6. Chatting

101 11 1
                                    


Sesampainya dirumah, Seulgi ternyata lupa jika ia harus memberi kabar pada Bos nya jika ia telah sampai dirumah. Namun hari sudah cukup larut, Seulgi baru saja mengakhiri Video Call dengan sahabatnya yaitu Wendy, ia meminta maaf karena niat mereka untuk pergi keluar harus ditunda.

Dilain tempat, yaitu Irene Bos Seulgi sedang sibuk memutar-mutar ponselnya. Berkali-kali ia menghidupkan lalu mematikan ponselnya dengan tidak sabar, nampaknya ia sedang menunggu Seulgi menghubunginya lebih dahulu.

Sedangkan Seulgi ia sibuk mengetik, kemudian menghapus lagi pesan yang ingin ia kirimkan kepada Bosnya. Beberapa kali ia berfikir, ini aneh? Tapi Irene sendiri yang menyuruhnya.

Pada akhirnya Seulgi menghubungi Irene dengan mengirimkan pesan

Seulgi Kang
Saya sudah sampai dirumah, ini Seulgi.✔️✔️

Irene Bae
Kenapa tidak telefon? Mataku lelah untuk membaca pesan dan mengetik.

Seulgi membelalakkan kedua matanya, kenapa Irene cepat sekali menjawabnya? Ia bingung juga dengan permintaan Irene. Sebelumnya mengatakan bahwa Seulgi harus mengirimkan pesan setelah sampai dirumah, tetapi sekarang? CEO-nya itu meminta agar dirinya menelepon. Dan itu hanya untuk mengabarinya?

Seulgi gemetar dan rasanya suasanya menjadi sangat gerah, kenapa ia harus menelepon Irene? Itu yang Seulgi bingungkan, namun ia tetep melakukannya.

"Mom Bos, saya sudah tiba dirumah."

"Ah, ya....kenapa lama sekali menjawabnya? Harusnya kau menjawab lebih awal agar aku tidak menunggu!" balas Irene dingin.

Seulgi yang tak pernah mendapatkan perkataan seperti itu langsung membuatnya terluka, menurutnya ucapan Irene sangatlah kejam. Seulgi bahkan merasa dirinya tak membuat kesalahan, walau benar jika ia terlambat menghubungi Irene karena lupa. Tapi Seulgi tak bisa menerima jika ia disalahkan bahkan dengan nada membentak sekalipun ia sudah menuruti kemauan atasannya itu.

"Yaakk! Kenapa tidak menjawab?! Apa ini sopan?" seru Irene dari sambungan telepon, sedangkan Seulgi sudah lebih dulu menangis tanpa suara.

Seulgi mengingat-ingat juga beberapa kali ia berpapasan dengan Irene dan rasanya semua yang ia lakukan selalu salah, apalagi dengan sifat Irene yang keras dan dingin.

"Mom Bos, apa anda membenci saya? Kenapa rasanya semua yang saya lakukan salah? Apa anda tidak memikirkan perasaan orang lain? Hiks...saya akan mengundurkan diri secepat mungkin jika anda memang tidak menyukai saya." seru Seulgi dengan tangisannya.

"Y-yaa?! S-seulgi??? Halo?" untuk pertama kali dalam hidupnya, Irene merasa dirinya sudah melewati batas. Padahal biasanya ia tak pernah sekalipun peduli dengan orang lain.

Namun, mengapa rasanya berbeda? Padahal Seulgi hanyalah karyawan baru diperusahaannya?

Hari demi hari dilalui Irene, banyak hal yang berubah dari dirinya. Bahkan sejak pertengkaran kecil antara dirinya dan Seulgi. Meski Irene sangat kejam dan dingin, namun karena Seulgi, Irene rela meminta maaf demi berbaikan karena Karyawannya itu mengabaikannya terus menerus. Irene sungguh tidak bisa! Ada apa dengan dirinya? Ia sendiri juga tak tahu.

