bab 5] harapan?

1K 95 11
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Terhitung sudah 3 bulan berlalu. Kehidupan sekolah yg damai setelah badai besar menerpanta, rumor buruk tentang Jay berangsur-angsur menghilang.

Memang sifat dasar manusia, mereka akan cepat melupakan sesuatu dan mencari bahan baru yg lebih menarik untuk dibicarakan.

Walaupun semua sudah kembali, tak dapat dipungkiri ada sedikit kekhawatiran dalam hati Jay akan ancaman Owen tempo hari. Dia bukannya takut hanya waspada saja.

Owen yg Jay kenal adalah seorang manusia gila yg terobsesi untuk menghancurkannya. Yah.. meskipun beberapa waktu ini pemuda blonde itu lebih banyak diam dan hanya melakukan perang dingin dengannya, tapi tetap saja ia tidak boleh lengah dan mengulang kesalahan yg sama.

Kadang kali Jay menanyakan apa saja yg owen lakukan lewat shelly. Walaupun agak malas untuk menanyakannya, perihal masalah yg Jay hadapi berkaitan dengan manusia kuning menyebalkan itu.

ngomong-ngomong tentang Shelly, pada awalnya hubungan keduanya memang terasa cangung namun seiring waktu Jay dapat beradaptasi dengan kehadiran gadis cantik itu disampingnya.

Keduanya berteman akrab, walaupun jika dilihat lagi Shelly sendiri yg lebih ekpresif sedangkan Jay pasif. Dia hanya menjawab seperlunya dan lebih banyak mendengar segala celotehan yg diucapkan teman gadisnya itu.

Tak banyak teman yg Jay miliki, hanya beberapa anak dikelasnya yg mau mengajak ngobrol dirinya itupun berkat adanya Shelly.

Perubahan positif yg dibawa Shelly padanya, bukan hanya teman, dan cakupan pergaulan Jay yg meluas. Jay perlahan-lahan mulai membuka dirinya dengan orang lain tak seperti sebelumnya, endiri yg selalu duduk dipojok kelas, kini dengan adanya Shelly dia mendapat beberapa teman seperti Minu, Dom dan Mia. kemanapun tidak pernah merasa kesepian lagi.

Jika ditanya bagaimana rasanya memiliki teman,

Senang?

Tentu saja jay senang, terlepas akan fakta bahwa Shelly menyukai dirinya, Shelly jugalah teman pertama bagi Jay. Ia merasa sangat bersyukur tuhan mempertemukan dirinya dengan gadis sebaik Shelly.

"Jay, kamu tidak kekantin?"

"Nanti, aku harus pergi ke perpustakaan. Ada buku yg ingin aku pinjam."

Perhatian Jay teralihkan kearah Shelly, gadis itu tersenyum manis sambil terus membujuknya.

Perhatian Jay teralihkan kearah Shelly, gadis itu tersenyum manis sambil terus membujuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayolah~ ke perpusnya nanti aja, kita makan dulu. Nanti aku temenin kesana deh."

"Tapi-"

"No complain! Let's go Jay..!" Tak ingin mendengar penolakan Jay lagi, Shelly menarik lembut tangan pemuda itu.

Jay terkekeh kecil melihat tingkah lucu shelly, yg sering kali membuat gemas siapa saja yg melihat. Keduanya berjalan beriringan menuju kantin, bergabung bersama teman lainnya yg sudah menunggu merek.

Third ending (Owenjay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang