Atensi Jisung dibawa kearah Lino yang sedang berada di pinggir lapangan sembari mengusak rambut basahnya. Ahh itu membuatnya jadi semakin tampan.
Jisung bersyukur itu semua hanyalah mimpi, jika itu benar-benar terjadi mungkin ia sudah takut berada disekitar Lino. Semua yang Jisung alami di mimpi sangatlah menakutkan, menegangkan dan mungkin.. romantis? Ahh tidak tidak lupakan pemikiran konyol Jisung ini.
Jisung memukul sendiri kepalanya, mencoba menjauhkan hal hal mesum yang ada dikepalanya.
Tapi.. sebentar, Jisung baru sadar ada plestes kecil di pipinya. Ia menoleh pada cermin yang ada disana dan meneliti benda itu.
"Sejak kapan ini ada disini?" Gumamnya.
Tunggu!! ini mirip dengan yang diberikan Lino dalam mimpi itu. Jika diperhatikan, keadaan tubuh Jisung saat didalam mimpi itu sama, tubuhnya yang penuh luka, dipipi, lengan, dan kaki. Semuanya persis.
Jisung kembali menoleh pada jendela tempat Lino sedang beristirahat tadi, namun lelaki itu tidak lagi ada ditempatnya.
Ia menutup matanya, setidaknya tidak perlu melihat Lino lagi. Mencoba menyelesaikan puzzel di kepalanya, kenapa ini bisa terjadi.. membingungkan.
"Untuk apa dipikirkan? Aku ada di depanmu, sayang."
huh?!
Baru beberapa detik Jisung memejamkan mata, suara Lino sudah muncul dikepalanya. Jisung membuka matanya, matanya bertemu tatap dengan seorang didepannya.
"Anjing!" umpatnya, karena kaget dan nyaris terjatuh. Namun, sebelum itu terjadi pinggangnya langsung ditarik oleh seseorang di depannya, siapa lagi jika bukan Lino.
Jisung membulatkan matanya, "Kamu? Bagaimana bisa? T-tadi kamu disana.. bagaimana bisa?"
Jelas Jisung kaget, ia hanya memejamkan matanya sebentar dan dirinya yakin, telah mengunci pintu uks. Kenapa dia disini?
Tangan Lino mulai mencengkram pinggang Jisung dan menariknya lebih dekat. Jisung meneguk salivanya kasar dia takut jujur saja, apalagi teka-teki di kepalanya tentang sosok Lino ini belum terpecahkan.
Jantungnya terus berdegup kencang, jangan bilang ini mimpi lagi?
Ya tuhan, jika ini mimpi tolong sadarkan aku.
"Mana ada mimpi di siang bolong, begini."
eh?
"K-kenapa kamu.." ucapan Jisung langsung terhenti saat Lino menariknya lebih dalam ke pelukannya.
APA INI? JANGAN BUAT AKU MATI DI TEMPAT SIALAN!!
Batin Jisung.
"Berhenti menyebutku sialan, sebelumnya kamu terus memujiku."
Tuhan tolong aku.. Siapa pun tolong aku, Felix..
Jisung hanya bisa berdoa dalam hati, berharap seseorang datang membantunya dari keadaan ini.
Sekian detik kemudian, Jisung merasa tangan kanan Lino menahan tengkuknya agar tetap menatap Lino, sedangkan tangan kirinya tetap memeluk erat pinggang Jisung.
Jisung tidak sanggup ditatap begitu, dengan jantung yang berdegup kencang dirinya tidak dapat melawan. Seolah seluruh pergerakannya hanya dikuasai oleh Lino.
Perlahan Lino mendekatkan wajahnya pada Jisung, karena ketakutan Jisung hanya bisa menutup mata dan merasakan Lino yang mengecup lembut dahinya.
Seperdetik kemudian, Jisung memberanikan diri untuk membuka matanya.. oh? Ini dikelas.
Jisung merasa pernah melakukan hal ini.. Ahh ya tentu saja. Di dalam mimpi itu dirinya terus dibawa pergi oleh Lino dengan kekuatan misterius yang dengan cepat membawanya pergi kemana saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS HE? || MINSUNG✔️
JugendliteraturJisung tersesat saat acara camping yang diadakan oleh sekolahnya ditengah hutan. Namun, saat dirinya kembali yang ia lihat hanya tubuh teman temannya beserta para guru yang pucat pasi dan terletak tak berdaya di sekitaran lokasi camping. Jisung tak...