5. Keluarga Sempurna

77 27 4
                                    

Bian hanya bisa membatin begitu melihat keadaan rumah sang ibu yang tak ubahnya seperti kapal pecah. Meskipun sangat hafal tabiat Sarah, tetap saja remaja 17 tahun itu tidak pernah terbiasa dengan kebiasaan buruk vampir pemalas yang kebetulan berstatus sebagai ibu kandungnya.

"Sarah, apa sangat sulit sekadar memasukkan baju ke keranjang kotor alih-alih melemparnya ke sembarang arah?" Bian mengomel dari ambang pintu kamar. Baju bekas pakai terserak di lantai, baju-baju bersih yang batal dipakai tertumpuk di kasur, tergumul bersama seprai dan selimut kusut. Satu-satunya yang tampak rapi dan bersih di kamar itu hanyalah meja rias sang ibu, sebab Sarah sangat memperhatikan kecantikan dan menyayangi semua produk perawatan kulit atau perias wajah.

"Maaf, aku buru-buru, kemarin ada rapat penting," kata Sarah sembari mengotak-atik ponsel yang diletakkan pada holder. Wanita itu tidak begitu acuh pada ekspresi sebal dan ocehan sang anak sebab sudah terlalu sering mendapatkannya. Bukan hanya dari Bian, Nathan pun sering mengeluhkan hal yang sama dan hal itu menjadi salah satu pemicu keributan rutin mereka nyaris setiap hari.

Nathan pernah—bahkan sering meminta agar keduanya berpisah kamar karena tidak tahan dengan kebiasaan buruk istrinya, tetapi permintaan itu malah direspons dengan air mata buaya dan janji—omong kosong—Sarah yang sangat mudah meluluhkan hati pria bermarga Kim itu.

"Sarah, kemarilah dan bereskan kamar—"

"Sst!" Sarah menempelkan telunjuk kanan di bibir seraya menatap Bian di kamarnya dari ruang tengah. "Jangan berisik, aku baru saja memulai live Instagram."

Dengkusan kasar Bian otomatis terdengar. Remaja itu berkacak pinggang sambil menatap jengkel sang ibu yang mulai menebar senyum manis di depan kamera ponsel.

"Belakangan aku sibuk, jadi tidak sempat mengunggah apa pun, apalagi melakukan live Instagram," kata Sarah setelah melihat komentar pengikutnya. "Benar!" Wanita itu kembali menyahut dengan antusias. "Karena sebentar lagi musim panas, aku memang sedang mempersiapkan desain pakaian terbaru, oh iya, Vanilla Blossom juga akan merilis produk baru dan tentu saja ini sangat cocok untuk kulit pada udara panas yang akan datang!"

Selain membicarakan Nathan dan anak-anaknya, hal lain yang membuat Sarah sangat bersemangat adalah membahas mode dan produk-produk kecantikan. Dari mulut ibunya sendiri, Bian tahu Sarah pernah berkuliah di bidang farmasi dan desainer puluhan tahun lalu, tetapi baru merintis usaha di bidang mode dan perawatan kulit sepuluh tahun lalu atas usulan Nathan.

"Apa? Pembohong?" Sarah membelalak begitu membaca komentar yang menyinggungnya. "Kenapa aku disebut pembohong? Aku serius saat bilang akan meluncurkan produk—apa? Aku bohong soal usiaku? Astaga!" Wanita itu sontak tersenyum lega setelah mengetahui bahwa penonton yang berkomentar hanya bercanda.

"Kenapa kalian pikir aku berbohong soal usiaku?" Bibir Sarah mengerucut, lalu mengulas senyum tidak lama kemudian. "Aku benar-benar 36 ta—eh ...." Sarah mengingat-ingat sejenak usia palsunya. "Ah, 38 tahun. Tahun ini seharusnya aku 38 tahun, sungguh, aku tidak bohong. Kenapa kalian mengira aku masih 25 tahun? Bukankah kerutan samar di dekat mataku menunjukkannya dengan jelas?"

Wanita itu tersenyum malu-malu, sementara Bian yang melihat dari kejauhan meringis malu atas tingkah sang ibu yang haus pujian. Jelas-jelas dia tahu tidak ada sedikit pun kerutan di wajahnya, tetapi wanita itu tetap merendah demi mendapat pujian lebih banyak.

Sekarang, Bian bertanya-tanya, bagaimana bisa—dulu—ayahnya tertarik pada wanita senarsis Sarah?

"Ah, sungguh? Tidak terlihat? Padahal aku tidak sedang memakai filter." Sarah mendekatkan wajahnya pada kamera ponsel. "Masih tidak terlihat? Hm, mungkin karena efek cahaya? Memang, sih, garisnya sangat halus sampai nyaris tidak terlihat, tetapi tetap saja itu artinya di wajahku terdapat kerutan. Bagaimanapun, usiaku sudah 38 tahun dan anak tertuaku telah berusia 17 tahun," imbuh Sarah yang masih bersemangat untuk menyombong.

Normal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang