Bab 9 - Ancaman

40 10 8
                                    

Ask tersenyum puas. Menjelang dini hari. Ia berhasil menemukan senyawa
etilen glikol dalam jumlah yang sangat besar.

Etilen glikol sendiri adalah zat kimia yang memiliki efek toksik atau beracun jika terkonsumsi melebihi batas aman. Keracunan zat kimia tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan hingga gagal ginjal akut.

Untuk aturannya sendiri. Berdasarkan registrasi obat di Venesa. 
Semua produk obat sirup untuk anak maupun orang dewasa yang beredar di Venesa tidak diperbolehkan menggunakan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Pasalnya, rata-rata sediaan obat yang di resepkan di bangsal VVIP sebagian besar menggunakan sediaan obat sirup.


Kendati demikian, kontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol kemungkinan bisa terjadi pada obat yang menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin atau gliserol sebagai zat pelarut. Keempat bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan berbahaya atau bahan yang dilarang digunakan dalam pembuatan obat sirup.

Sesuai standar baku di Venesa, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran etilen glikol dan dietilen glikol adalah sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Konsumsi melebihi TDI dapat berakibat fatal jika tidak segera tertangani.

Dalam kasus ini, Ask menemukan bahwa formulasi Etilen Glikol di kembangkan secara bertahap kepada pasien VVIP.

Sehingga efek samping dari uji coba obat tersebut menyebabkan pasokan darah di pembuluh darah menuju batang otak terputus. Kondisi ini ditandai dengan gangguan penglihatan dan pendengaran, serta sulit bicara dan menelan. Selain itu penderitanya juga bisa mengalami mati rasa dan sulit menggerakkan salah satu sisi tubuh.

Daripada itu, Ask juga menemukan senyawa baru yang tidak bisa diindetifikasi. Tetapi memiliki sifat yang sangat berbahaya bagi tubuh. Kedua senyawa inilah yang menyebabkan suplai darah ke otak menurun drastis.

Pasalnya, tanpa suplai darah yang mengandung oksigen, jaringan atau organ tubuh tidak bisa bekerja.

Akibatnya, kondisi ini bisa mengakibatkan hal-hal yang membahayakan, misalnya serangan jantung dan stroke. Ketika bagian tubuh tidak memiliki suplai oksigen yang cukup disebut iskemia. Gejala yang muncul bisa berbeda-beda tergantung area mana iskemia ini terjadi. Tetapi di kasus ini, semua pasien mendadak mengalami mati batang otak.

Ask benar-benar tidak habis pikir dengan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ini sangat menakutkan dan  berbahaya, jika dibiarkan lebih lanjut. Formulasi obat yang dikembangkan, seperti tidak memiliki nilai kemanusiaan.

Ask mengepalkan tangan dengan geram. Urat-urat di sekitar lehernya tampak mencuat keluar. Emosi mulai kembali menguasainya.

Segera, Ask membereskan semua barang-barangnya. Dibersihkan semua peralatan dan hasil eksperimennya tanpa sisa.

Dia tidak bisa  tenang. Memikirkan akan jatuh korban-korban selanjutnya dari insiden ini. Tubuh Ask merinding, memikirkan kemungkinan paling terburuk. Sialnya, orang-orang itu akan melemparkan tanggungjawab tersebut ke pada dirinya dan Ask sadar betapa fatalnya, jika itu terjadi. Tidak, secara harfiah sudah terjadi.

Ask tersenyum tipis. Lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 03.00 AM. Ask berencana tidur sebentar. Sebelum pergi melabrak pihak rumah sakit dengan sikap mereka yang di luar hati nurani manusia.

...

Entah berapa lama Ask tertidur. Dia mulai terusik saat mendengar suara dua gadis remaja yang terkikik tidak jauh darinya. Dia merasa, baru saja tertidur, sebelum rasa lelapnya terusik.

Kasur lipat yang Ask tempati berada jauh di rak buku paling belakang. Area tersebut, memang jarang sekali dilewati orang. Ask sengaja memilihnya agar tidak diganggu. Akan tetapi, siapa yang bisa mengira ini bisa terjadi.

Tidak ingin menjadi bahan tontonan dan candaan para gadis remaja tersebut. Ask pun buru-buru bangun. Dia khawatir, remaja itu tiba-tiba mengenalinya dan Ask tidak ingin rencananya hari ini gagal. Akibat bertambahnya masalah baru.

Kantuk Ask lenyap. Hari ini, dia akan kembali ke rumah sakit dan menantang balik pada orang-orang yang menjebaknya. Sekaligus, membuat perhitungan bagi mereka semua.

...

Tanpa ragu, Ask membuka kantor Kepala Departemen begitu tiba-tiba, sedikit mendobrak dan membantingnya kasar. Perbuatannya tersebut, membuat pria separuh abad ini hampir tersedak dari teh yang ia minum dari cangkir.

"Ya Tuhan! Ask? Kau hampir membuatku kena serangan jantung."

Kepala Departemen sibuk membersihkan kemejanya yang sedikit basah. Binar matanya menunjukkan kekhawatiran akan ancaman yang sedang berada di hadapannya.

"Aku perlu bicara," ujar Ask tanpa basa basi.

"Bicara apa lagi? Kau tidak tahu? Wajahmu sudah tersebar ke seluruh koran kota."

"Ya, aku tahu," sahut Ask malas. Bersikap itu bukan hal yang penting dan membuat Kepala Departemen geram pada sikapnya yang congkah.

"Kau cari mati." Dia membalas

"Itu yang kulakukan," balas Ask santai. Seolah tidak terprovokasi.

Kepala Departemen Farmasi menggeleng heran. Tidak menduga jalan pikir Ask, bahkan di kondisi seperti ini. Tidak, Kepala Departemen rasa, jika dia tidak bersikap seperti itu. Itu bukanlah Ask yang ia kenal.

Sebelum mereka sempat berbicara lebih jauh. Para petugas keamanan yang sebelumnya mengejar Ask dari lobi rumah sakit. Tiba di depan ruangan departemen farmasi dengan napas tersenggah-senggal.

"Tangkap buronan ini!" Kepala Departemen menunjuk Ask. Dia tersenyum licik penuh kemenangan karena Ask akan segera tertangkap. Melihat kondisi sekarang, Kepala Departemen yakin, Ask tidak punya kesempatan untuk melarikan diri.

"Kau bilang, aku meresepkan obat yang belum lulus uji coba, 'kan?" tanya Ask. Masih tampak tidak mencemaskan keadaan sekitar

"Y- ya." Alis Kepala Departemen bertaut bingung.

"Oke, tunjukkan padaku jenis obat tersebut."

"Kau yang membuatnya. Kenapa minta aku untuk menunjukkannya. Mana aku tahu."

"Kau tidak mau, Ketua? Oke, teh mu itu ada racun. Tidak, semua saluran air di rumah sakit ini telah aku cemarkan. Bahkan air yang kau gunakan untuk mencuci peralatan tersebut sudah terkontaminasi."

Wajah Kepala Departemen mendadak memucat. Dia hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Kalian punya waktu 3 jam untuk itu." Ask mengancam. "Tunjukkan jenis obat yang kalian tuduhkan padaku. Lalu aku akan memberikan penawarnya. Ya, jika kau tidak ingin melihat berita besok pagi bahwa ada kematian massal di rumah sakit Venesa."

"Dasar gila!" Kepala Departemen membentak Ask. Cangkir yang semula digunakan untuk minum. Jatuh dari atas meja dan pecah. "Kau meracuni semua orang!"

"Kalian yang menjebakku. Aku hanya melakukan hal yang sama. Sekarang tunjukkan!"

Ask tidak akan segan-segan sekarang. Dia duduk di sofa tamu sambil mengangkat kaki. Tidak peduli, dengan caci maki atasannya yang terus merutukinya.

Lalu dia melirik pada para petugas keamanan dengan tatapan menyindir. "Pilih, tangkap aku atau melihat semua orang mati. Kalian ingin yang mana?"

Aesculapius (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang