3. Bertemu

325 43 5
                                    

Semuanya menggelap.

"Lee Minho sialan, hahh."

Mata Jisung terbuka lebar, tubuhnya berkeringat, terasa lengkap. Degup jantungnya terus berpacu. Kemudian, ia memandang seluruh tubuhnya dan seluruh isi ruangan ini.

Kamarnya.

Sial itu hanya mimpi, Jisung melalui banyak hal dan itu hanya sebuah mimpi? Dia cukup terkejut. Ia memeriksa jam di ponsel miliknya, masih sempat untuk berangkat sekolah, pikirnya.

Dengan cepat ia bangun dan menyambar handuk, pergi ke kamar mandi untuk bersiap menuju sekolah.

"Ahh sial, mimpi itu bikin badan gue jadi pegel semua." Gumamnya saat dikamar mandi.

Jisung ingin menggosok giginya, tiba-tiba ia tersadar. Dengan suatu benda asing yang menempel pada pipinya.

"Apa-apaan, kenapa ini ada disini?" Pikirnya, tak mau berlama-lama ia langsung melupakan hal itu. Niatnya untuk mandi malah diurungkan olehnya.

* * *

"Hey Twins!" Jisung terjikat saat seseorang tiba-tiba merangkulnya. Jujur saja Jisung masih trauma akan mimpinya tadi, terutama saat tangannya diputar dan ia langsung kehilangan kesadaran.

"Jangan ganggu gue, Felix." Ucapnya sinis.

"Apasih, btw lo udah enakan?" Tanya oknum bernama 'Felix' itu.

Jisung jelas bingung, apa maksudnya enakan? Apa sebelumnya Jisung merasa tidak enak?

"Ck dasar, semenjak demam itu lo jadi makin lelet mencerna semuanya." Kesal Felix.

"Emang gue demam ya?"

"Pake nanya ni anak, yaudah lupain. Bell udah mau bunyi, ada jam olahraga pagi ayo ganti baju!" Ajaknya.

Sungguh sial bagi Jisung, dirinya kembali lupa jika hari ini ada jam olahraga. Ia hanya pasrah, paling nanti disuruh keliling lapangan oleh Pak Namjoon.

Jisung sampai dikelas, dia tidak ingin pulang untuk mengambil baju olahraganya, tubuhnya terlalu pegal dan lemas untuk kembali dibawa mengendarai sepeda motor.

Ia melihat ke sekitar, syukurlah teman-temannya baik-baik saja, tidak mengalami hal seperti dimimpi nya.

Felix terus mendesak Jisung untuk segera berganti pakaian, Jisung lupa memberitahu sahabatnya jika dirinya lupa.

"Otak lo terlalu cepat menua, Ji. Pagi-pagi begini sudah lupa, demam tinggi lo itu parah juga efeknya." Celoteh Felix.

"Yaudah ayo ke lapangan aja dulu, gue juga lagi nunggu di hukum." Felix hanya tertawa keras menanggapi hal itu. Mereka berjalan menuju ruang ganti.

Deg!

Jantung Jisung bergemuruh. Ia menepuk pipinya sendiri bahkan memukul pelan tangan Felix yang sedang melipat kerah baju olahraganya.

"Lino?"

"Lix, jangan bilang ini mimpi, lagi. Tapi gw ngerasa sakit sih." Felix mengikuti arah pandang Jisung.

"Siapa itu Lino? Maksud lo Lee Minho?"

"Iya," ucap Jisung. Felix terkekeh, "biasa aja kali, kayak gak pernah lihat orang ganteng aja,"

Jisung terus menatap Lino, ahh tidak! Tatapan mereka bertemu, dengan Lino yang sedang tersenyum, mungkin?

"Lo aneh bgt dahh, naksir lo sama tu anak baru? Ganteng sihh, banyak uke atau cewek yang naksir sama dia."

"A-anak baru?" Tanya Jisung kemudian mengalihkan pandangannya pada Felix.

"Ihh goblok banget lo, padahal sebelum lu sakit kalian udah ketemu!" Kesalnya.

"Pantes aja pas di mimpi rasanya kayak gak asing, warna rambutnya doang yang beda." Batin Jisung.

Jisung rasa ini gila, bisa-bisanya dia bermimpi tentang anak baru dikelasnya dan itu bukan mimpi biasa, DIA BERMIMPI DICIUM OLEH ANAK BARU?! HEOL.. INI DILUAR NALAR.

Ahh jangan, Jisung bermimpi mengalami banyak hal sulit dengan anak baru dikelasnya. Itu, terdengar lebih baik.

Sesaat setelah itu Lino langsung keluar dari ruangan itu dan sepertinya menuju ke lapangan.

* * *

Tidak di mimpi, tidak di dunia nyata. Jelas Jisung selalu terkena sial.

Saat ini dirinya sedang dihukum untuk mengutip sampah, bersyukur dirinya tidak disuruh untuk berlari. Mood pak Namjoon mungkin sedang baik. Namun, hal sial datang kembali.

Jisung yang tidak perhatian tidak melihat jika tali sepatunya terlepas dan tanpa sadar menginjaknya, Jisung terjatuh dengan kaki yang berdarah terkenal batuan tajam didekat lapangan sepakbola yang sedang di renovasi.

Pak Namjoon yang melihat itu lantas langsung memapah Jisung ke uks, kemudian ditinggal begitu saja. Jisung disuruh berobat sendiri. Walau sesekali meringis karena pedihnya betadine Jisung tetap mengobatinya.

Setelah membungkus luka itu dengan kapas, Jisung tersenyum senang. Netranya beralih ke jendela yang langsung mengarah ke lapangan basket, tempat dimana teman-teman lelakinya sedang bertanding basket. Sedangkan teman perempuannya sedang berada dilapangan voli.

Jisung ingin keluar meninggalkan UKS, namun dirinya urungkan. Disini mungkin lebih baik daripada harus panas-panas duduk di lapangan.

___________________

menurut kalian, Lino bagusnya jadi Vampire, Setan, atau apa yaa dalam cerita ini..

jujur masih bingung, soalnya Lino ini banyak banget kemampuannya(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

kalo vote nya nembus 50 vote, aku usahakan update tiap minggu 3 bab.

I hope you guys like this story (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)






WHO IS HE? || MINSUNG✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang