10. Mau daftar

777 64 18
                                    

"Eungh.." Hyunsuk membuka mata.

Betapa terkejutnya saat Hyunsuk membuka mata menampakan Jihoon dengan senyuman yang sangat manis, ia berada diatasnya dengan jarak yang sangat dekat.

Ia membolakan matanya dan reflek mendorong Jihoon agar menjauh darinya. Karena belum siap untuk mendudukan diri, Hyunsuk merasa sangat pening.

"Shh.." Jihoon panik saat melihat Hyunsuk meringis memegang kepalanya.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Saya panggilin dokter ya" Jihoon beranjak ingin memencet tombol Nurse call tetapi dicekal oleh Hyunsuk.

"Gausa" Hyunsuk menggeleng.

Jihoon mengambil segelas air dan memberikan ke Hyunsuk. "Minum dulu"

Jihoon memencet tombol agar posisi ranjang Hyunsuk menjadi duduk, ia menerima gelas dari Jihoon dan meminumnya hingga kandas.

"Masih pusing?" Jihoon bertanya.

Hanya dijawab gelengan oleh Hyunsuk. "Mau makan sekarang apa nanti aja?"

Hyunsuk geleng. "Gak laper"

Padahal Hyunsuk sudah 3 hari tidak makan, ia hanya merokok dan meminum alkohol.

"Yaudah habis saya mandi, makan yaa"

Jihoon pun mengambil handuk lalu pergi mandi. Tak lama kemudian Jihoon selesai mandi, handuk mengalung dilehernya sekali-kali ia menggusak rambutnya dengan handuk.

Ia melihat Hyunsuk memandang jendela dan melamun. "Suk"

Hyunsuk mengerjap, ia yang sedang menatap jendela mengalihkan padangannya ke Jihoon.

"Makan ya" Jihoon mengambil nampan yang berisi makanan lalu diletakan di meja ranjang Hyunsuk.

Hyunsuk menggeleng pelan, "Saya suapi" Ia mulai menyendok lalu menyodorkan ke Hyunsuk tapi Hyunsuk enggan membuka mulut.

Jihoon menghela nafas. "Kenapa gamau makan hm?"

"Gak laper"

"Makan sedikit aja ya?"

Jihoon mencoba membujuk Hyunsuk, ia kembali menyodorkan sendok tetapi Hyunsuk tetap menolak.

"Sesuap"

Hyunsuk menggeleng,

"Sepotong"

masih menggeleng,

"Segigit"

tetap menggeleng,

"Sebutir"

"Gue gamau makan, Ji"

Jihoon meletakan sendoknya, ia menyerah. Jihoon menarik nafas panjang agar tidak tersulut emosi dengan Hyunsuk yang sangat keras kepala.

Tiba-tiba kepala Jihoon muncul lampu bercahaya yang artinya ia memiliki ide.

Jihoon menatap Hyunsuk yang sedang melamun, "Suk" panggilnya.

Kerutan dialis sebagai jawaban, "Keras kepala juga butuh tenaga tau"

"Maksudnya?" Hyunsuk bingung.

"Butuh tenaga buat kamu ngebantah omongan saya dan melawan saya biar saya pergi dari kehidupan kamu"

"Ngelawan dunia yang kejam, itu butuh tenaga. Kalo kamu makan dan punya tenaga kamu bisa hidup lebih kuat, dan bisa ngelawan semuanya. Liat bahkan tangan kamu yang kamu lukai aja ga buat kamu mati, cuma buat kamu nangis dan meringis. Itu karna apa? Karna kamu punya tenaga buat ngelawan rasa sakit itu, Suk"

Luluh •HoonSuk•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang