Siapa Dia?

17 0 0
                                    

         Hati Ariani sekarang ini sedang panik luar biasa. Oh tidak! Ini lebih gawat dari kejadian sepatu kanan yang entah kenapa hari ini mendadak sempit. Lebih gawat juga dari kejadian ia menabrak pagar rumah. Lebih gawat dari kejadian ia dimarahi habis-habisan oleh Pak Kashiwagi yang tumben sekali datang ke toko.
          Saat seorang pria akan mendekati dan berniat mengusir Ariani, pria mirip Sho ini mencegahnya, kemudian ia mendekati Ariani. Tapi sebelum pria itu mengeluarkan kata-katanya, Ariani langsung membungkuk dalam. Ia ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya. Ia juga tidak ingin semakin malu karena dilihat orang-orang.
          "I'm so sorry! I think you are my husband. You are so similar with him so I hugged you without permission! Deeply sorry! I'm sorry I can't speak your language. I hope you could understand English! So sorry so sorry!" Air mata Ariani mulai keluar. Ia benar-benar ketakutan karena ia yakin pria di depannya ini bukan orang biasa mengingat ada orang dengan nametag staf di sekelilingnya yang membawa kamera mengarah ke sang pria.
          "Ya sudah tidak apa-apa. Bangunlah. Kau tidak perlu sampai membungkuk begitu."
        Ariani bangkit dan kini wajahnya terlihat jelas di mata sang pria. Mata sang pria tidak bisa lepas dari Ariani.
       Yeppo*. Begitulah kata yang terucap di hatinya saat melihat wajah Ariani.
        "Wah, anda bisa berbahasa Jepang?! Syukurlah. Saya benar-benar minta maaf."
        Sang pria masih terdiam menatap Ariani. Saat seorang staf wanita yang membawa kamera akan menghampiri Ariani, lagi-lagi tangan sang pria mencegah.
        "Kamu tidak tahu siapa saya?"
Kini giliran Ariani yang terdiam. Matanya menatap pria di depannya. Memang sangat mirip Sho sampai mukanya reflek memerah menahan malu. Saat Ariani sedang terdiam berpikir siapa kembaran suaminya ini, tiba-tiba tubuhnya seperti ada yang mendorong.
          "Wah! Anda Hoony dari WINNER itu kan?! Boleh minta tanda tangan?" Seorang gadis muda sekitar belasan tahun bersama temannya tiba-tiba berdiri di depannya.
          Hoony? WINNER? Otak Ariani seketika itu menyuruh tangannya untuk menaruh kantung berisi sekotak donat di aspal, lalu mengambil ponsel. Jarinya menyentuh logo situs pencarian terbesar, dan mulai mengetik kata-kata yang didengarnya. Matanya yang besar semakin membesar saat membaca info hasil pencarian. Tangannya yang memegang ponsel perlahan turun. Gemetar. Boyband Korea besutan YG Entertainment yang sangat terkenal itu? Dia? Cowok di depanku ini?! Hati Ariani sekarang benar-benar kalut. Walaupun ia tidak mengikuti berita hiburan Korea, tapi kalau soal YG Entertainment, tentu saja siapapun yang punya ponsel masa kini pasti tahu. Siapa sih yang tidak tahu BLACKPINK? Dan cowok ini salah satu member besutan agensi super terkenal itu....
          "Maaf..."
          Set! Ariani reflek menjauh saat idol yang dipanggil Hoony ini sedikit menyentuh tangannya. Matanya berkilat-kilat memandang Hoony seperti ketakutan. Wajar, karena ia merasa sudah berbuat kekacauan terbesar sepanjang sejarah hidupnya: memeluk seorang idol Korea terkenal tanpa ijin! Walau tak sengaja.
         "Maaf, maaf. Kamu tidak perlu takut. Saya hanya khawatir kamu diam saja dan tanganmu gemetar. Kamu tidak apa-apa?"
         "Sa...saya benar-benar minta maaf. Saya mohon jangan laporkan saya ke polisi... Saya benar-benar tidak sengaja...." Ariani menunduk sambil memegang erat lengan kanannya. Masih gemetar. Pikirannya sudah memikirkan hal-hal menakutkan. Deportasi? Tidak! Tidak mau!
          Hoony menghela nafas pendek. Ia membalikkan badan kemudian terlihat seperti berbicara dengan staf-stafnya.
         Kesempatan! Begitulah pikir Ariani. Ariani berbalik lalu buru-buru berlari kabur. Hal yang ada di pikirannya saat ini: tidak mau berurusan panjang dengan orang wow apalagi sekelas idol! Tancap gas lari sekuat tenaga sampai rumah!
         "Seunghoon-ssi! Orangnya kabur!" salah satu staf panik yang membuat Hoony refleks membalikkan badan.
        "Ayo kita kejar! Orang itu pasti belum jauh." staf pria berbaju hitam garis putih hendak berlari ingin mengejar Ariani, namun...
        "Sudahlah, tidak perlu dikejar."
        "Tapi, Seunghoon-ssi. Ada kemungkinan dia sasaeng*. Kalau dia balik lagi menyerang..."
        "Tidak, dia memang tidak sengaja. Lagipula... Biar aku sendiri yang akan menemuinya. " Hoony mengambil kantung kertas berwarna putih dengan tulisan "Forest Green Cafe" dan emblem dua pohon cemara di sisi  kanan bawah kantung. Tiga staf Hoony hanya saling tatap. Sadar kalau artis mereka ini tidak akan pernah bisa dibantah.
          "Ya, sudah kita istirahat dulu. Ayo cari restoran deket sini." Manajer Hoony, Jihoon Lim mencairkan suasana dan menggiring tiga stafnya menjauh dari Hoony. Hoony masih terdiam. Entah kenapa wajah Ariani masih terbayang-bayang di kepalanya. Di mata Hoony, wajah Ariani terlihat bersinar. Rasanya ingin bertemu dengannya lagi, walaupun petunjuknya hanya kantung kertas kafe.
         Mungkin saja dia pelanggan tetap kafe itu. Besok pagi aku coba kesana deh. Begitulah pikir Hoony, lalu tangannya mulai mengambil ponsel dari saku mantelnya. Mencari letak kafe itu berada.
        "Oh, ternyata dekat sini!" Gumam Hoony dengan wajah ceria.
        "Heeei, mau sampai kapan berdiri disituuu?" Manajer Lim yang sudah berada cukup jauh di depannya bersama staf, teriak-teriak sampai orang-orang reflek melihat ke arahnya. Hoony buru-buru memakai masker lalu berjalan cepat sembari menunduk. Menahan malu menerima tatapan orang-orang gara-gara teriakan sang Manajer.
          Semoga aja orang-orang nggak mikir kalau aku penjahat. Begitulah batin Hoony yang sedang khawatir orang salah mengira, mengingat sang Manajer tadi berseru dengan bahasa Korea.
                                ****
BERSAMBUNG....

The Doppleganger - Hoony WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang