eh? Tidak perlu, aku hanya-"
Louis menarik tangan Fillain dan memakaikan sarung tangan padanya. Fillain sempat menahan napas karena kagetnya.
"Uhm terima kasih."
"Tenang saja ini tidak gratis, kau bisa membayarnya besok."
Dan untuk pertama kalinya, wajah dengan tulang pipi menonjol dan garis wajah yang tegas itu tersenyum. Bukan senyum lemah seperti senyum tempo hari di tengah guyuran hujan, yang ini seperti senyum anak berumur lima tahun yang nanti akan menagih untuk dibelikan es krim.
"Ap..apa?" Seperti tercekat, Fillain berbicara terbata.
Louis merubah senyum -polos anak berumur lima tahunnya- dengan tatapan dingin dan ekspresi tak terbaca.
"Kumohon, kau jangan takut padaku."
+++++
Apa banget update hari ini asjsjdkdll
Gue selipin beberapa spoilers di part tbfh, ada yang nyadar? Enggak yha? :'))))pleaseeee tetep baca dan comment yaaa ohya kan gue nulisnya lewat hp jadi gak bisa nambahin nama casts-nya but anywaayyy gue pilih ZOE SUGG aka ZOELLA as FILLAIN CAMARY (liat mulmed btw)
SELAMAT MALEM NGENES NGAAAA=))))
-nin loves you lololololol
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow - Louis T.
Fanfiction"Shadows come with the pain that you're running from." Copyright © by mycaptainpotato