Walau hari-hari mereka begitu membingungkan, namun Seulgi sendiri sudah tidak takut lagi dengan Irene, tak peduli jika wanita tersebut adalah CEO diperusahaannya. Jika Irene melakukan kesalahan ataupun menegur karyawan lain tanpa alasan yang jelas, Seulgi sendiri langsung turun tangan dan menegur CEO nya. Bukankah sangat pemberani?

Tapi, Irene malah menyukai kehadiran Seulgi yang selalu mendatangi kantornya, ia merasa hari-harinya merasa berbeda sejak kejadian gadis kecil itu. Seulgi begitu menggemaskan dimata Irene.

Dan sekarang mereka sedang berada dikantor Irene, Seulgi yang sibuk merintih kesakitan dan Irene yang terlihat khawatir bahkan sesekali tertawa. Ya, karena kesalahan Irene, dahi Seulgi memiliki luka memar, Irene terpaksa mengopres, atau mereka akan terlibat permusuhan lagi.

"Awhh, Eonnie jangan ditekan ihhh!"

Irene tertawa kecil, "Mian, tak sengaja."

"Kalau tidak mau mengobati pergi saja, Seulgi bisa sendiri kok!" balas Seulgi sembari menggembungkan pipinya kesal, Irene hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Nih pegang!" kata Irene sembari memberikan Kompresan tersebut pada Seulgi, membuat Seulgi benar-benar menyemburkan kemarahannya, tapi bagi Irene itu bukan kemarahan.

"Sudah kuduga, kau tak iklas. Huh!" cibir Seulgi yang kini mulai menciut saat Irene menatap tajam dirinya.

"Masuk mobil, aku akan mengantarmu. Tidak baik anak kecil pulang malam," ujar Irene yang kemudian berjalan begitu saja meninggalkan Seulgi.

"Yakkk! Eonnie aku sudah besar!" Seulgi buru-buru mengikuti Irene dan meninggalkan Kompresan tersebut dengan naasnya.

Sedangkan saat didalam Mobil, Irene sibuk menjawab telepon. Kemungkinan ia memiliki panggilan penting. Seulgi yang datang dengan perasaan dongkol, langsung menghentikan omelannya ketika melihat Irene sedang menelepon. Ia duduk dikursi sebelah Irene dan mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

Namun setelah menunggu begitu lama, panggilan tersebut baru saja berakhir. Irene mendapati Seulgi sudah terlelap, ia juga tak tahu dimana rumah Seulgi, hingga akhirnya Irene memutuskan untuk membawa Seulgi ke Apartement miliknya yang tak jauh dari Perusahaan, karena hanya ini jalan satu-satunya, lagipula besok adalah hari libur. Jadi Irene tak begitu mempermasalahkannya.

"Aku seperti pernah bertemu denganmu, tapi kapan? Kau benar-benar manis dan aku merasa lebih baik sejak mengenalmu. Aku tak tahu,"

Irene memasangkan sabuk pengaman untuk Seulgi dan hal itu membuat Irene termenung karena posisi wajah mereka hampir tak berjarak, apalagi Irene selalu melihat bibir mungil milik Seulgi.

Irene ingin mencium bibir Seulgi sejujurnya, tapi dia juga tidak berani. Alhasil tangannya bergerak mengusap bibir Seulgi secara perlahan.

"Bagaimana bisa terlihat cantik dan menggemaskan seperti ini?" Irene benar-benar menelusuri wajah Seulgi secara perlahan hingga akhirnya turun ke leher jenjang dan bagian tubuh atas Seulgi yang sedikit terbuka. Buru-buru Irene melepas Blazer miliknya dan menutupi tubuh Seulgi agar fikirannya tidak terbang kemana-mana.

"Bae Irene huft, sadarlah!"

Mobil Irene kini mulai melaju menuju Apartement miliknya. Sesekali ia melirik Seulgi yang terlihat kelelahan, namun kenapa terlihat menggemaskan?

Irene tidak tahan jika seperti ini....



......

28.5.23

#bucinseulgi

GAP || SEULRENE ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang