"Akhiri hubunganmu dengannya atau ku buat dia menderita."
Dengan senyum bengisnya, laki-laki tua ini mulai menghisap cerutu-nya.Aku masih diam, sama sekali tidak berniat memilih salah satu tawaran yang ia berikan.
"Jadi kau memilih pilihan yang terburuk." Simpulnya tanpa menunggu jawabanku.
Aku berusaha bersikap santai, padahal di bawah meja sialan ini aku sudah mengepalkan kedua tanganku erat.
"Belum mau membuka mulut?"
Kali ini ia menyesap kopi panasnya perlahan, matanya tetap melekat pada gerak-gerikku."Lakukan apa yang ingin kau lakukan."
Seketika matanya melebar menatapku tak percaya, dan saat itu ia bangun dari posisi duduknya dan bertepuk tangan tak jelas seperti orang gila.
"Cinta masa muda, huh? Omong kosong!"
Aku tersenyum menyeringai sebagai jawaban atas pertanyaan sekaligus hinaan yang baru saja ia lontarkan.
"Apa lebihnya sih perempuan itu? Kau tahu, setelah menanda tangani surat perjanjian pertunangan ini, separuh saham milik perusahaan Drew Enterprise akan menjadi milik perusahaan kita dan--"
"Kau bahkan berani menyebut "kita"?! Brengsek!" Aku tak tahan lagi, tanpa sadar aku meraih vas bunga di dekatku dan melemparkannya tepat mengenai sebuah lukisan berbingkai kaca.
Bisa-bisanya ia menggunakanku sebagai alat untuk memperkaya dirinya sendiri!
Tanpa melihat kekacauan yang kubuat, aku melenggang keluar ruangan si brengsek ini.
"Louis! Ayah tak segan menyakiti kalian berdua!"
Persetan dengan apa yang akan ia perbuat! Yang jelas aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Masih dengan tangan terkepal dan emosi yang masih bisa tertahan, aku memasuki mobilku dan segera memacunya dengan kecepatan tinggi.
Aku harus segera menjemput July di kampusnya, aku tahu betul pak tua berkepala botak itu tidak main-main dengan ucapannya. Aku berusaha menenangkan emosiku dan mengamati keadaan jalanan di belakang mobilku melalui kaca spion. Dan benar saja, laki-laki itu gerak cepat.
Kini ada dua buah mobil yang membuntuti perjalananku, ck tentu saja ini bukan kali pertama aku di perlakukan layaknya buronan.
Entah mengapa saat ini yang aku ingat adalah Liam, aku tahu dia pasti berada di sekitar sini. Aku merogoh saku jeansku dan men-diall nomor Liam.
"What's up?"
"Kau di daerah St. Ceeclaire?"
"Ya, ada apa?"
"Aku butuh bantuanmu."
"I'll do my best, bro."
Aku tahu, Liam bisa diandalkan. Sudah kubilang ini bukan kali pertama aku diperlakukan layaknya buronan kan? Dan Liam-lah yang selalu membantuku, sahabatku yang satu ini bisa dibilang rajanya jalanan, dia pintar membuat manuver-manuver hebat di jalan untuk mengecoh seseorang yang membuntutinya. Namun kali ini, ia yang akan menghadang orang-orang suruhan Ayahku agar gagal mengikutiku.
"Louis, kau dengar apa yang aku katakan ?" Suara Niall berhasil menarik Louis keluar dari lamunan masa lalunya.
"Apa ?" Tanya Louis sambil mengangkat kepalanya menatap Niall.
Niall mendesah berlebihan sambil mengusap wajahnya, "Hari ini akan ada pertemuan seluruh pemilik saham di perusahaanmu, jadi..kau harus hadir. Mengerti ?"
"Ah itu.."
"Sekarang kubantu kau mempelajari beberapa point penting yang akan dibahas di pertemuan hari ini."
"Mengapa bukan kau saja yang menghadiri rapat bodoh itu? Aku malas tahu,"
"Kau yang bodoh! Ayahmu membangun perusahaan ini agar dapat kau kembangkan, dan tugasku disini hanya mendampingimu."
+++
HUEHEUHEU
Yang di Italic itu masa lalunya Louis yang sengaja gue jabarin lewat sudut pandang Louis sendiri yha biar lebih berasa #bhak wqwqkw
There's a new cast, Liam Payne yay! Jadi disini Louis, Zayn, Liam itu bad boys:)))) Dan Niall itu juga sahabat Louis, cuman dia gue "bikin" pinter wkwk makanya dia ngebantu Louis ngurus perusahaan sixasix =))
Gue tau gue banyak omong hihiw but I'm so excited bc omaygiii Shadow uda nyampe 300++votes makasihhhhh banyak yaaa Luf y'all!
P.S MZ LIAM DI MULMED BIKIN HATI BERGETAR
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow - Louis T.
Fanfiction"Shadows come with the pain that you're running from." Copyright © by mycaptainpotato