7. You and I

140 15 2
                                    


Irene dan Seulgi kini memasuki Apartement, Irene yang berjalan cepat membuat Seulgi sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya. Hingga akhirnya mereka sampai.

"Kenapa harus terburu-buru?" tanya Seulgi dengan sebal sembari memasuki Apartement tersebut.

"Aku jalan seperti ini, kau saja yang lambat," balas Irene mengejek, untung Seulgi memiliki banyak stok kesabaran dalam dirinya.

Seulgi berjalan mengikuti Irene sampai tidak sadar jika mereka sudah didepan kamar mandi, tepatnya berada didalam kamar milik Irene, "Mau mandi?"

Seulgi menggelengkan kepalanya, "Eonnie bisa duluan, Seulgi habis Eonnie saja,"

"Hmm," Irene memasuki kamar mandi dan Seulgi duduk disofa depan Kasur milik Irene, dengan giat ia menyelesaikan pekerjaannya, karena ini sangat penting.

Beberapa menit kemudian Irene keluar dari kamar mandi dengan dress tidurnya yang cukup terbuka, lengan terbuka yang hanya tergantung tali spagetti pada kedua pundaknya, belahan dada yang sangat rendah sehingga memperlihatkan aset berharga miliknya.

"Mandilah, aku sudah menyiapkan air hangat, pakai baju yang disana" ujar Irene pada Seulgi sembari duduk disebelahnya. Seulgi mematung hampir hilang akal, bagaimana bisa Irene secantik ini? Bahkan jika boleh jujur, Irene sangat Seksi malam ini.

"I-iya Eonnie," Seulgi bergegas pergi ke-kamar mandi dan membersihkan badannya.

Irene hanya bersikap seperti biasa, memang seperti inilah pakaiannya jika dirumah, apalagi tak ada siapapun, ia hanya perlu menggunakan dress tidur serta celana dalam saja.

Irene mengambil Laptop milik Seulgi dan mengeceknya untuk melihat perkembangan Seulgi, karena berkali-kali sempat ia tolak semua hasilnya.

"Pintar juga,"


......GAP

Hari sudah mulai larut, Irene dan Seulgi sudah berada dikasur dan bersiap untuk tidur.

"Selamat malam Eonnie," ujar Seulgi pada Irene dan hanya dibalas dengan senyum paksaan yang terkesan sangat kaku, irene langsung memejamkan kedua matanya, Seulgi menyusul dan tersenyum manis.

Irene merasa sangat gelisah, ia tak bisa tidur, sedangkan Seulgi sudah tidur dengan nyaman disebelahnya, gadis itu tampak nyenyak dan sangat damai ketika tidur.

"Kenapa kita seperti pernah bertemu?" tanya Irene ddan mendekatkan wajahnya tepat didepan  Seulgi, sehingga keduanya hampir tak berjarak sedikitpun.

Irene sangat tertarik dengan bibir Seulgi, ia bahkan rasanya ingin selalu mencium bibir itu setiap waktu, tapi dirinya tak memiliki keberanian untuk itu.

Ia mendekatkan bibirnya dengan bibir Seulgi, hampir menempel, tetapi Irene menariknya kembali. Ia takut jika Seulgi tiba-tiba bangun dan merasa takut padanya.

Namun beberapa menit kemudian, Irene menurunkan selimut yang mereka kenakan, ia bisa melihat jelas lekukan tubuh Seulgi yang kini tengah mengenakan dress tidur miliknya. Sama seperti dirinya, Seulgi juga tak mengenakan Bra didalamnya.

Tangannya bergerak mengusap perut rata Seulgi yang hanya dilapisi kain satin sebagai penghalangnya. Entah kenapa fikiran Irene menjadi semakin liar, bahkan ia semakin menjadi saat Seulgi terasa tak terganggu sedikitpun akan ulah tangan nakalnya.

Irene mengigit bibir bawahnya menahan desahan yang ingin keluar dari mulutnya, ia meminjam tangan Seulgi untuk menyentuh arena bawah miliknya. Tak dipungkiri, jujur Irene menyukai Seulgi sejak pertama kali gadis itu menginjakkan kaki diperusahaannya. Namun, ia berada pada gengsi level tinggi.

Hari sudah semakin larut namun Irene kini malah berada dibalkon kamar miliknya, membiarkan angin malam menusuk kulit tubuhnya yang kini memang mengenakan pakaian terbuka. Ia melamun tak tentu arah, memikirkan karir bahkan kebahagiaan Neneknya yang menjadi halangan terberat dalam hidupnya.

Ia tak bisa menikah dengan seorang laki-laki, apalagi jika dirinya adalah penyuka sesama jenis. Jika Neneknya tahu, pasti nasibnya akan sama seperti Kakak perempuannya dulu.

"Eonnie? Kenapa diluar?" Irene terkejut saat tiba-tiba Seulgi muncul disebelahnya, sepertinya ia terlalu sibuk melamun.

"E-em, kenapa kau bangun? Tidurlah diluar sangat dingin."

"Eonnie, kau sangat perhatian." Seulgi tersenyum menatap Irene.

"Jangan salah paham, jika kau sakit nanti perusahaanku akan berantakan. Apalagi kau sedang memegang pekerjaan utama untuk saat ini."

Seulgi tersenyum dan menggelengkan kepalanya, Irene memang sangat gengsi untuk mengungkapkan perhatiannya. Tapi bagaimanpun Seulgi sendiri tahu jika Irene memang sosok yang baik, hanya mungkin karena suatu hal yang dilewatinya sejauh ini sepertinya mengubah sifatnya.

"K-kau, jangan melihatku terus,"

"Eonnie cantik," celetuk Seulgi membuat Irene memalingkan wajahnya.

"Anak kecil masuk saja kekamar, nanti masuk angin aku yang repot,"

Seulgi tak mengubris, kapan lagi ia bisa sedekat ini dengan Idolanya? Seorang wanita yang sejak kecil Seulgi kagumi kebaikannya.

"Emm, Eonnie. Bolehkah aku memelukmu? Sekali saja...emm k-kalau tidak boleh gapapa. Maaf Seulgi t-"

"Boleh," balas Irene singkat padat jelas, bahkan ia masih mempertahankan wajah dinginnya itu.

Seulgi memeluk Irene dengan tenang dan menatap Bos nya itu dari bawah, Irene terlihat jelas sangat cantik, sedangkan Irene membatu seketika, ia merasakan panas menyapu tubuhnya. Tak lama kemudian Seulgi melepas pelukan tersebut dan berlari menuju kasur untuk melanjutkan tidurnya.

Irene memegang dadanya, jantungnya berdetak cepat bahkan merasa hampir tak bisa bernafas saat Seulgi memeluknya.

"Andai lebih lama lagi..." gumam Irene sembari melihat Seulgi dari luar, gadis itu sudah kembali tertidur dengan cepat.



GAP SEULRENE VER -


29 Juli 2023....


Gimana gimanaaa?

GAP || SEULRENE ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang