“Jika nyatanya lo baik buat gue, lantas mengapa lo pergi?”
Aliyan Putra Ferdian°°
Lintania kini terpaksa tidak pulang ke rumah, mengingat hari ini dia harus kembali latihan paskibra lagi. Dan di tambah dia harus kerja kelompok untuk kelasnya. Haruskah Lintania mengubah dirinya jadi dua bagian sekarang juga?
Terdengar jelas aba-aba Gara sang danton di telinga nya, Lintania bergerak kesana kemari sesuai instruksi Gara. Terik dan panas sudah sering Lintania rasakan, bahkan tidak makan nasi seharian pun pernah juga gadis itu rasakan.
Tapi, Lintania juga sangat senang menjalani ini meskipun rasanya terlihat sangat berat. Dibalik ini semua Lintania dapat mengetahui dunia luar yang belum sama sekali dia kunjungi.
“Tanpa penghormatan umum, balik kanan bubar jalan!” Gara menginstruksikan, kali ini semua pasukan bubar untuk pulang ke rumah masing-masing.
Bersyukurlah Lintania untuk saat ini karna latihan tidak sepadat biasanya dan dia bisa membagi waktu untuk tugas kelas nya.
“Tan, besok jangan lupa ya jenggel yang ada di rumah bawa. Biar pulang sekolah kita langsung latihan pake jenggel.” Kata teman sebaris Lintania, yaitu Sharena Yunita.
“Iya Ren, besok gue bawa.”
Usai mengatakan hal tersebut, Lintania dan juga Patricia pamit meninggalkan teman paskibra nya. Dan kini dia kembali untuk ke kelas nya, sambil menunggu beberapa temannya yang belum datang untuk bersih-bersih.
Mengingat walas mereka merupakan guru yang sangat teliti. Di tambah lagi sang KM memiliki jiwa tegas, tentu membuat semua anak murid takut. Bahkan kelas mereka sendiri sering banget di bicarakan oleh guru-guru karna rapi dan bersih. Dan hal itu yang selalu membuat mereka banyak musuh, karna kelas lain merasa tersaingi oleh kelas mereka.
“Pat, gue cape banget. Boleh minum es ga sih? Haus tau.” Lintania mengelap pelipisnya yang banjir oleh keringat.
“Minum tinggal minum Tan, gue ga akan ngebiarin lo mati kehausan.” Sahut Patricia.
“Tapi gue males banget ke kantin, jauh.”
Lintania dan juga Patricia mulai menaiki tangga secara satu persatu, mengingat kelas dia ada di atas dan paling ujung hal ini yang harus ia lakukan setiap hari.
“Heleh. Kantin deket begitu, kecuali nih kantin lo ada di Dubai baru deh lu ngeluh tiap hari.” Patricia berjalan mendahului Lintania yang masih mengeluh soal meminum es.
“Hehehe, habisnya gue mager.”
Begitu sudah sampai di koridor dia melihat beberapa kelas, ada sebagian anak yang sedang asik untuk mempersiapkan kelas mereka menjadi rapih. Sebenarnya lomba kali ini tema nya adalah menghias kelas dan juga membuat Mading. Di tambah kelas pun juga harus bersih jadi mereka semua menjalankannya dengan semangat tentunya.
Tapi hanya cover nya saja sih.
“Eh iya, Radit udah sampe belum?” Lintania bertanya saat mereka berdua sudah sampai di depan kelas yang masih terkunci. Karna kunci kelas ini ada di KM mereka, jadi tidak bisa membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IYANA
RomanceDILARANG KERAS MEMPLAGIAT CERITA SAYA! °° "Kamu menjadi penyembuh luka aku, atau jadi luka part 2 untuk aku?" Lintania Anara Putri, gadis manis yang selalu gagal dalam soal percintaan entah itu dalam hal di cintai atau mencintai. Tetapi di balik it...