Chapter 3 (ilusi?) [failed]

36 2 0
                                    

Sebelumnya.. eps 2

Saat Ayuna melirik ke bahu nya yang di sandari oleh sang pria gila itu. Belum sempat melihat ekspresi wajah pria gila itu, tiba tiba ada yang berkata. "Maksud lo apasii? ngomong pakai bahasa yang gue ngerti dong."

Ayuna tersadar bahwa itu suara Serena. Dan semua yang di lihat oleh Ayuna seketika menjadi gelap gulita dan si gila itu hilang begitu saja.

---

Ayuna membuka mata nya dan melihat langit langit rumah dengan penglihatannya yang samar samar. Melihat ke arah sumber suara yang begitu nyaring sehingga membuat ayuna tersadar dari tidurnya.

Arah tersebut berasal dari luar. Ayuna bangkit dari tempat tidurnya, ia berjalan ke arah pintu dengan perlahan lahan di karenakan rasa sakit kepalanya.

Di tambah keributan yang ada di luar ruangan yang semakin membuat rasa sakit kepala Ayuna semakin menjadi jadi. Belum sesampai di tempat tujuan tiba tiba tubuh Ayuna kehilangan keseimbangan.

Tubuh Ayuna bersandar ke dinding untuk mempertahankan posisi berdirinya. Suara pintu terbuka di sana terdapat Serena yang kaget.

Ayuna tanpa berpikir apa yang terjadi pada tubuhnya, ia berjalan ke arah Serena sehingga tubuh Serena langsung bergerak lari untuk menangkap Ayuna yang ingin jatuh.

BRUKK.. "Ayun!!" Ujar serena yang telah berhasil menangkap tubuh Ayuna sebelum Ayuna mencium sebuah lantai yang dingin tersebut.

"Ayok pelan pelan," ucap Serena dengan memapah tubuh Ayuna dengan hati hati dan pelan pelan ke arah ranjang.

Serena melepaskan Ayuna di atas kasur dengan hati hati, lalu menumpuk 3 bantal agar Ayuna dala posisi fowler (setengah duduk). "Bentar, gue mau ambil air keran dulu, eh air minum.. sebentar," paniknya Serena sehingga salah pengucapan.

"Nih airnya, obatnya ini.. terus terus apa ini? abis makan? As-- eh, Astagfirullah, lupa.. bentar gue buatin telor dadakan," yah Serena masih dalam keadaan panik lalu pergi begitu saja tanpa menutup pintu kamar Ayuna.

Tok tok tok.. Suara ketukan pintu yang membuat Ayuna terbangun dari pejaman matanya. Di sana terdapat seorang pria yang mengenakan baju formal yang tak asing bagi Ayuna, pria tersebut tersenyum lalu menghampiri ke arah Yuana.

Yuana hanya menatap pria tersebut yang menghampirinya. Lalu pria itu menaiki tubuh Ayuna tepat berhadapan dengan Ayuna.

Pria itu meninggikan tangannya dengan sebuah pisau digenggamannya yang bersiap untuk membunuh Ayuna.

Ayuna tak mampu bergerak karena tubuhnya sudah tak ada tenaga untuk kabur, di tambah lagi keadaan kepala Ayuna yang masih sakit. Jika ia masih ada tenaga mungkin saja ia bisa melarikan diri.

Disana Ayuna hanya pasrah dan menerima takdirnya. Tidak ia sangka ia akan mati dengan keadaan seperti ini.

"Ini telor dadakan akan tiba, yang mulia Ayuna," ucap Serena yang berjalan ke arah kamar Ayuna. Apakah Serena akan panik melihat seorang temannya akan di bunuh oleh orang asing?

Ayuna menatap ke arah Serena yang membawa sebuah makanan. Tapi entah kenapa ia begitu santai, seakan akan tak terjadi apapun.

Lalu Ayuna kembali lagi menatap sang pria yang ingin membunuhnya, Ayuna kaget mengapa pria itu tidak ada?

Apa itu hanya ilusinya saja? Dikarenakan kecapean? Atau ilusi itu dikarenakan ia terlalu serius menganggap mimpi itu nyata?

"Ayuna, ayok makan terus minum obat.. sini gue suapin.. lu jangan nolak kalo nolak, gue bakalan slepet pakai sarung," marahnya Serena dengan nada pelan kepada Ayuna.

Killer ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang