1. Tersesat

668 53 5
                                    

Langkahnya semakin cepat, hampir seperti berlari sembari memegang ponsel yang dayanya tinggal 20%. Hari sangat gelap, jadi ia memutuskan untuk menyalakan Flashlight-nya. Takut, hanya itu yang bisa Jisung gumamkan.

Entah sejak kapan Jisung tersesat disini. Saat dirinya bersama teman-temannya mencari kayu bakar, Yang ia ingat hanyalah saat dirinya pergi untuk buang air kecil dan malah tersesat seperti ini. Jisung merutuki dirinya sendiri karena tidak membawa satu teman-pun untuk menemaninya tadi. Ya walau tersesat setidaknya dia tidak sendirian. 

Jisung mencoba berpikir bagaimana cara keluar dan bertemu teman-temannya, kembali ke tenda dan tidur dengan nyenyak. Dia sudah lelah, sungguh.

Bajunya sudah kumal, basah karena keringat dan dirinya juga yakin tubuhnya sudah sangat bau sekarang.

Sampai sebuah suara dari perut mengambil atensinya, lapar. Cacing-cacing perutnya telah berdemo meminta diberi makan. Jisung menoleh kebelakang, sembari menyinari dengan Flashlight handphonenya.

Meneguk salivanya, tenggorokan terasa kering, Jisung sangat haus, sungguh. Suasana terasa semakin menakutkan.

Dirinya kembali mempercepat langkah sampai tiba-tiba Jisung terjatuh, ponselnya juga, dengan cepat ia raih ponsel miliknya. Pohon-pohon yang menjulang tinggi, desiran angin malam, serta lolongan serigala membuat bulu kuduknya semakin berdiri. Dan kini, kekhawatiran Jisung bertambah dengan adanya suara langkah kaki yang ditangkap oleh rungunya.

Ponsel kepunyaannya masih belum tergenggam olehnya, suara langkah kaki itu semakin mendekat, membuat Jisung semakin panik saat dirinya berhasil meraih ponselnya. Benda itu malah kembali terjatuh dengan Flashlight yang menghadap ke atas.

Jisung terkejut bukan main, saat melihat seseorang meraih tangannya serta wajah sang penarik yg terkena Flashlight menambah kesan horror baginya.

"TIDAK TIDAKK LEPASKAN AKUU, AKU MASIH MAU HIDUP HUAAA." Tangis Jisung sembari mencoba berlari menjauh. Namun cekalan pada tangannya sangatlah kuat.

"Shtt diam, kenapa berlari?" Tanya sang pelaku.

"HAA GAMAUU JANGAN BUNUH AKU!! AKU MASIH MAU HIDUP HUEEE.. KAMU SIAPAA." Racau Jisung lagi.

"Memang siapa yang mau bunuh kamu?"

Dengan takut takut Jisung membuka matanya mencoba untuk menetralisir detak jantungnya dan perlahan menoleh pada sang pelaku yang membuatnya panik tidak karuan.

Dan, ck sial. Kenapa ada orang tampan di tengah hutan ini?!!

Bagaimana bisa Jisung kabur dari orang seperti ini, pikirnya.

"Aku tampan?" Tanya orang itu.

Jisung hanya diam, kemudian menggeleng pelan, ia merasa wajahnya merona jadi memutuskan untuk tetap menunduk.

"Kau terlihat ketakutan, kenapa?" Tanya orang itu, lagi.

Jisung menggeleng lagi. "A-aku kira tadi ada orang jahat, J-jadi.. tunggu! Aku belum memastikan kamu adalah orang baik atau..." Jisung memundurkan tubuhnya, mencoba sedikit menjauh dari orang asing yang sialnya tampan itu.

Pria asing itu tersenyum hangat, "tenanglah, kau bahkan belum mengenal dan mengetahui tujuanku ada disini untuk apa."

Jisung kembali menatap pria itu. Sekilas, wajahnya tak asing. Hidung mancung, rahang tegas, serta rambut berwarna coklat? Entahlah terlihat kurang jelas.

"Hei mengapa menatapku seperti itu," tanyanya.

Jisung langsung tersadar dan menggelengkan kepalanya kikuk. "Bukan apa-apa."

WHO IS HE? || MINSUNG✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang